74. Cemburu

453 44 7
                                        

Halo, iya cerita ini ganti judul yang tadinya Transmigrasi: Cewek Cupu & Cowok Dingin, menjadi AKRAM & RIFKA. Biar gak kepanjangannn

Selamat membaca! Jangan lupa Vote dan Komentar!!

[.]

Pagi itu, Rifka baru sampai di depan gerbang sekolahnya. Ia berangkat sekolah menggunakan ojek online, seperti biasa kalau sedang berada di tubuh Akram. Begitu berjalan menuju gerbang dengan hati yang damai nan tentram, langkahnya terhenti. Dadanya tiba-tiba sakit saat melihat Furi dan Arfian datang berboncengan ke arah parkiran sekolah. Melihatnya, membuat mata Rifka perih. Lagipula, kenapa juga sih Furi memeluk Arfian dari belakang? Memangnya, kalau sudah jadi pacar, harus peluk-pelukan begitu? kata Rifka misuh-misuh dalam hati.

Berusaha tidak ingin peduli, Rifka langsung melanjutkan untuk berjalan ke arah gerbang sekolah dengan agak sebal. Sedang fokusnya berjalan, kakinya tiba-tiba tersandung sesuatu. Tidak ada batu atau apa pun yang menghalangi, melainkan ulah Akram yang meletakkan kaki di depan kaki Rifka secara tiba-tiba dari belakang.

Lihat, kan? Akram bisa usil juga, asalkan orang yang diusilinya adalah Rifka. Yah, mungkin ... sedang mencari perhatian.

"Ish!! Apaan sih, lo?!" sentak Rifka, marah.

Akram sedikit kaget. "Kenapa?" tanyanya.

"K-kenapa apa? Pikir sendiri, lah! Gue hampir jatoh!"

"Kenapa keliatan marah-marah banget?" tanya Akram lagi dengan lebih jelas. "Masa cuma gue isengin gitu aja lu kayak marah banget?"

Akram tidak tahu bahwa barusan Rifka sedang bete melihat Arfian dan Furi. Tidak perlu tahu juga sih, yang ada Akram malah jadi ikutan bete.

"Em... E-enggak apa-apa," gugup Rifka, berbohong. "Ngomong-ngomong ... Gimana?" Rifka berusaha menutupi kebohongannya dengan manegalihkan pembicaraan.

"Gimana apa?"

"Em.. Maksud gue gimana? Lo u-udah ... bantu berapa hantu kemaren?"

Akram tampak pura-pura menghitung. Tidak lama, ia pun bilang, "Belum sama sekali, kayaknya."

"Satu aja belum?"

"Emang gampang bantuin hantu-hantu?"

Rifka menyesal bilang begitu, seketika merasa bersalah. "Maaf, deh, gue ngerepotin. Susah ya bantuin hantu-hantunya? Kalau gak itu gak papa deh lo gak jadi bantuin juga."

Rifka sebenarnya senang ada yang membantunya untuk menghilangkan indigo. Tetapi, kalau memang itu sangat sulit dan merepotkan, dia tidak mau memaksa. Apalagi, dia tidak berjanji memberikan apa pun kepada Akram karena telah membantunya. Rifka tidak enak juga.

"Gak apa-apa, gue seneng kok bantuin hantu-hantunya," balas Akram. Demi lo juga, lanjutnya dalam hati. Untuk mengungkapkannya, entah mengapa akhir-akhir ini Akram masih belum berani secara frontal dalam mengatakan bahwa sebenarnya dirinya mencintai Rifka. Belum saatnya.

"T-tapi kan ... lo gak gue kasih apa-apa, Ram. Kok lo mau-mau aja bantuin gue?" kata Rifka lagi.

"Lo nggak perlu ngasih gue apa-apa. Seru kok bantuin hantu-hantu, kayak mencahin misteri-misteri," jawab Akram lagi, meyakinkan. "Gini deh, supaya lo gak merasa bersalah, lo ikut aja sama gue bantuin hantu-hantunya."

"T-tapi gue takut..." Rifka tiba-tiba berpikir yang macam-macam yang menyeramkan.

"Takut apa? Kan di tubuh gue, lo gak bisa lihat hantu. Lo cuma bantuin gue doang buat nyelesain permasalahan hantu-hantunya. Lebih seru kalau ada yang nemenin."

Rifka diam sebentar mendengarnya. "Iya, deh..," katanya pasrah. Bagaimana pun, dia harus bertanggung jawab. Toh ini kan demi dirinya sendiri agar ia tidak bisa melihat hantu lagi. Jadi Rifka harus ikut andil dalam menyelesaikan masalah ini, tidak bergantung dengan Akram dan malah enak-enakan bersantai di tubuh Akram.

Begitu sudah memasuki kelas, tampak Helly dari bangkunya melirik sinis mereka yang datang berdua. Rifka mencuekinya. Semenjak dekat terus dengan Akram, Rifka semakin lama semakin tidak khawatir diganggu Helly, meskipun kedekatannya dengan Akram jugalah yang membuat Helly semakin membencinya. Tetapi biarlah itu, yang penting Rifka merasakan terlindungi. Meskipun ada juga rasa takut begitu melihat tatapan Helly tadi yang seperti sangat marah dan benci.

Rifka dan Akram menuju tempat bangkunya masing. Akram duduk di bangku Rifka, dan sebaliknya. Tidak lama, dua orang teman sekelasnya baru datang, Arfian dan Furi. Tatapan sinis yang Helly lakukan tadi, malah dituruti Rifka melihat dua orang itu berduaan terus. Rifka sangat amat cemburu melihat Furi dan Arfian yang makin lama makin mesra saja. Walaupun Arfian dan Furi tampak cocok sekali, bukan berarti Rifka dan Arfian tidak mungkin bersama, kan?

Pikiran jahat Rifka lantas berisik, bertanya-tanya mengenai bagaimana cara menjadi pelakor yang baik?

[.]

Bel pulang sekolah berbunyi. Akram menghampiri Rifka untuk kembali mengajak membantu hantu anak kecil dan kakeknya itu. Rifka sebenarnya agak keberatan, sebab ia tadinya mau membantu ibunya menjaga warung seblaknya seperti biasa. Makin hari, warung seblak Bu Hara semakin ramai didatangi pengunjung. Ini karena bantuan dari Pak Baron yang dengan tulus mempromosikannya di media sosial, koran sampai membuat brosur yang disebar  di tempat-tempat umum, menjadikan warung seblak Bu Hara makin terkenal. Ditambah, resep seblak buatan Bu Hara memang enak sekali, makanya makin ramai. Sudah membutuhkan pegawai, harusnya.

Namun karena tidak enak juga dengan Akram, maka Rifka merasa harus bertanggung jawab. Lagipula pas pagi tadi sudah mengiyakan.

"Kita sekarang mau ke mana?" tanya Rifka selagi Akram mencari taksi online.lnyang sebelumnya sudah dipesan.

"Ke rumah keluarga dari hantu kakek-kakek dan anak kecil perempuan yang selalu kita lihat di jalanan menuju rumah lo," jawab Akram.

Di samping itu, lagi dan lagi Rifka mendapati Arfian dan Furi berduaan tertawa menuju parkiran. Rifka geram. Kapan sih mereka berdua putus? pikirnya. Meskipun Rifka tidak yakin kalau Arfian suka padanya, tapi tetap saja sebal kalau Arfian bersama cewek lain.

"Tuh, taksinya udah sampai," kata Akram, lalu tiba-tiba meraih lengan Rifka untuk menuntunnya karena taksi tersebut parkir di sebrang jalan.

Rifka terlalu fokus kepada Arfian, cowok yang ia suka. Sampai tidak menyadari ada cowok lain yang menyukai dirinya juga, padahal cowok itu sedang bersama dengannya.[]






07 Juli 2024

AKRAM & RIFKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang