"Cemburu sih tidak, hanya ada rasa yang mengganjal saja, saat aku melihat kamu bersama dia."~Happy Reading~
•
•
•"oh ya. Kamu mau pesan apa, biar aku aja yang siapkan?" Gretha pun mengikuti Felix yang berjalan menuju meja di dekat jendela kafe.
Lalu ia memberikan Felix sebuah buku menu, yang tadi diambilnya di atas meja pesanan.
"Aku pesan matcha mille crepes nya satu, croffle satu, sama red velvet milkshake. Oh ya Gretha, kamu mau nemenin aku makan gak? Sekalian ngobrol. Pesan aja kue dan minuman yang kamu mau, aku traktir," ucapnya dengan ragu.
pasalnya, ia melihat banyak sekali pelanggan yang harus dilayani oleh Gretha dan kedua pegawainya.
Gretha yang mendengarnya pun, mengiyakannya. Ia mengangguk, kemudian berlalu pergi untuk mengambil pesanan Felix tadi.
Tak lupa, ia mengambil kue stroberi dan minuman yang sama persis seperti pesanan Felix tadi, untuk dirinya sendiri. Ia membawa semua pesanan tersebut, lalu ikut duduk di hadapan Felix.
"Emh, Ibu kamu gimana kabarnya?" Tanyanya dengan raut cemas. Pasalnya, ibunya dulu meninggal dikarenakan gagal napas yang disebabkan oleh kambuhnya asma.
"Udah mendingan kok. Tapi ya gitu, Mama harus dirawat beberapa hari di rumah sakit," balasnya dengan kepala yang tertunduk.
Gretha yang melihat Felix sedih pun, langsung menggenggam tangan pria itu, untuk menyalurkan kekuatan dan memberinya semangat.
🥀🥀🥀
"Bro. Udah jam makan siang nih, makan dulu yuk. Tapi gak usah ke kantin, bosan gue. Gimana kalau kita ke toko kue yang ada di sebrang sana. Kata karyawan-karyawan sini sih, kuenya enak-enak. Gue jadi penasaran deh," ucap seorang pria bersetelan jas berwarna cokelat.
"Yaudah bentar, gue beresin meja dulu. Lo tunggu aja di lobi! Entar gue nyusul," suruh Veno pada Sandi, sahabatnya yang sekaligus merangkap sebagai asisten pribadinya.
Veno pun membereskan berkas-berkas yang ada di atas mejanya kerjanya. Kemudian, ia melenggang pergi keluar dari ruangannya.
Sandi yang melihat Veno berjalan menujunya pun, melambaikan tangannya. Lalu mereka berdua berjalan keluar untuk pergi ke toko kue yang dibicarakan oleh Sandi tadi.
Sesampainya disana Veno mematung. Melihat wanita yang sangat dikenalnya, sedang memegang tangan seorang pria, yang wajahnya sangat familier menurutnya.
Ia kembali mengingat-ingat wajah itu. Ahh ..., Itu kan cowok yang kemarin menabrak gadis yang sedang duduk sambil tersenyum itu. Siapa lagi gadis yang ia maksud, kalau bukan Gretha.
Veno pun menarik tangan Sandi, untuk duduk di meja yang bertepatan dengan belakang punggung Gretha. Ia berniat untuk menguping pembicaraan keduanya.
Sandi yang ditarik tangannya pun hanya bisa pasrah. Lalu tiba-tiba, datanglah Sekar sambil membawa buku menu untuk keduanya.
Sekar yang melihat wajah tampan Veno, tersenyum malu. Bahkan, ketika pria itu sekilas menatapnya, pipinya langsung merona.
Pesanan mereka pun, akhirnya sampai. Sandi langsung menyantapnya dengan lahap. Berbeda dengan Veno yang fokus menguping pembicaraan Gretha dan pria itu.
Sandi yang melihat kue pesanan Veno sama sekali tidak disentuh pun, langsung membuka suara.
"Lo kok nggak makan sih? Mubazir loh," tuturnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Widower's Fat Wife [End]
Romance⚠️ZONA BAPER⚠️ Menikah dengan suami sahabatnya sendiri? Tidak pernah ada di dalam kamus seorang gadis bernama Gretha. Gretha, si gadis bertubuh overweight, mengalami hal yang tidak pernah sama sekali dibayangkannya akan terjadi. Ia berharap menikah...