penusuk hati

1.4K 167 34
                                    

-

-

-

-

-

Cindaha......
Holobady24.............

Freyan mengemudikan mobil dengan wajah cemberut, ia kesal bukan main. Entah dari mana ibunya tahu dia tidak berada di rumah, Freyan menduga pasti ini perbuatan Marsha

Freyan sudah sampai di rumahnya. Ia masuk ke rumah menggunakan kunci cadangan. Saat masuk, rumah dalam keadaan gelap gulita. Ia segera menyalakan lampu. Matanya mengerjap, rumah terlihat bersih sekali. Bahkan cangkir dan piring kotor yang ada di kitchen sini sudah tidak ada.

Freyan berjalan menuju ruang tamu. Ia mengusap sudut sudut meja dan kursi. Ia lantas tersenyum tipis karena tidak menemukan debu di sana.

"Namanya juga pembantu.Skillnya nggak di  ragukan lagi"ucapnya menyebalkan

Ceklek......

Terdengar suara pintu di buka. Freyan pun menoleh ke arah sumber suara. Dari dalam satu kamar tamu, Marsha keluar sambil menguap. Ia berjalan sambil memegang botol kosong yang kerap di isinya untuk minum di kamar.

Freyan terpaku. Marsha keluar dengan menggunakan setelan pakaian tidur pendek. Tubuhnya yang mungil membuatnya tidak seperti seorang ibu-ibu. Ia justru terlihat gadis yang berusia dua puluhan dengan wajah polosnya itu.

Freyan terus memperhatikan Marsha. Kaki yang putih mulus. Rambut yang biasanya di kuncir kini terurai indah. Sungguh terlihat dari biasanya

"Sebenarnya berapa sih usianya? Masih muda udah punya anak. Apa dia nikah muda ya? Atau jangan-jangan nikah karena kebobolan?"gumam Freyan mode julid

Karena sibuk melamun, Freyan tak sadar kalau marsha sudah kembali ke kamar. Marsha mengernyitkan dahi saat melihat Freyan yang berdiri terpaku di tengah-tengah ruangan. Udah kaya menekin yang di pajang di toko-toko aja.

Marsha yang malas berurusan dengan Freyan, memilih acuh tak acuh. Ia justru segera kembali ke kamar. Namun suara Freyan menghentikan langkahnya.

"Woy,lu, apa yang lu bilang ke mama, hah?" Sentak Freyan yang kembali teringat saat ibunya menelponnya dengan marah-marah saat ia berada di club malam

Marsha menoleh dengan wajah datarnya" p, maksud?" Hanya itu saja jawaban Marsha

"Nggak usah berlagak sok polos. Dasar tukang ngadu. Pasti lu kan yang bilang ke mama kalau gue pergi keluar dan nggak pulang-pulang"

"Lu pikir gue sekurang kerjaan itu? Kalau lu mau pergi, ya pergi aja. Emang gue pikirin" Jawab Marsha acuh tak acuh

Tangan Freyan mengepal keras yang menurutnya Marsha menyebalkan. Dia nggak sadar, ekspresinya pun juga menyebalkan. Sok angkuh dan sok galak.

"Udahlah. Kalau bukan lu siapa lagi?emangnya mama punya CCTV di mana-mana?"

"Kalau nggak percaya ya udah. Atau lu mau gue nelpon Bu Chika dan nanya siapa yang ngasih tau kalau lu nggak ada di rumah?"
Mata Freyan sontak melotot tajam. Kalau sampai itu terjadi, bisa jadi malah di marahin lagi"gimana lu mau nggak?"

Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang