Bab 41 - Kecupan dari Gretha

3.7K 115 0
                                    

"Janganlah menyepelekan semua hal. Bisa jadi itu akan menjadi Boomerang bagi dirimu nanti."
-smileegirlss

~Happy Reading~


"oh, iya. Mas kenapa pulang cepat hari ini? Bukannya biasanya pulang sore, ya?" tanyanya ketika sadar Veno kembali ke rumah lebih cepat dari biasanya.

Veno terdiam sejenak. "Eh, i–itu. Aku ..., aku kangen sama kamu," lirihnya.

Veno memberanikan dirinya untuk jujur. Tidak mungkin, selamanya ia akan menutupi perasaan cintanya yang telah tumbuh begitu dalam.

Pipi Gretha seketika merona, mendengarnya. Ia langsung berbaring di atas tempat tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Mas Veno kangen aku? Demi apa, ini nggak mimpi kan?!  pekiknya di dalam hati

Gretha senyum-senyum sendiri di balik selimut. Ia menyentuh dadanya yang berdetak sangat cepat.

Ternyata gini rasanya jatuh cinta.

Veno yang melihat tingkah menggemaskan Gretha, tersenyum lebar. Istri gue gemesin banget.

Veno menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh dan wajah Gretha.

"Ish, selimutnya kenapa dibuka, Mas?" Wajah Gretha sudah merah merona, pipinya pun, kini terasa panas. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Kenapa ditutup, sih? aku mau lihat." Veno berusaha menurunkan tangan yang menghalangi wajah cantik itu.

"Gretha malu," rengeknya.

Veno terkekeh mendengarnya. "Ngapain malu? Aku suami kamu." 

Tiba-tiba saja, sebuah ide melintas di kepala Gretha. Ia menurunkan tangannya. Dengan secepat kilat dirinya bangkit dan mengecup pipi Veno.

Cup!

Deg!

Mata Veno membola. Jantungnya berdetak abnormal karena kecupan itu. Bahkan, tubuhnya mendadak tegang karena merasakan bibir kenyal itu menyentuh pipinya. Sedangkan sang pelaku sudah kabur entah kemana.

Veno yang tadinya hanya terdiam saja, kini tersenyum ketika kesadarannya perlahan memulih. "Dasar nakal." Ia menggelengkan kepalanya pelan.

🌹🌹🌹

Hari berganti menjadi minggu, minggu berganti menjadi bulan. Tepatnya satu bulan berlalu, hubungan Gretha dan Veno kini menjadi semakin akrab. Bahkan Veno sering menjahili Gretha, saat gadis itu sedang diam.

Berat badan gadis itu juga menurun. Saat ini bobot tubuhnya seberat 66 kg. Belum termasuk ke dalam kategori berat tubuh ideal, sih. Namun itu sudah termasuk suatu keberhasilan. Bentuk tubuhnya juga sudah mulai mengecil, terlebih lagi dirinya diet dibarengi olahraga.

"Mbak, ini ada paket. Tulisannya, sih, untuk Mbak."

Gretha melirik ke arah paket yang sedang dipegang oleh Amirah. "Loh, mbak nggak ada pesan sesuatu, tuh."

"Nggak tau mbak."

Gretha menerima paketnya, kemudian memperhatikan baik-baik kemasan paket itu. Ia tidak menemukan sama sekali nama pengirimnya.

Gretha mengambil gunting di laci kasirnya, kemudian membuka paket itu secara perlahan.

Setelah membuka paket itu, matanya membelalak, sekujur tubuhnya pun ikut membeku. Ia mengambil benda itu dengan tangan yang gemetaran.

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang