🔞MATURE CONTENT - ADULT ROMANCE🔞
[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!]
"Apa yang kau lakukan?!" Retha berbisik garang, suaranya terdengar serak saat jari-jari Alan menepikan dalamannya di bawah meja.
Lelaki itu memperhatikan teman...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOTC: I Was Never There - The Weeknd
•••
🔞
Mengarahkan kameranya ke wajah Retha yang tertidur lelap, Xander memasukkan kedua jarinya ke dalam mulut Retha dengan seksual, memaju mundurkannya. Bibir lelaki itu tergigit, membayangkan kejantanannya yang ada disana.
Dengan jemarinya yang telah basah kuyup, Xander memegang dada Retha, mencubit puncaknya yang juga sudah dihiasi salivanya, memastikan kamera ponselnya mengarah dengan baik dan memperlihatkan semua perlakuan menjijikkan yang Xander lakukan padanya.
Xander saat ini sangat ingin mengerang melihat wajah Retha yang masih terlelap damai, matanya tertutup polos tidak mengetahui apa yang sedang terjadi padanya.
Kameranya lalu turun membidik bagian paling privasi Retha yang dimainkan perlahan oleh Xander, klitorisnya diusap dan dicubit sedemikian rupa oleh lelaki itu, terasa lembut bagai bunga cerah yang mekar di musim semi. Jakunnya naik turun, menahan keinginan untuk tidak mencicipinya.
"Sial, basah sekali.." bisik Xander tak tahan, cairan lengket itu mengenai permukaan jarinya, seolah mengundangnya.
Xander menjilat bibir saat sampai pada pertahanan terakhirnya, "Fuck it."
Rasanya tidak lengkap hanya dengan memegangnya saja, seringai terbit di bibir Xander saat ia mulai mendekat untuk merasakan langsung belahan bawah Retha yang menggodanya.
Namun tiba-tiba..
Triing.. triing..
Terkejut, Xander buru-buru mematikan videonya dan memasukkan ponselnya dengan aman. Matanya melirik tajam pada ponsel Retha yang berdering di luar kamar. Xander lalu bangkit dan tidak lupa memperbaiki baju dan keadaan Retha, menyelimuti dan menanamkan lumatan terakhir di bibirnya.
Sebelah alisnya terangkat saat melihat bahwa yang menelepon Retha adalan Alan, ia memutuskan untuk tidak menjawabnya.
Langkahnya dengan santai menyusuri apartemen Retha, Xander melihat dua kopi yang tersaji di atas meja dan membuang cairannya di westafel, menghilangkan barang bukti jaga-jaga Retha curiga padanya, setelahnya Xander pun beranjak membuka pintu Retha.
Tubuhnya tersentak ke belakang saat pemandangan Alan dengan tangan terangkat menyambutnya—sepertinya lelaki itu ingin mengetuk pintu apartemen Retha.
Melihat Xander yang baru saja keluar sendiri, mata Alan langsung memicing padanya, "Dimana Retha?"
Xander meletakkan jarinya di bibir, seolah menyuruh untuk tidak bersuara keras, "Kakak sedang tidur."