"Satu di antara jalan terindah untuk beribadah kepada Allah adalah melalui pernikahan."
~Happy Reading~
•
•
•Saat ini, Veno tengah mengancing kemeja kerjanya di walk in closet. Gretha menghampiri suaminya dengan senyum manisnya.
"Mas mau dibantuin?" tanyanya kepada Veno yang sudah melihat ke arahnya.
Veno ikut tersenyum, kemudian mengangguk mengiyakan.
Gretha pun, mendekat ke arah Veno, dan berdiri di hadapan pria itu untuk membantunya mengancingkan kemeja yang masih belum terkancing dengan sempurna. Ia mengambil dasi Veno, lalu membantu memasangkannya dengan rapi.
Setelah itu, Gretha mengambil jas yang sudah disediakannya sedari tadi di atas sofa untuk dipakai oleh Veno. Setelah semua pakaian suaminya rapi, ia tersenyum ceria dengan tangan yang menepuk-nepuk dada sang suami.
"Makin ganteng deh, duda satu nih," gumam Gretha melihat tampilan suaminya.
Veno yang masih jelas mendengar gumaman istrinya, menatap tak suka.
"Emang aku duda?" tanyanya dengan raut kesal yang kentara terlihat di wajah tampannya.
Gretha mengangguk. "Iya, lah. Kan, kamu suaminya Fany," ucapnya santai.
Veno menarik hidung Gretha pelan. "Terus aku bukan suami kamu gitu?"
Gretha menyengir kala mendengar pertanyaan dari Veno. "Suami, Mas. Tapi, kamu kan dulu duda."
Veno mendengus kesal. "Kan dulu Sayang, sekarang enggak lagi." Veno menarik pinggang Gretha, kemudian melingkarkan kedua tangannya di pinggang gadis itu. "Sekarang aku suami kamu. Jadi, aku bukan duda lagi."
Gretha hanya mengangguk dengan bibir yang tersungging sebuah senyuman.
"Mas mencintaimu, Sayang."
Gretha terpaku mendengar pengakuan cinta dari suaminya. "Aku nggak salah dengar, mas?"
"Nggak Sayang, mas cinta sama kamu. Perasaan itu sudah lama sekali muncul, tapi mas gengsi untuk mengungkapkannya," tutur Veno dengan kepala yang terus menunduk, menatap wajah istrinya.
Gretha tersenyum hangat. Ia mengalungkan kedua tangannya di leher Veno dengan kaki yang sedikit menjinjit, kemudian mengecup pipi kanan suaminya, cepat. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman. "Iya, Masku Sayang. Aku juga mencintaimu."
Telinga Veno memerah. Ia mengulum bibirnya, menahan senyuman. "Kamu bilang apa tadi?" tanya Veno berpura-pura tidak dengar.
Gretha melepaskan tangannya dari leher Veno, kemudian membalikkan badannya dan melangkah menuju ranjang.
"Nggak ada tuh," cicitnya, yang melihat Veno juga ikutan keluar dari walk in closet.
Veno kemudian mengambil tas kerjanya yang berada di sofa, lalu menghampiri Gretha yang masih terus memperhatikannya.
"Mas pergi dulu ya, Sa-yang," goda Veno dengan penekanan di akhir kalimat. Ia mengacak-acak rambut Gretha, pelan.
Gretha mengangguk malu, kemudian menyalami tangan suaminya. Setelah itu, mengantarkan Veno sampai ke depan rumah.
Gretha yang melihat mobil Veno sudah melaju pergi, segera menutup pintu rumahnya. Kemudian berlalu pergi ke dalam kamar lamanya untuk mengambil sesuatu. Ia membuka lemarinya dan mengambil barang yang selama ini ia sembunyikan di sudut lemari paling atas.
Gretha mengeluarkan satu per satu barang yang ada di dalam paper bag itu. Kemudian mendesah kecewa melihat lingerie yang dirinya dan Mika beli dulu, berukuran besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Widower's Fat Wife [End]
Romance⚠️ZONA BAPER⚠️ Menikah dengan suami sahabatnya sendiri? Tidak pernah ada di dalam kamus seorang gadis bernama Gretha. Gretha, si gadis bertubuh overweight, mengalami hal yang tidak pernah sama sekali dibayangkannya akan terjadi. Ia berharap menikah...