Bab 17

435 28 19
                                    

*Ting Tong

"Iya sebentar..."

Pagi-pagi rumah keluarga kukang kedatangan tamu. Pharita yang buka pintu

"Siapa ya"

*Cklek

"Pagi tante"

"Ooh. Asahi. Pagi. Masuk masuk.. Bona lagi sarapan tuh

"Iya tante. Permisi"

Asahi ternyata, datang bawa tas ransel sama kertas karton warna kuning. Katanya sih mau kerja kelompok, enggak

tau bikin apaan. Di ruang keluarga, biasa.. ada ruka yang lagi nonton sambil nyeruput kopi. Disandingkan dengan roti bakar yang diatasnya ada telor setengah matang, dilumuri saus tomat hampir di keseluruhannya.

"Asahiiii" suara bona membuat ruka otomatis melihat ke belakang. Adegan romantis hampir saja terjadi, untung ruka cepat berdehem. Kalau enggak, dua bocah kelas 6 SD itu udah saling nempel.

Saling peluk maksudnya

"Langsung ke kamar aja ya"

"Mau ngapain kalian ke kamar!!" Teriak ruka dari tempat duduknya.

"Kerjain tugas paa"

"Aaah! Enggak enggak enggak Kerjain di
sini aja"

"Oke. Asahi, bona ambil bahan lainnya dulu ya"

"Oke"

Asahi dengan santainya jalan ke dekat ruka, duduk di sisi sebelah kursi yang sedikit lapang. Memang sengaja, kalau misalnya ada yang mau duduk lesehan.

Ruka jadi agak overprotektif ke bona, gara-gara anak sulungnya itu suka colong-colongan cari kesempatan untuk 'kiss'.

Info ini didapat dari wali kelasnya bona sendiri , karena beliau pernah pergokin bona sama Asahi, ciuman di ruang kesenian sekolah, waktu jam pulang dan ruangan mau dikunci.

Ruka naik darah waktu itu dan sempat berniat buat pindahin bona ke sekolah lain. Tapi dia enggak bisa semudah itu melakukannya.

dia sendiri juga lebih parah. Buah jatuh enggak jauh dari pohonnya, itu pepatah yang cocok buat mendeskripsikan kejadian tadi.

Tapi ruka enggak bisa diam gitu aja kalau pun bona mewarisi 'bakat terpendam miliknya, dia malah was-was kalau bona kelewatan dan berakhir dengan hal yang sangat... saaaangat tidak dia inginkan(Bunting).

Apalagi, semakin tumbuh dewasa, rasa
penasaran bona itu makin besar, sama kayak badannya. Ngomong-ngomong soal bona, dia udah kembali dengan alat tulis dan beberapa cat lukis.

"Mau bikin apa sih?" Tanya Ruka penasaran. Karena emang enggak tergambar dipikirannya, dua bocah ini mau bikin apaan.

"Rangkaian paralel pa. Tapi harus pakai
rumah-rumahan gitu, biar bagus"

"Apa tuh?"

"liih. Papa cari sendiri aja di internet. Susah jelasinnya"

Ruka merogoh kantong celana
pendeknya, mencari ponsel yang biasanya dia taruh di sana.

Enggak ada. Di kantong sebelahnya juga enggak ada. Kehimpit? Enggak juga.

"Loh! Ponsel aku mana?!"

"Apa pa?"

"Ponsel papa. Hilang"

"Kok bisa?"

"Kalau tau juga enggak bakal nanya
Bona! "

Pharita lewat sambil nentengin handuk di bahunya. Dari warna dan bentukannya sih, itu handuk minji.

"Rita, lihat ponsel aku enggak?"

Family Kukang (BxG)(Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang