Kue Kenangan

1.5K 189 11
                                    

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Cidaha...
Holobady24...

_____________Kue Kenangan__________

"Freyan" panggil seseorang tiba-tiba membuat Freyan kaget sontak menoleh

"Astaghfirullah! Mama, ngagetin tau nggak, untung aja Freyan nggak punya penyakit jantung. Coba kalau ada bisa bahaya" omel Freyan saat melihat sosok mamanya lah yang memanggil sambil menepuk pundaknya itu.


"Ck, gitu aja kaget. Marsha mana? Shasa di ruangan mana?" Cecer mama Chika


Mama Chika berencana pulang hari ini, Menelpon Freyan pagi pagi sekali. Ia begitu terkejut mengetahui Shasa masuk rumah sakit semalam.


"Marsha ada di ruangan Shasa. Ayo ma, ikut aku" Freyan pun segera membawa masuk sang mama ke ruangan Shasa


Hati mama Chika terenyuh melihat Shasa tertidur dengan jarum infus yang menancap di pergelangan tangannya


"Marsha kamu nggak papa, nak?" Mama chika menghampiri Marsha dan menggenggam tangannya


"Marsha nggak papa kok ma" Marsha menjawab dengan tersenyum tipis


"Maaf, mama baru kemari. Bagaimana kata dokter? Shasa nggak kenapa-napa kan?"


Marsha dan Freyan saling menoleh. Freyan lebih dulu mengajak sang mama duduk di kursi agar mereka bisa berbicara lebih santai


"Dari semua dokter bilang, ada kemungkinan Shasa menginap leukemia, ma. Tapi untuk memastikan, dokter akan selalu tes darah sore ini. Di lanjutkan dengan biopsi sumsum tulang belakang juga.  Mudah-mudahan hasilnya negatif ya, ma" bukan Marsha yang menjelaskan, tapi Freyan. Freyan tau, Marsha sedang tidak baik-baik saja. Apalagi untuk menjelaskan tantang apa yang Shasa alami, pasti akan terasa menyakitkan di hatinya.


"Astaghfirullah" mama Chika sampai menutup mulutnya akibat


"Ya Allah, semoga aja hasilnya negatif ya, sha. Mama juga nggak tega liat Shasa kaya gini. Kamu yang kuat ya. Mama pasti akan mendoakan kesembuhan Shasa" mama Chika berdiri kemudian memeluk tubuh Marsha. Memberikan kekuatan agar tetap kuat mengahadapi situasi ini.

"Oh, iya, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Shasa tiba tiba pingsan semalam? Apa dia ada salah makan atau apa?" Cecer mama Chika yang sudah sangat penasaran sejak dalam perjalanan tadi.

Marsha melirik Freyan. Freyan menghela nafas kasar sambil mengusap tengkuknya.

"Ini salah Freyan ma. Shasa kayaknya syok dan pingsan karena liat kita lagi berantem di ruang tamu" Freyan memilih berkata jujur membuat Chika mendengus kesal.

"Makanya, kalau mau bertengkar di dalam kamar. Mama tau, yang namanya pertengkaran di dalam rumah tangga itu wajar. Nggak ada satupun pasangan suami istri yang nggak pernah berantem. Selisih paham itu udah pasti ada, tapi alangkah baiknya selesaikan saat itu juga. Karena mama tau, penyesalan permasalahan suami-istri itu ada di atas ranjang, jadi lebih aman bertengkar di dalam kamar. Ingat, lebih baik bertengkar di dalam kamar aja"

Sontak saja pasutri itu mengerutkan keningnya saat mendengar kata-kata sang mama kalau penyelesaian permasalahan suami-istri itu ada di atas ranjang.

"Maksud mama? Freyan bingung, emangnya bisa nyelesain masalah di atas ranjang?"

"Di mana-mana, suami-istri itu kalau bertengkar di atas ranjang. Mama yakin, tak butuh waktu lama perselisihan akan segera terselesaikan dengan sendirinya"

Marsha dan Freyan saling menoleh. Semburat merah muncul di kedua pipi pasangan suami-istri. Marsha memalingkan wajahnya.

"Apa-apaan itu, masa masalah bisa selesai ngelakuin ehem-ehem sih?. Aneh-aneh aja mama ini!"batin Freyan

"Kok diam? Nggak percaya? Saat ini mungkin belum. Tapi pasti kalian akan mengalami nya sendiri. Yaudah, sekarang kalian pulang dulu aja.mandi, ganti baju. Biar mama yang jagain Shasa di sini"

"Em, nggak usah ma. Biar aku aja yang di sini. Mama aja yang pulang barang kak Freyan. Mama pasti capek karena baru nyampe"

"Nggak papa, mama nggak papa kok. Kamu aja sama Freyan yang pulang. Sore nanti kemari lagi. Lagi pula pasti belum menyelesaikan permasalahan kalian kan? . Alangkah baiknya setiap permasalahan segera di selesaikan. Jangan di tunda-tunda karena akan membuat semakin berlarut. Dan ingat ini, nggak ada rumah tangga yang berjalan mulus- mulus aja. Ujian itu pasti ada dan berbagai macam bentuknya. Kalian paham kan?" Tegas Mama Chika yang sudah seperti seorang guru menasehati murid-muridnya

"Paham, Bu guru..." Sahut Freyan membuat Chika mendelik, sementara Marsha mengulum senyum.

Akhirnya keduanya pun memilih untuk pulang ke rumah. Mereka setuju karena sadar, mereka belum mandi sejak pagi. Ingin mandi di rumah sakit, mereka tidak membawa perlengkapan mandi dan baju ganti sama sekali. Marsha juga harus mengambil baju ganti untuk Shasa.

"Ada yang mau kamu beli? Atau mampir di suatu tempat?" Tawar Freyan

Awalnya Freyan menggeleng, tapi saat melihat toko kue yang terkenal dengan brownies coklat dan keju, Marsha pun jadi ingin ke sana.

"  emmm...."

"Kenapa? Ada yang mau kamu mampir?" Marsha menatap toko kue yang terlewat dengan wajah cemberut" kalau mau sesuatu itu bilang. Marsha. Aku mana tau kalau kamu diam kaya patung seperti ini"

"Tapi tokonya udah lewat"

"Toko apa? Nanti kita muter lewat sana kalau mau"

"Toko kue. Aku dan Shasa suka brownies cream cheese. Kami dulu sekali di kasih orang. Udah lama bangat kami nggak makan itu. Kadang Shasa pengen , tapi ...." Marsha diam tak jadi melanjutkan ceritanya

Freyan yang belum paham mencari jalan untuk memutar mobilnya.

"Ok, kita ke sana sekarang"

"Memangnya nggak papa?"

"Nggak papa. Tapi ada syaratnya"

"Apa?"

Freyan tersenyum" syaratnya aku kasi tau di rumah aja"

Marsha mengangguk pelan meskipun ragu. Ia penasaran apa syarat yang akan Freyan ajukan,.tapi Marsha tidak mau bertanya saat ini karena yang ada di pikirannya saat ini adalah senyuman bahagia Shasa kerena akhirnya bisa mencicipi lagi kue yang sudah sangat lama ia inginkan.

Freyan tersenyum penuh arti. Ia pun segera melanjutkan mobilnya menuju toko kue yang Marsha maksud.

To be continued...

Sorry kalau part pendek, masih puyeng soalnya

Btw makasih buat foto sampul yang lu buat

____________Kue Kenangan___________


-

Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang