Bab 13

470 32 10
                                    

"Pharita. Tolong. Bisakah kamu meninggalkan ruka?"

"Ha....."

Mulut pharita terbuka gitu aja setelah mendengar ucapan dari ayahnya ruka. Kaget nih orang, karena... Aneh aja, hubungan yang berjalan udah bertahun-tahun gitu disuruh diselesaikan gitu aja.

"T-Ta-Tapi.."

"Kenapa? Enggak bisa ya?"

"Eum....."

"Alasannya?"

Pharita harus mutar otak sekarang. Ini pertanyaan paling sulit yang harus dia jawab. Lebih sulit dari pertanyaan dosen penguji waktu dia sidang skripsi dulu. Pharita yang pada dasarnya 'rada lambat kalau soal mikir-mikir jadi bingung sendiri. Takut salah kasih jawaban.

"nnng.. a-alasannya... nng.. i-itu... nng.. anu.. nnng..." kepala pharita enggak sengaja ngadah ke atas. Nyari alasan yang tepat biar enggak timbul lagi pertanyaan sesulit ini.

Ayah ruka malah ikutan ngadah ke atas, penasaran karena pharita beneran kayak nyari sesuatu

"Apa yang kamu cari? Burung?"

"Bu-Bukan..."

"Lalu? Jawab pertanyaan ayah tadi. Apa alasannya, kamu enggak bisa ninggalin anak saya. Kamu kan cantik, model, pasti banyak yang suka kan? Kenapa malah milih hidup sama ruka, yang enggak bisa diandalkan kayak gitu?"

"Karena....... K-Karena, ruka........... Ruka udah nyelamatin pharita yah" jawab pharita asal.

"Haaaaaaa???"

"Duuh. Bukan karena itu. Karena apa ya. P-Pokoknya, rita enggak bisa ninggalin ruka gitu aja. Karena-

"Karena apa? Nyaman? Sayang? Atau

karena bona ada diantara kalian tapi kalian belum menikah. Karena itu?"

"B-Bukan yah. Duuuh.... K-Karena..."

"Hm.."

"Karena rita bahagia sama dia" jawab pharita dengan penuh keyakinan, tapi jari tangannya saling bertautan karena takut , kalau ayah ruka bakal marah setelah ini.

"Bahagia? Hanya itu?"

Pharita tersipu malu sambil menghadap ke bawah "Enggak juga sih. Kadang, kami berantem. Ruka ngeselin sih, tapi.. Rita enggak bisa marah lama-lama ke dianya.

Kadang juga, kangen sama dia. Kalau lagi kerja bawaannya mau nelpon atau sekedar chat, tapi enggak dibolehin sama manager. Terus juga, dia lucu.

Ada aja yang dia lakuin sampai-sampai, perut rita sakit karena ketawa terus. Dan dia.... Dia perhatian. Perhatiaaaan banget, sampai kelewatan malah-"

"Oke cukup" ayah ruka menghentikan omongan pharita kayak tukang parkir berhentiin mobil.

"Haaah, kalian berdua memang aneh ya. Ruka juga, waktu ayah tanyain, jawabannya juga hampir sama kayak kamu. Terkesan bertele-tele, tapi... Ayah
tau, kalian serius"

"Hm-mm. Karena cinta enggak perlu
pakai alasan yah. Ruka bilang gitu, dan rita percaya... Memang, ruka suka aneh-aneh kelakuannya. Tapi rita yakin, dia udah enggak kayak dulu lagi.

Suka main sama cewek lain atau semacamnya. Rita tau, dari cara dia ngejaga rita.... dan juga bona....."

Ayah ruka mendengus, menyeka wajahnya dengan kasar dan perlahan
tersenyum.

"Setelah si sipit keluar dari rumah
sakit dan benar-benar sembuh. Tentukan tanggalnya, ayah akan membantu. semampunya"

Ekspresi wajah pharita menjadi datar. "M-Maksudnya.... yah..."

Family Kukang (BxG)(Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang