Malam ini malam keenam Xander menginap di apartement Shannon, Presdir Vante itu benar-benar merawat Shannon dan tidak meninggalkannya sendirian. Bahkan untuk keperluan memasak dia meminta sekretaris Min belanja dan mengirimkannya ke apartement.
Xander tidak mengijinkan Shannon melakukan aktivitas apapun, setiap hari dia masak untuk membuatkan bubur serta soup sebagai menu makan Shannon agar lambungnya cepat pulih dan tidak lagi demam seperti beberapa hari yang lalu.
Awalnya Xander ingin membawa Shannon ke rumah sakit, namun gadis itu menolaknya dan hanya meminta obat pada dokter yang memeriksanya.
Hampir setiap malam Shannon akan tertidur setelah memastikan sang Presdir sudah beristirahat dengan baik.
Malam ini kembali Shannon mendorong tiang infus keluar kamar untuk melihat sang Presdir yang memilih tidur disofa untuk menjaganya selama enam hari ini.
"Kenapa anda sebaik ini padaku??"
Shannon mendekati Xander dan membangunkannya karena pria itu tertidur dengan posisi duduk bersama lembaran kertas pekerjaan yang tidak pernah dia tinggalkan sama sekali, entah siang atau malam Xander selalu berkencan dengan tumpukan berkas yang tidak pernah habis itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepertinya Xander begitu kelelahan hingga saat digoyangkan tubuhnya, pria itu tetap memejamkan matanya.
Shannon merapikan beberapa berkas yang berserakan, lalu duduk disampingnya. Menggunakan tangan kirinya, Shannon membelai surai hitam yang menutupi kedua mata yang terpejam itu.
"Apa selama ini kamu bekerja keras sendirian seperti ini?? Kenapa mereka meninggalkanmu??"
"Apa aku harus menemanimu agar kamu tidak merasa kesepian lagi tuan??"
Shannon merasakan perhatian yang berbeda dari sosok pria yang baru dia kenal ini.
"Bahkan aku tidak pernah mendapatkan perlakuan semanis ini sebelumnya" bathin Shannon
Gadis itu memberanikan diri untuk memeluk Xander dan menyandarkan kepalanya di dada bidang sang pria.
Xander merasakan sesuatu sedang menekan dadanya, dia membuka perlahan kedua matanya dan melihat gadis yang dia cintai sedang bersandar di dadanya dengan tangan kiri memeluk pinggangnya.
"Shan,,, " Xander memanggil gadis itu dan membuat Shannon melepaskan pelukannya namun dia menahannya.
"Jangan lepaskan,,, lakukan seperti ini" pinta Xander pada sang gadis.
Shannon menatap lekat wajah sang Presdir yang tetap terlihat tampan meskipun baru saja terbangun dari tidurnya.
"Saya sudah merapikan semua berkas yang berserakan di lantai, lain kali jika mengantuk istirahatlah jangan memaksakan diri untuk tetap bekerja. Tubuh juga butuh istirahat tuan. Bagaimana jika anda sakit?"ucap Shannon dengan suaranya yang lembut