"... Produk baru luncur sekitar dua minggu yang lalu dan pabrik mulai sibuk lagi karena permintaan dan penawaran meningkat pesat. Tim pemasaran juga gembar-gembor kenalin produk lewat influencer."
"Ada series dan program survival yang lagi naik akhir-akhir ini. Berkat hubungan sponsor, produk semakin dikenal banyak orang dan target penjualan terpenuhi lebih cepat."
Selain mewah, mobil merek Range Rover terkenal sangat nyaman. Mereka menjual barang dengan gengsi branding yang memang sebanding dengan kualitasnya. Mobilnya canggih, tinggi, dan luas.
Sering kali setiap Ayah pergi keluar kota, atau lebih tepatnya Surabaya, ayah menikmati istirahat terbaiknya di perjalanan. Kadang-kadang naik pesawat, tapi ayah akan lebih nyaman pergi naik mobil lantaran ia memiliki waktu bersantai sekitar delapan jam lebih. Itu setara dengan jam tidurnya puluhan tahun lalu, yang kalau dirasakan di zaman sekarang saja ayah akan bersyukur diberi bobot waktu setengahnya.
Sesibuk itu.
Kerja dari pagi sampai malam, kemudian melakukan beberapa evaluasi dan urusan yang sekiranya pernah ditunda untuk hal lebih penting, serta melakukan urusan pribadi di luar tanggungan pekerjaan.
Kalau boleh jujur, tahun ini terasa lebih melelahkan karena ayah juga harus memikirkan masa depan Jihan. Saat Krisan mau kuliah dulu, ayah tidak begitu memedulikannya karena ia cukup cerdas dan bisa diandalkan. Hal ini berbanding terbalik dengan Jihan yang sangat berpotensi besar malas meraih gelar sarjana atau bahkan minat duduk di kelas mata kuliah saja enggan.
Pikiran ayah sering pecah karena Jihan. Di beberapa rapat, ayah bisa saja mendadak teringat Jihan yang sedang ada jadwal belajar bahasa Italia. Pun saat ia pulang dan hendak memejamkan mata, Jihan muncul di benaknya. Ayah jadi tidak bisa tidur karena berasa mimpi buruk. Selanjutnya peristiwa-peristiwa sebelumnya membuat ayah semakin tersiksa.
Untuk sesaat, pria itu menyentuh sisi perutnya yang pernah terluka. Ia menghembuskan napasnya seraya memerhatikan kemacetan ibukota pada malam hari, gedung-gedung pencakar langit sudah tidak bisa lagi memanjakan mata.
"Kianna," panggil ayah kepada sekretarisnya. "Kamu masih ingat Sarah, aspri yang kamu cari dulu?"
"Masih, pak." Alih-alih asisten pribadi bosnya, Sarah itu lebih pantas disebut sebagai ajudannya Jihan. Semua kegiatan Jihan dikontrol oleh Sarah.
"Panggil Sarah untuk menemui saya besok."
"Tapi, Pak, besok bapak harus hadir ke acara anggota Sembilan—"
"Lusa."
"Baik, saya konfirmasi ke Sarah malam ini." Kemudian hening sebentar, Kianna melirik bosnya dulu sebelum mencicit kecil. "Untuk keperluan apa ya, pak?"
"Ada masalah?"
"Bapak dan Sarah sepakat untuk tidak bertemu lagi setelah kontrak selesai."
"Dia masih hutang pekerjaan ke saya. Kamu confirm ke Sarah, kalau dia setuju dengan permintaan saya, kamu atur jadwal secepatnya."
Perempuan berusia tiga puluh tahun itu hanya mengamati Ayah dalam sesaat sebelum akhirnya mengangguk. "Copy, Sir."
«●○●○●»
"YA ALLAH... FINALLY, YA ALLAH..."
"PADAMU AKU BERSERAH, YA ALLAH.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome
Teen Fiction❝There is only one thing that makes a dream impossible to achieve: the fear of failure.❞ -Paulo Coelho Kata mereka, masa remaja adalah masa dimana puan mengalami proses panjang agar menjadi kesatuan yang lebih utuh lagi. Tapi bagi Jihan, masa remaja...