"Celahmu akan dianggap sempurna oleh hati yang memang ditakdirkan untukmu."
~Happy Reading~
•
•
•Setibanya di hotel, mereka pun langsung mendudukkan diri di atas sofa.
"Kak, aku mandi duluan ya," ucap Gretha yang dibalas anggukan oleh sang empu.
Gretha pun melenggang masuk ke kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi, Gretha berdiri di depan cermin, sambil memperhatikan bentuk tubuhnya di pantulan cermin. Ia jadi teringat kembali dengan ucapan orang-orang tadi.
Ia merasa sedih. Mulai dari pagi sampai malam, ia harus mendengar hinaan dari orang-orang mengenai fisiknya. Apa sih salah wanita gendut? Kenapa mereka memperlakukannya, seperti dia adalah orang yang sangat hina.
Gretha mulai menangis dengan terisak-isak. Ia menutup mulutnya agar Veno dan Alex tidak mendengarnya.
"Kenapa aku selalu di hina. Bukan aku yang meminta badanku sebesar ini." Ucapnya terisak.
Veno yang melihat Gretha tak kunjung keluar, beranjak menghampiri pintu kamar mandi. Namun sesampainya di depan kamar mandi, samar-samar ia mendengar suara isakan lirih dari dalam kamar mandi.
Ia yakin, bahwa Gretha saat ini sedang menangis. Tapi, ia tak tahu apa yang ditangisi gadis itu. Padahal di pasar malam tadi, ia selalu melihat Gretha tersenyum.
Apa karena rumah hantu tadi? Tapi sepertinya nggak mungkin, ucapnya dalam hati.
Veno pun mengetuk pintu itu pelan. Kemudian berkata, "Gretha udah siap belum? Kakak mau mandi juga."
"Iya Kak, bentar lagi," balasnya dengan suara yang serak.
Ia bergegas untuk mandi.
Setelah selesai berpakaian, ia keluar dari kamar mandi. "Sudah Kak," ucapnya, lalu beranjak menuju ranjang.
Veno yang melihat Gretha keluar dengan mata yang sembab pun, hanya mengangguk.
Apakah ada yang mengganggu pikirannya? Tanyanya di dalam hati.
Tidak ingin terus memikirkan masalah itu terus-menerus, dirinya memilih untuk segera masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah semuanya selesai mandi, mereka memutuskan untuk tidur, dengan Alex yang berada di antara keduanya.
Sekitar jam 02.00 malam, Gretha terbangun dari tidurnya. Ia pun beranjak menuju balkon yang tersedia di dalam kamar itu. Ia melihat bulan yang masih menampakkan cahayanya. Ia merenung memikirkan nasib pernikahannya.
Apakah masih ada harapan untuk pernikahan ini? Hatinya bertanya-tanya.
Veno yang mendengar suara pintu terbuka pun, langsung terbangun. Ia melihat ke arah pintu balkon yang sudah terbuka dan melihat Gretha berdiri di sana. Ia pun bergegas menghampirinya.
"Kenapa bangun?"
Gretha melihat kebelakang sekilas, lalu membalikan wajahnya lagi.
"Nggak tau Kak, tiba-tiba aja kebangun," tuturnya tanpa menoleh sedikit pun ke arah Veno.
Ia terus memandangi bulan yang indah itu. Veno melihat ke arah tatapan Gretha. Kemudian ia mendekatinya.
"Kamu ada masalah ya?" Ia bertanya sambil memandang wajah Gretha dari samping.
"Cantik," gumamnya lirih, yang terdengar samar di telinga Gretha.
"Kak bilang apa?" Ia pun menoleh ke arah Veno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Widower's Fat Wife [End]
Romance⚠️ZONA BAPER⚠️ Menikah dengan suami sahabatnya sendiri? Tidak pernah ada di dalam kamus seorang gadis bernama Gretha. Gretha, si gadis bertubuh overweight, mengalami hal yang tidak pernah sama sekali dibayangkannya akan terjadi. Ia berharap menikah...