Akram segera menghampiri si hantu bonyok sebelum hantu itu keburu menghilang. Ia harus mengetahui apa sebenarnya alasan si hantu bonyok selalu muncul kepadanya ketika di tubuh Rifka. Katanya hantu itu ingin dibantu sesuatu, tetapi ketika akan dibantu, malah bertingkah tidak jelas.
Mengetahui Akram mendekat, hantu itu tampak sedikit terkejut.
"Hai, anak muda! Sedang apa kau di sini?" tanya hantu bonyok itu.
"Harusnya gue yang nanya itu. Ngapain lo ada di pasar?" Akram balik tanya.
Hantu itu diam sebentar sebelum akhirnya menjawab, "Saya hanya ... ingin jalan-jalan saja."
Akram mengerutkan keningnya, menatap tajam-tajam. Ia ingat ketika berdebat dengan Rifka di dekat pangkalan tukang ojek, jelas-jelas hantu bonyok itu berambut pendek dan pitak sedikit, mengapa Rifka bilang kalau hantu bonyok itu adalah perempuan dan berambut panjang?
"Kenapa kau menatap seperti itu? Memangnya hantu tidak boleh jalan-jalan ke pasar?"
Akram tak memedulikan omongan aneh hantu itu. "Lo bohong kan, soal lo mati di pohon deket pangkalan ojek?" tanya Akram. "Enggak ada pohon di sana!"
"Tidak ada pohon di sana? Iya, kah?" Si hantu bersikap seperti pura-pura lupa. "Entah, lah. Saya tidak ingat."
"Maksud lo apa sih? Bukannya lo mau cepet-cepet keluar dari alam lo itu? Ada dua hantu bonyok lagi kan selain lo? Perempuan?" serbu Akram dengan berbagai pertanyaan.
"Tidak tahu," singkat hantu bonyok tersebut.
"Jangan bohong!"
Akram sangat kesal sekarang. Hantu itu benar-benar tidak bisa diajak serius. Sangat menyebalkan dan tidak jelas seperti Coki. Bahkan Akram berani bilang jika harus memilih antara berhadapan dengan Coki atau hantu bonyok ini, Akram pasti memilih berhadapan dengan Coki.
"Itu ibumu, kan?" tunjuk hantu bonyok itu kemudian ke arah Bu Hara. "Siapa lelaki di sebelahnya itu?"
"Kenapa emang lo nanyain mereka?" tanya Akram, ia juga penasaran karena hantu itu seperti ingin tahu. Terbukti dari tadi Akram melihat hantu tersebut melihat terus ke arah Bu Hara.
Hantu itu diam saja. Selain tidak jelas, dia juga sepertinya budek.
"Kenapa lo diem aja?" tanya Akram lagi. Ia benar-benar ingin tahu pertanyaan-pertanyaan dalam dirinya mengenai hantu bonyok itu. "Lo belum jawab pertanyaan gue tadi. Ada hantu bonyok lain kan, selain lo? Hantu bonyok perempuan yang sering muncul ke si Cupu?"
"Saya tidak tahu," singkat hantu itu lagi, masih menatap ke arah Bu Hara dan Pak Baron.
Akram berdecak. Tidak tahan rasanya. "Sebenernya lo itu siapa, sih?"
Hantu itu lantas menoleh ke arah Akram, tersenyum, lalu diikuti kekehan sedikit.
"Sebentar lagi juga kau tahu. Saya malas menceritakannya," katanya.
Usai mengatakan kalimat itu, si hantu lalu menghilang perlahan-lahan. Meninggalkan Akram berdiri sendirian di sana masih dengan rasa penasarannya.
Sekejap hantu itu menghilang, Akram menghela napas dengan kesal. Ia akan berbalik kembali menuju bangku untuk duduk, tetapi baru sadar orang-orang di pasar sedang menatapnya aneh.
![](https://img.wattpad.com/cover/348012017-288-k125245.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AKRAM & RIFKA
Teen FictionAkram mau tidak mau harus terjebak ke tubuh cewek cupu indigo. Rifka malah kegirangan begitu tahu jiwanya masuk ke tubuh Akram, cowok tampan dan dingin yang selalu disegani oleh semua orang. Bagi Rifka, menjadi Akram adalah keberuntungan. Bagi Akram...