Bab 39 - Kegep Alex

3.7K 128 0
                                    

"Aku tak peduli dengan cahaya yang perlahan pergi, namun aku hanya takut jika esok menjadi sepi."

~Happy Reading~



Veno tengah berbaring di tempat tidur miliknya, sambil menghadap ke arah Gretha. Dirinya saat ini dalam keadaan Shirtless. Ia menatap intens Gretha yang saat ini tidur dengan nyenyaknya.

Veno membelai wajah gretha dengan lembut, mulai dari dahi, mata, pipi, hidung, dan terakhir bibir. Ia menyentuh bibir ranum itu secara perlahan, semakin lama ia menyentuh bibir itu, semakin tergoda dirinya.

Veno mendekatkan wajahnya ke depan wajah Gretha. Ia tersenyum sekilas ketika melihat wajah Gretha dari dekat, kemudian dirinya memajukan wajahnya.

Cup!

Veno mencium bibir ranum Gretha sekilas. Karena dirinya tidak merasakan pergerakan dari Gretha, ia memberanikan diri untuk melumat dan menyesap bibir Gretha perlahan. Ciuman itu berselang lumayan lama.

Setelah puas, Veno sedikit menjauhkan wajahnya, kemudian menatap bibir Gretha yang sedikit membengkak. Ia menghapus sedikit liur yang tertinggal di bibir ranum itu.

Jantungnya saat ini berdetak sangat cepat. Meskipun, ini bukan kali pertama ia mencium Gretha. Ciuman sebelumnya hanya sebuah kecupan lama, tanpa adanya lumatan. Namun kali ini sangat berbeda, meskipun belum mendapatkan balasan dari Gretha.

Masih ingat, kan? Saat Gretha tertidur, Veno mencuri first kiss-nya.

Veno memegang dadanya yang terus berdebar dengan cepat. Meskipun begitu, dirinya tersenyum senang menikmati debaran itu.

Pandangannya teralihkan ke leher putih milik Gretha. Ia meneguk salivanya susah payah. Leher itu sangat menggoda keimanannya.

Veno mendekatkan bibirnya ke leher Gretha, kemudian menciumnya sekilas. Setelah menciumnya ia sedikit menggigit dan menyesap leher itu, untuk memberikan tanda kepemilikannya.

Veno menjauhkan wajahnya dari leher Gretha. Kemudian, ia tersenyum melihat kiss mark yang sudah dibuatnya. Ada dua buah tanda kemerahan di sana.

Setelahnya Veno memeluk pinggang Gretha yang sedikit lebar. Ia menduselkan wajahnya ke ceruk leher Gretha, kemudian menghirup aroma vanilla yang keluar dari tubuh itu. Dirinya merasa sangat nyaman, setiap kali mencium aroma tubuh Gretha.

Keduanya pun, tertidur lelap dengan posisi Veno yang memeluk Gretha dari samping.

🌹🌹🌹

"Nak Andre, makan siang dulu yok!" Ajak Risa kepada Andre yang tengah duduk di sofa ruang keluarga.

"Nggak ngerepotin, Tan?" Ia ragu untuk menerima tawaran dari Risa.

"Nggak, kok. Udah ayok, om sudah nungguin tuh, di belakang," ucapnya sambil tersenyum. "Oh ya, Mik. Tolong panggilkan Veno dan Gretha di kamar, ya!"

Mika mengangguk, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju lantai dua.

"Oma, Opa, Onty! Alex pulang!" teriak Alex menggelegar di seluruh ruangan.

Risa yang ingin beranjak ke ruang makan, menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan tersenyum menatap cucu semata wayangnya. "Sini, Sayang."

Alex mendekatkan diri ke oma-nya, kemudian ia masuk ke pelukan wanita setengah baya itu.

"Oma, Alex lapar."

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang