Bab 11 - Perih

9.7K 303 38
                                    

"Aku tidak mencintainya. Tapi, mengapa aku mengharapkan cinta darinya?"
–Gretha Juwita Alvarendra

~Happy Reading~


Veno yang baru saja tidur siang pun terbangun, karena samar-samar ia mendengar suara tangisan. Ia pun melangkahkan kakinya menuju tangga.

Saat sudah berada di tangga. Alangkah terkejutnya ia, melihat istrinya sedang menangis sambil memeluk anaknya.

Ia pun berjalan menuju ruang keluarga untuk menghampiri mereka. Mika yang melihat kakaknya ingin membuka suara pun segera menghentikannya. Lalu ia menarik tangan Veno, sehingga terduduk di atas sofa.

"Mereka kenapa?" Tanyanya pelan pada sang adik, sambil melihat ke arah keduanya.

"Tadi Kak Gretha pengen gendong Alex, tapi Alex nya malah marah-marah, dia bilang kalau Kak Gretha ngerebut Kakak dari Kak Fany. Terus dia nangis, Kak Gretha pun juga ikutan nangis deh," jelasnya.

Veno menghampiri keduanya. Ia memeluk mereka berdua sambil mengusap punggung badan Gretha. Gretha yang merasakan usapan di punggungnya pun langsung berhenti menangis dan melihat sang pelaku yang mengusapnya.

Setelah dia melihat Veno memeluk mereka, bukannya tangisan itu berhenti. Ia malah menangis kembali. Entah kenapa dia merasa terharu bercampur senang karena dipeluk oleh suaminya itu.

Beberapa menit kemudian, keduanya sudah mulai berhenti menangis. Veno yang melihat mereka berdua sudah mulai tenang pun bangkit, lalu duduk di sofa.

"Kalian udah tenang?" Tanyanya yang dijawab anggukan oleh keduanya. Entah kenapa, Veno merasa lucu melihat ibu dan anak di depannya ini.

Mereka memasang wajah yang cemberut dengan mata bengkak dan hidung yang memerah. Apalagi sang istri yang memiliki pipi tembam, ingin rasanya ia mencubit itu.

"Sudah," jawab keduanya.

Alex pun turun dari pangkuan Gretha dan berpindah ke samping ayahnya. Veno pun segera mengangkat Alex ke pangkuan dirinya dan mengelus Surai hitam anaknya itu.

"Alex gak boleh bicara begitu sama Mama Gretha. Sekarang Mama Gretha sudah menjadi Mama kamu juga. Jadi Alex harus sayang sama Mama Gretha, seperti Alex sayang ke Mama Fany ya, Nak," ucapnya memberi pengertian kepada Alex.

"Tapi Alex gak mau punya mama tiri, Papa. Kata teman Alex di sekolah, Mama tiri itu jahat, suka mukul. Alex gak mau dipukul sama Tante Gretha," ucapnya sambil memanyunkan bibir.

"Mama Gretha baik kok Nak, gak bakal mukul kamu, tuh lihat ke arah Mama Gretha," suruhnya, sambil menolehkan kepala anaknya ke arah Gretha, yang sudah tersenyum disana.

Alex melihat ke arah Gretha yang sedang tersenyum kepadanya. Namun, ia tetap takut kepada mama tirinya itu. Ia sering sekali mendengar kejahatan-kejahatan yang dilakukan mama tiri temannya di sekolah.

Ia langsung memeluk ayahnya, dan menenggelamkan wajahnya di dada sang ayah.

Mereka yang melihatnya hanya menghela nafas panjang, sedangkan Gretha tersenyum kecut.

"Sudahlah jangan dipaksa. Alex masih kecil," ucap Gretha kepada Mika dan Veno. Mereka pun mengangguk membalas ucapan Gretha.

🥀🥀🥀

"Oh iya Kak, kita besok ke Balinya, boleh ajak Alex gak?" Tanyanya kepada sang suami. Mereka saat ini berada di balkon kamar Veno. Sedangkan Alex, bocah itu sudah tertidur di atas ranjang.

"Bukannya kita aja ya, Alex nanti pulang aja sama Mika. Lagian ini kan bulan madu kita, takutnya kamu kerepotan kalau harus mengurus Alex sekalian." Ia sengaja mencari alasan untuk tidak mengajak Alex.

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang