Bab 10

485 32 9
                                    

Kayak penghuni rumah sakit jiwa, Ruka terus meneriaki nama pharita di depan gerbang rumah keluarga pharita. Tapi ya, dianggap angin lalu aja sama yang punya rumah. Namanya orang stress ya. Iya stress karena salahnya sendiri juga.

Ruka sampai nginap di depan gerbang, beralaskan kertas kardus bekas kulkas yang dia dapat entah darimana. Kalau lapar dan haus, dia ke mini market terdekat, beli persediaan, terus balik lagi.

Orang tua pharita jatuhnya jadi iba sama Ruka, tapi pharita-nya yang masih keukeuh sama kecuekannya. Pokoknya masih enggak peduli.

Hujan pun, Ruka tetap stay di tempat. Pakai payung sama jas hujan. Alas kardusnya itu diplastikin biar enggak basah. Serius deh ini Ruka udah kucel banget, kayak gelandangan. Penampilan doang sih, wajahnya tetap........ Nyebelin kalau kata pharita.

Kondisi keluarganya sekarang ini bikin Bona jadi galau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kondisi keluarganya sekarang ini bikin Bona jadi galau. Dia jadi balik ke sifat aslinya, pendiam. Kepikiran Ruka yang tiap kalau dia berangkat sekolah, cuma bisa lihatin dari kaca mobil kakeknya, tanpa bisa bersentuhan langsung karena dilarang sama pharita.

"Hey. Kok ngelamun sih. Kamu sakit?"

Bona mengerjapkan mata, dilihatnya kearah kanan, ada Asahi.

".. e-enggak kok.. aku baik-baik aja"

"Bohong yaaa. Kamu lesu banget. Udah seminggu aku perhatiin. Nih, makan aja" Asahi mengeluarkan dua buah pisang dari tas ranselnya.

Bona menerimanya dengan senang hati " Makasih Asahi!!"

"Sama-sama. Jangan sedih lagi ya" sebelum asahi berjalan ke kursinya, tangannya mengelus kepala Bona seperti mengelus anak kucing. Bona serasa melayang-layang. Kapan deh terakhir kali asahi ngelakuin itu ke dia.

"Kalau ada masalah, cerita aja sama aku. Aku pasti dengerin kok" lalu Bona balik duduk ke kursinya.

Bona senyum-senyum, bawaannya mau teriak kegirangan tapi malu.

🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥

"Ritaaaa... Pharitaaaaa.... Ritaaaa.... Nnng.. Ririiiiiiii... Maafin akuuuu.. udah hari kesepuluh niiih"

Ada satu sisi di diri pharita yang luluh sama perjuangan Ruka, yang mau-maunya nungguin dia di depan gerbang rumah, tapi di satu sisinya, dia masih kesal.

karena dia ngeliat dengan mata kepalanya sendiri kalau Ruka 'bisnis' sama cewek lain setelah ciuman di dalam mobil. Capek makan hati mikirin itu terus, pharita akhirnya main piano yang ada di ruang keluarga.

Telinga Ruka menangkap suara yang samar-sama dari dalam kediaman keluarga pharita.

Suara piano.

Dan dengan pe-denya "Sayaaang! Mainin lagu kesukaan aku doooong"

Pharita jadinya enggak konsen setelah mendengar teriakan Ruka barusan. Dia ulang lagi permainannya dari awal.

Satu tuts piano.. eh, tiba-tiba dia dengar kalau Ruka nyanyi dari arah luar.

Family Kukang (BxG)(Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang