ENEMY WITH BENEFITS || SEBUAH FAKTA

2.4K 161 13
                                    

Ready for the rollercoaster?🎢

SOTC: The Man Who Can't Be Moved - The Script

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOTC: The Man Who Can't Be Moved - The Script

•••

"A-apa maksudmu?"

Retha menatap Alan dengan kedua mata membesar, berusaha menemukan setitik pun percikan jahil di netra lelaki itu, namuan nihil, itu menghantarkan gelenyar asing di diri Retha.

Tangan keduanya masih belum berpindah seinci pun, Alan sepertinya tidak ada niatan untuk melepaskannya, membuat Retha juga urung kehilangan kehangatan dari tangan besarnya yang sudah lama tidak ia rasakan.

Alan ingin.. mendapatkanku?

"Kak Alan?"

Panggilan itu membuat Alan memutuskan lamunannya, matanya dengan cepat kembali seperti semula bergerak mendapati sosok Xander yang berdiri di depannya. Retha yang membelakangi terdiam kaku, tidak mengira akan ada seseorang yang mengenali mereka disini, terlebih Xander.

"Oh, kau," balasnya singkat, tidak menyembunyikan rasa terganggunya karena interupsi Xander, "Mau apa?"

Dihadapkan pertanyaan itu, Xander melambai dengan cepat, wajahnya panik, "Ah maaf, aku hanya menyapa, kukira salah orang."

Alan menurunkan pandangan, menyadari kaki Retha yang tak tertutup kain sedikit gemetaran. Alan menurunkan tangannya melingkari pinggang Retha dan menariknya mendekat, posisi mereka sekarang jadi berpelukan erat, "Pergilah. Pacarku ini sangat pemalu, kau.." Suaranya melambat, menarikan jemarinya mengelus sensual pinggang wanita di dekapannya, seringainya terbit, "Bisa lihat kan sekarang kami dimana?"

Xander lalu melihat sekeliling, sepertinya baru menyadari lokasi mereka tepat di depan dokter kandungan—sudah jelas kenapa pacar kakak tingkatnya itu merasa malu.

Wajah Xander mulai memerah, ia menundukkan kepalanya sekali, "Maaf lagi, kak. S-semoga hari kakak menyenangkan." jawabnya dengan asal, segera beranjak dari sana.

Beberapa saat berlalu saat Retha mendongak ke atas, "Xander sudah pergi?"

Alan menggeleng, mengeratkan pelukannya; menikmati aroma parfum yang Retha kenakan, sengaja berbohong demi bisa merasakan beberapa detik lagi berdekatan dengan wanita itu. Tangannya sangat gatal dan rakus untuk terus menyentuh Retha, mengklaim tiap bagiannya sebagai miliknya sendiri.

"A-alan.. terlalu erat.."

Alan memejamkan mata, mengatur semua iblis yang saat ini sedang berkumpul di kepalanya membisikkan ide-ide kotor. Seperti bagaimana jika ia membawa Retha kabur dan mengurungnya di tempat yang hanya ada dirinya disana, membuat wanita itu sepenuhnya bergantung kepadanya, dan hanya padanya. Atau jika ia membuat Retha mabuk dan menggodanya lagi seperti saat mereka tidur pertama kali di malam perpisahan, tapi kali ini Alan akan pastikan membuat wanita itu hamil, entah dengan menyelipkan obat ke mulutnya saat mereka berciuman atau menidurinya hingga pagi datang dan menyumpal lubangnya dengan kejantanannya agar spermanya tidak akan keluar dan masuk sepenuhnya ke rahim wanita itu, ia tidak peduli. Hanya dengan itu Retha akan menjadi miliknya, hanya dengan itu-

Enemy with Benefits⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang