Bab 7 - Makan malam keluarga

4.7K 214 51
                                    


"Perasaan tidak dihargai dan diremehkan membuat hatiku terasa luka dan teriris-iris."

~Happy Reading~



Setelah prosesi lamaran selesai, kedua belah pihak pun berencana pergi ke restoran yang berada tidak jauh dari kediaman Alvarendra. Mereka menunggu Nana yang sedang menelpon temannya dan Gretha yang dibujuk oleh Risa untuk ikut bersama Veno.

Awalnya Gretha ingin ikut bersama papa nya. Namun, belum sempat masuk ke dalam mobil, ia sudah dihentikan oleh Risa yang menyuruhnya untuk naik mobil Veno saja. Kebetulan Veno membawa mobilnya sendiri. Sedangkan Alex, ditinggal di rumah bersama Mika.

Di sepanjang perjalanan, hanya ada keheningan saja yang menyelimuti suasana di dalam mobil Veno. Kedua manusia berbeda kelamin tersebut, hanya diam membisu, tanpa ada satupun yang membuka suara untuk memulai pembicaraan. Mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Emhh ..., Gretha.  Aku hanya ingin bilang satu hal sama kamu, sebelum kita menikah nanti," ucapnya memulai pembicaraan.

Gretha menoleh ke arah Veno. "Silahkan kak."

"Aku hanya ingin mengatakan kalau aku masih cinta sama Fany, dan tidak ingin membuka hati untuk wanita manapun termasuk kamu. Jadi, jika setelah kita menikah, tidak akan ada yang namanya cinta di antara kita. Kamu tidak masalah, kan?"

Gretha yang mendengarnya pun seketika kesal. Ia merasa dianggap seperti pengemis cinta oleh pria dingin disampingnya ini.

"Gak masalah kok, lagian aku juga gak cinta sama Kakak. Tapi, Kak tenang aja. Aku akan tetap melaksanakan kewajibanku sebagai seorang ibu dan istri, pastinya," ucapnya dengan ketus.

Veno yang mendengar nada tidak bersahabat itu pun, mengernyit heran. Apakah ada yang salah dengan ucapanku?" Pikirnya.

Tak berapa lama kemudian, setelah pembicaraan di antara keduanya terjadi. Tibalah mereka di depan restoran bernuansa jepang, yang terlihat sederhana namun terkesan mewah itu.

Veno pun memarkirkan mobilnya di parkiran paling pojok restoran. Karena hanya itulah tempat yang tersisa.

Mereka berdua pun keluar dari mobil dan berjalan bersampingan. Namun, ada seorang pria yang sepertinya sedang terburu-buru, tidak sengaja menabrak tubuh gempal Gretha.

Brukk

Gretha pun terjatuh. Pria yang menabraknya segera berbalik menghampiri Gretha. Ia membantu Gretha untuk berdiri. Kemudian meminta maaf karena tidak sengaja menabraknya.

Gretha pun langsung memaafkannya. Tanpa mereka sadari, Veno yang sedari tadi menyaksikan drama jatuh ala India kuno tersebut, mengepalkan tangan dengan wajah yang memerah karena amarah. Bahkan, ia pun tidak tau apa yang terjadi padanya.

"Oh iya gak pa-pa kok. Lagian gak terlalu sakit. Cuma luka dikit aja, diobati pasti langsung baikan. Kamu pergi aja, saya lihat kamu sedang terburu-buru," ucapnya.

"Iya, Ibu saya tiba-tiba masuk rumah sakit, katanya asmanya kumat. Maaf ya."

"Iya, sebaiknya kamu jengukin ibu kamu langsung. Mungkin setelah kedatangan kamu, ibu kamu merasa lebih tenang."

"Makasih ya. Kalau begitu saya pamit dulu. Permisi," ucapnya sambil berlari menuju mobil yang tidak jauh terparkir dari mobil Veno.

"Udah nge-dramanya?" Sindir Veno pada Gretha.

Gretha pun kesal dengan apa yang terlontar dari mulut pria jangkung disampingnya ini. Huftt, Gretha bahkan baru sadar bahwa tinggi mereka sangat jauh berbeda.

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang