Haruto yang tengah fokus pada ponselnya itu, langsung teralih pada kedatangan Jeongwoo.Dan untuk kesekian kalinya dia kembali takjub pada kecantikan Jeongwoo.
'Mubazir banget gak sih kalau lo gak jadi milik gue, Jeo.' Batin Haruto terus menatap Jeongwoo takjub.
"Lo kenapa sih, selalu bengong gitu liatin gue?. Ada yang aneh?." Tanya Jeongwoo memeriksa penampilannya.
"Eh, enggak kok. Lo malam ini cakep banget."
"Apa???.. Lo gak salah ngomong?. Lo mabuk?.."
'Aishh, lo kenapa keceplosan sih, Ru.' Memukul mulutnya.
"Udah gak usah dibahas lagi, ayo pergi."
Jeongwoo yang kebingungan itu hanya diam dan mengikuti Haruto dari belakang.
💎
Selama perjalanan, tidak ada pembicaraan apapun antara Haruto dan Jeongwoo. Hingga saat tengah fokus pada jalanan itu, mereka dikagetkan dengan segerombolan geng motor yang mengepung mereka.
Haruto yang tau siapa yang tengah mengepungnya itu segera menepi dan berhenti.
"Lo kenapa malah berhenti?." Tanya Jeongwoo berbisik dibelakang Haruto.
Haruto tidak menjawab lalu membuka helmnya saat seorang laki-laki turun dari motor dan mendekat.
"Hmm cakep juga.. Pinter juga lo nyari Uke kayak gini. Bahkan ini lebih menarik dari pacar lo sebelumnya yang notabanenya cewek real." Senyum Jaemin mencolek dagu Jeongwoo.
"Jaga tangan lo ya bangsat." Marah Haruto menahan tangan Jaemin.
Ya, sekelompok geng motor itu adalah Jaemin dan anggotanya.
"Wih santai bro. Padahal sama si Woonyoung lo gak se posesif ini."
"Gak usah banyak bacot lo. Lo mau apa ngehadang gue?."
"Gue cuma penasaran aja kenapa lo gak pernah ke arena lagi, takut apa gimana?. Tapi kayaknya lagi sibuk pacaran."
"Gue males balapan sama lo. Udah gak ada adrenalinnya kalau sama lo."
Jaemin memberi kode pada anggotanya, dan beberapa anggotanya segera menarik Jeongwoo turun dari motor Haruto.
"Lepasin dia bangsat!!."
"Kalau lo mau dia lepas, lo harus tanding sama gue."
"Gak usah bawa-bawa dia."
"Ckk, kalau gitu lo ikut ke arena, dan gue bakal lepasin pacar lo."
Haruto menatap Jeongwoo yang terlihat memberontak, namun akhirnya menyetujui permintaan Jaemin.
"Oke, tapi ini yang terakhir." Setuju Haruto kemudian.
"Hmm kita liat nanti."
"Sekarang lo lepasin dia, gue bakal ikut lo ke arena."
"Eits, gak segampang itu. Gue bakal lepasin dia setelah balapan selesai."
Mendengar ucapan Jaemin membuat Haruto mendengus kesal dan akhirnya menaiki motornya dan mengikuti Jaemin dan anggotanya ke arena balap.
Sebenarnya dia bisa saja melawan Jaemin dan anggotanya sendiri, namun dia harus memikirkan keselamatan Jeongwoo yang tengah ditahan itu.
Di arena, tidak ada orang selain mereka, karena balapan kali ini memang tidak ada yang tau.
Sementara Haruto tengah berpacu dengan Jaemin, Jeongwoo entah mengapa merasa cemas dengan situasi saat itu.
Setelah menunggu beberapa saat, Jaemin datang dan memenangkan pertandingan. Namun sudah hampir 15 menit menunggu, Haruto tak kunjung datang.
"Ayo kita pergi." Ucap Jaemin mengajak seluruh anggotanya meninggalkan area itu.
Jeongwoo yang mendengar ucapan Jaemin itu mendekat dan menahan Jaemin.
"Mana Haruto?."
"Haruto?. Kayaknya dia udah ninggalin lo karena malu dia kalah."
"Gak mungkin. Dimana dia?."
"Udah, daripada lo nungguin orang yang gak bakal dateng, mending lo ikut sama gue."
Jeongwoo langsung menghempaskan tangan Jaemin yang memegang tangannya.
"Ck, jual mahal juga lo."
"Jangan ganggu gue. Pergi kalian semua. Kalau gak gue bakal teriak."
"Makin lo galak makin nguji adrenalin gue.."
"Pergi gak lo?.. Gue bakal lapor polisi kalau lo macem-macem."
Jaemin yang kesal itu pun akhirnya pergi meninggalkan tempat itu diikuti seluruh anggotanya.
Sedangkan Jeongwoo yang kini tinggal sendiri itu terus memperhatikan ke segala arah sembari menunggu kehadiran Haruto. Namun nihil, setelah 20 menit menunggu, masih tidak ada tanda-tanda jika Haruto datang. Karena tidak tau harus pulang dengan siapa, Jeongwoo pun menelfon Renjun.
"Hallo Jeo."
"Lo dimana Ren?. Bisa minta tolong?."
"Gue di rumah sih. Bisa kok. Minta tolong apa?."
"Bisa jemput gue gak?."
"Lah, emang lo dimana?."
"Gue di arena balap, gue sendirian disini."
"Kok bisa?."
"Nanti gue ceritain, gue takut sendirian disini. Lo jemput sekarang ya?."
"Oke oke. Lo sharelock aja."
"Iya. Makasih Ren."
Setelah panggilan berakhir, Jeongwoo pun mengirim lokasinya pada Renjun. Sementara menunggu Renjun datang, Jeongwoo terus menggerutu dan mengutuki Haruto.
"Awas aja pas ketemu nanti. Dia yang ngajak malah dia yang ninggalin gue."
Setelah menunggu selama 25 menitan, Renjun pun akhirnya datang.
"Akhirnya lo datang juga, Ren." Berdiri dari duduknya.
"Lo tadi kesini emang sama siapa sih?."
"Gue tadi lagi jalan sama Haruto.. Trus dijalan dia diajak sama gak tau gue siapa buat balapan."
"Sama Jaemin?."
"Eh iya, kalau gak salah namanya Jaemin. Tapi kenapa lo kenal sama dia?."
"Karena gue sesekali emang ikut Mark buat nonton kak Haruto balapan sama Jaemin."
Jeongwoo hanya mendengarkan lalu mengangguk.
"Ayo naik." Ucap Renjun memberikan helm pada Jeongwoo.
Jeongwoo mengambil helm tersebut dan memasangnya, lalu setelahnya naik ke motor Renjun. Tidak ada percakapan apapun selama perjalanan, namun semakin lama Jeongwoo merasa aneh ketika menyadari Renjun tidak membawanya pulang. Jeongwoo semakin kaget lagi ketika tau jika Renjun membawanya ke rumah sakit.
"Lo kenapa bawa gue kesini?." Heran Jeongwoo turun dari motor dan melepaskan helmnya setelah Renjun memarkirkan motornya.
"Ayo ikut ke UGD." Ajak Renjun menarik tangan Jeongwoo.
Jeongwoo yang kebingungan itu hanya mengikuti Renjun. Jeongwoo langsung terdiam dan kaget ketika melihat begitu banyak orang didepan ruang UGD itu. Ditambah lagi dia juga melihat Jihoon dan Hyunsuk disana.
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lover Stepbrother 🔞 (END)
Romance"Serigala nakal.. Mulai malam ini dan seterusnya lo milik gue." -Haruto Haruto yang dingin dan cuek, berubah menjadi seorang yang bucin saat dia mulai jatuh ke dalam pesona Jeongwoo yang kini menjadi saudara tirinya setelah sang ayah menikah lagi de...