Bab 8

562 40 9
                                    

Hari-hari Bona terasa begitu menyenangkan. Senyum ceria Asahi mampu menghipnotis Bona hingga ia tidak bisa melihat yang lain selain dari senyum di wajah orang yang di panggil Trejo sama Ruka, kata Ruka sih enakan manggil Trejo biar lokalan, Asahi terlalu Jepang.

Kebersamaan Bona dan Asahi berlanjut hingga mereka berdua masuk SD. Satu sekolahan, satu kelas juga, bukan karena beruntung, tapi Ruka yang maksa pihak sekolah karena dia enggak mau anaknya minder masuk sekolah kalau enggak ada Asahi di kelasnya.

Hari pertama sekolah, adem ayem aja. Sampai akhirnya, lama kelamaan... Asahi punya pemuja2 rahasia.
Ada masanya Bona ngalah sama bocah2 ini karena kalah cepat meluk lengannya Asahi. Dan ada juga masanya, Bona harus ke kantin sendiri karena bocah2 ini udah ajakin Asahi ke kantin duluan.

Malangnya nasibmu naaaak...

🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥

"Paaa..." panggil Bona ke Ruka yang lagi sarapan pakai sereal tapi enggak ditambahin susu, agak lain emang si kukang.

"Hmm" jawab Ruka dengan mulut yang lagi mengunyah kepingan sereal yang katanya mengandung gandum utuh di setiap kepingnya.

"Gigi Bona goyang.."

"Hm? Hmm.." entah apa maksud hmm Ruka itu, tapi setelahnya dia membuka mulut Bona. Memperhatikan setiap gigi gigi kecil yang tersusun rapi di dalam sana.

"Yang ini pa" Bona menggoyangkan gigi yang dimaksud dengan lidahnya. Gigi depan bagian bawah. Udah goyang banget ternyata. Ruka ngangguk2, terus dia naruh jari telunjuk di depan gigi Bona yang goyang itu.

"Kemarin di sekolah, ngapain aja? Trejo main sama kamu enggak? Kamu masih dicuekin juga?"

"Eum... Bona... Eum... Itu.... Asahi udah punya temen baru pa. Jadi.... Eum.... Bona kayaknya harus cari teman baru jug-"

*Krek

Ruka berhasil menekan gigi Bona ke dalam dan alhasil, gigi Bona yang goyang tadi, lepas.

"Nah. Enggak sakit kan?" ucap Ruka sambil ngambil gigi Bona yang udah
berhasil dia copot.

Bona diem... Liatin Ruka... Lama-lama... Ekspresi wajahnya berubah

jadi cemberut... Dan lambat laun... Air matanya mengalir.

"MAAAAMAAAAAAAAAA!!!!" Teriak
Bona seeeeeekuat-kuatnya.

Selain kuat, suaranya juga melengking, persis banget kayak Ruka high note. Makanya sekarang, Ruka nutupin kedua telinganya rapat-rapat. Itu gendang telinganya serasa mau pecah.

"Astaga. Iya iya maaf. Iyaaaa. Jangan nangis! Ssssst!!!! Diem Bonaaaa...
Dieeeem..."

"Huwaaaaaaaaaaa.....maaaamaaa"

Percuma. Bona tetap aja nangis. Padahal itu mulutnya udah ngalir darah dari
lobang bekar giginya yang kecabut paksa.

"HEEY!! Udah! Darahnya tuh.." Ruka mau meluk Bona, tapi Bona nolak. Dia dorong-dorong terus tubuh Ruka.

"ENGGAK MAU!! PAPA JAHAAAAT!! SAKIIIIT.... MAAAAMAAAAAAA!!!"

Bona juga. Percuma teriak-teriak manggil pharita. Dianya kan lagi kerja, di jeprat-jepret sama fotografer.

"HEH! Papa kurung di kamar mandi nih ya, kalau kamu enggak mau diem juga"

MAAAAAMAAAAAA...."

"Oke. Kalau gitu. Papa pergi nih. Kamu tinggal sendiri aja di rumah. Hiii... Kamu tau kan, di rumah ada kecoak-nya, ada hantunya.."

