Bab 14

497 30 17
                                    

"a-aduh.. AADUUUUH!!!"

Teriakan Ruka yang kesekian kalinya karena dia lagi terapi jalan. Bingung mau nahan yang mana secara tangan kanannya juga patah, dia jadi susah buat menyangga di dua pipa besi yang ada di kanan dan kirinya.

Ruka dipapah karena kata dokter seharusnya dia udah bisa jalan normal menurut perhitungannya. Tapi entah kenapa, perhitungannya salah kali ini.

"Aneh ya. Seharusnya, setelah kamu lepas besi penyangga yang ada di dalam, dua minggu udah bisa jalan normal"

Ruka cuma diam. Nunduk kayak nyembunyiin sesuatu.

"Kamu enggak ngapa-ngapain kan, selama pemulihan?"

"Ya enggak lah dok. Ngilu. Apalagi kalau ada yang duduk di sini" Ruka nepuk paha kirinya.

Dahi si dokter mengkerut. "Duduk??"

"I-Iya. Anak saya itu a-agak manja dok. D-Dia suka duduk dan dipangkuin gitu"

"Oooh" dokter ngangguk dan percaya gitu aja.

Ruka keluar dengan tongkat yang menopang tubuhnya. Tangannya udah enggak digendong lagi, tapi masih susah digerakin.

Dokter menyusul.

Pharita sama bona yang duduk dikursi dan nungguin diluar menghampiri keduanya.

"Jadi Ruka gimana dok" tanya pharita.

"Habisin aja obatnya dulu. Untuk terapinya bisa diulang 3 hari lagi. Dan pastikan anak kalian jangan duduk dipangkuannya dulu"

Bona kaget.

"Bona kan enggak pernah duduk di pahanya papa-"

"Eemm.. makasih ya dok. S-Saya datang 3 hari lagi. O-Obatnya pasti saya habiskan. Ayo rita.. Bona"

🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥

"aaw.... AAAAAAW!! SAKIT RITA!"

"Diem ih! Tadi katanya mau habisin obatnya. Baru juga jarumnya yang masuk"

"Ya tapi sakit Ritaaaa. Mending juga kuku kamu yang masuk ke kulit aku, atau kayak yang tadi malam tuh, kamu masukin jari kamu ke mulut aku. Sampai mau mutah rasanya"

"Ih, kan kamu yang minta. Dasar maso!"

"Mau sampai kapan nih jarumnya"

"Eh iya iya"

Pharita mulai menyuntikkan isi obat yang ada di dalam tabung suntik yang tertancap pada lengan Ruka.

Ruka meringis, karena saat obat tersebut masuk, tubuhnya terasa dingin. Pharita mencabut suntikannya perlahan dan menyeka darah yang sedikit keluar dengan kapas.

"Eh iya. Kamu tadi ngomong apa sih sama dokter, sampai bawa bawa bona gitu?"

"Aaah, aku ingat hari ini ada film bagus di televisi. Aku mau nonton dulu"

Belum beberapa senti ruka bergeser dari tempatnya, pharita menjangkau telinga favoritnya dan menariknya dengan kuat.

"Heeeeeeei. Enggak usah banyak alasan ya"

"Aaaaaaaw"

"Kamu cerita apa aja Ruka aliando syarief!!"

"Aw.. iya iya.. aw.. sakit.. aku ceritain yang tadi malam ke dokternya, karena kaki aku sembuhnya kelamaan"

"liiih! Kenapa diceritain sih!!" Pharita sekarang mukul-mukulin bahu ruka.

"Aw aw aw... Ya habisnya, kamu duduk di pangkuan aku sih. Makanya kaki aku lama sembuhnya"

Family Kukang (BxG)(Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang