Bona udah beres dengan segala sesuatunya. Hari ini, rencananya mau jalan-jalan lagi. Dilihat juga adek-adeknya udah pada ready, tinggal orang tuanya doang yang enggak nongol nongol.
Sebagai kakak tertua, bona inisiatif manggil biar waktu enggak kebuang juga. Selangkah demi selangkah.. Bona menapaki karpet merah tebal berkualitas tinggi menuju kamar orang tuanya.
Saat tangannya hendak berayun untuk mengetuk pintu,
"aaaaaah.. s-sayang... u-udah! Stophh... mmmhhh... Stooop....."
"Ini karena kamu curang, kenapa bisa keluar duluan padahal janjinya bareng"
"Ssss-stop... Rukaaa! Awhh.."
Bona mengambil langkah mundur dan kembali ke kamarnya, mencoba melupakan rekaman suara yang terngiang di kepalanya.
Ahyeon lagi duduk dipangkuan minji sambil hafalan angka pakai bahasa Inggris.
Bona masuk ke kamar dengan menghela nafas,
"Kita jalan bertiga aja ya. Mama sama papa lagi enggak bisa diganggu"
"Eeeeh? Nanti kalau nyasar gimana?"
"Tenang, kakak udah bawa kartu nama hotel ini, jadi kalau nyasar kita tinggal tanya pakai itu"
"Ooooh. Pintar juga pacar kak Asahi"
"Ayo. Keburu siang, panas nanti"
"Oke. Ayo adek" Minji menurunkan tubuh ahyeon dari pangkuannya. Mengambil tas ransel kecil milik ahyeon dan menyandangnya dengan satu tangan.
"Kak minji, tas adek.."
"Biar kakak aja yang bawa. Topinya
dipakai""Eum!" Ahyeon mengambil snapback yang sebenarnya agak kebesaran untuk kepalanya. Tapi ya, mending dipakai dari pada pusing kena sinar matahari.
Niatnya tadi kalau ruka dan pharita enggak 'bisnis', mereka mau ke taman hiburan gitu. Tapi biar safety aja, anak-anak Kukang ini cuma mengitari kios-kios yang ada di sekitaran gedung
hotel. Lumayan buat cuci mata.Masuk satu kios... lihat-lihat... terus keluar lagi. Mereka belum nemu sesuatu yang bisa dibeli. Sampai si kecil ahyeon yang udah digendong sama minji mengeluh kalau dirinya lapar.
"Adek mau makan apa?"
"Ng.. adek enggak tau. Apa yang enak?"
"En-Entah ya. Ndut, di Swiss.. makanan apa yang enak?"
"Enggak tau"
Bingung melanda dan perut ahyeon keroncongan.
"Kakaaaak... Adek lapaaaar" polosnya mulut ahyeon berbicara.
"Duuuh. Makan apa ya?"
Bona lirik kanan kiri, cuma ada toko baju, sepatu dan jual keramik. Minji juga gitu, dia enggak nemu kios yang jual makanan. Minji nyari sambil tangannya ngelus punggung ahyeon biar adek kesayangannya itu tenang dan enggak rewel.
Minji mendengar isak tangis ahyeon, "Eh adek.. kok nangis?" Lalu tangannya menyeka air mata yang membasahi pipi ahyeon.
"Perut adek bunyi. Guuuuu~.. gitu,
terus sakit""Lapar banget ya? Perasaan tadi- oooh iya, adek enggak sarapan ya karena telat bangun"
"He-eh. Adek cuma minum susu kotak"
"Kak, gimana nih?"
"Kita cari aja, adek mau sabar kan? Bilang dulu ke perutnya, dielus-elus, jangan bunyiii.. ya?"
"Mmm.. iya"
Minji dan bona lanjut jalan nyari kios yang jual makanan. Terserah aja sih
makanannya yang penting si kecil ini bisa menghilangkan rasa laparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Kukang (BxG)(Rupha) END
HumorDahulu kala, di jaman prasejarah!! Hiduplah seorang bocah yang terkenal memiliki mata sipit dan mirip kukang di kompleknya. Sering dibully sama bocah2 komplek" woy melek, jangan merem mulu". ledek bocah bocah mines akhlak. BxG (Rupha)