"JANGAAAAN... ΑΛΑ-ΑΑΑΑΑΑА PAPA"

Akhirnya.. setelah bujuk rayu khas Ruka, rengeknya Bona berubah. Bona juga udah mau dipeluk. Tangisnya
perlahan mereda. Sambil sesegukan,
Ruka menyeka sisa darah yang juga
udah mulai mengering.

"Kamu gimana sih. Katanya mau punya adek. Masa giginya di copot aja nangis. Gimana nanti kalau ada yang jahatin adek kamu, terus dia jahatin kamu juga
Kamu nangis gitu, berdua sama adek kamu"cerocos Ruka.

"Sakit pa. Papa enggak bilang mau copotin gigi Bona hiks"

"Ya maaf. Lagian kalau dibilang, pasti kamu enggak mau kan? Pasti maunya di bawa ke dokter gigi, biar nanti dikasih permen. Sama aja bohong kalau giginya dicabut terus habis itu dikasih permen.

Lagian juga, MAHAL"

"nnnnggg....."

"Coba lihat giginya. Ada yang goyang lagi?"

Bona kembali membuka mulutnya.

"Aha hi.. ihii.." (ada pa.. inii..)

Bona menggerakkan gigi keduanya yang
goyang. Kali ini gigi bagian belakang.

"Yang itu... Papa enggak berani cabut. Nanti aja, ke dokter gigi"

🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥🦥

"Ma.. ma.. ma.. lihat!"

Bona memamerkan bagian gusinya yang bolong ke pharita yang baru aja pulang, karena tadi pagi, Ruka berhasil mencabut giginya dengan cara yang cukup kilat.

"Kok bolong?! Kamu jatuh?"

"Gigi Bona dicopotin papa ma. Ditekan gitu. Sakiiiit"

Pharita mikirnya kalau Ruka mencabut paksa gigi Bona. Dia langsung jalan cepat nyari Ruka kemana-mana. Ruka dengan santainya nyemil keripik kentang sambil baca majalah...Dewasa!

Dengan cepatnya, pharita menarik telinga Ruka dan tubuh Ruka otomatis jadi ikut terangkat.

"Aduh aduh aduh aduuuuuh!!"

"Kamu itu ya! Kok suka banget nyiksa anak sendiri?! Gigi Bona dicopotin gitu!"

"Aaaaaw!!! Bukan gitu!! Itu giginya emang udah goyang banget sayang"

"Ha?"

"Aaaaw, lepasin duluuuu"

Pharita melepas telinga Ruka, dan yang seperti kita tau, telinga Ruka merah padam.

"Gigi Bona itu udah goyang . Jadi, daripada dibawa ke dokter gigi, mending aku aja yang cabut. Tinggal didorong dikit aja, giginya udah copot"

"Ohooo.. gituu.. maaf sayang"

Sebagai permintaan maaf, pharita ikutan ngelus telinga Ruka yang tadi dia tarik. "Kamu emosian terus belakangan ini. Kenapa? Aku kurang memuas-"

"Enggak tau. Bawaan ini mungkin"

Tangan pharita pindah ke perutnya. Ruka ikutan melihat kearah perut pharita yang kelihatannya masih datar banget.

"Ini? Maksudnya? Tunggu! Udah ya? Kapan emang?"

"Terus tadi malam itu ngapain!!"

"Ya enggak mungkin secepat itu sayang. Tapi.... Masa sih?"

"Kayaknya sih ya. Soalnya... Udah telat seminggu sih"

"Kita cek aja dulu gimana? Pakai apa itu, namanya.. nnnggg...."

"Test pack?"

"Nah iya.. Hehe... Ya itu.."

"Kamu pasti pura-pura lupa kan?!"

Ruka emang gitu. Suka banget maksa pharita ngomongin hal-hal yang berbau dewasa, dan tiap dia dengar, jadi suatu kepuasan tersendiri baginya.

Tapi coba aja kalau pharita bahas gituan sama orang lain, Ruka paling pertama motong obrolan tersebut dengan memasukkan topik yang lain.

"Enggak ah. Hihihi.. aku emang beneran lupa yang. Yaudah, cek sana"

"Mana bisa sekarang sipit. Besok pagi"

"Oke.Besok ya. Awas kalau bohong"

"Emang kenapa kalau bohong?"tanya pharita.

"Aku minta jatah sor-"

*PLAK

"ENGGAK ADA!!"

Family Kukang (BxG)(Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang