Komitmen

1.1K 255 80
                                    

-

-

-

-

Niky-Neyko

Komitmen
_____________________________________

Melihat kedatangan Zeansa, Marsha pun mempersilahkan duduk di kursi teras. Ia tidak mempersilahkan Zeansa masuk. Ia khawatir terjadi fitnah apalagi suaminya masih bekerja di luar kota, sehingga memilih mempersilahkan duduk di kursi teras saja.

Bi Sumi sudah menghidangkan secangkir kopi dan bakpia keju. Zeansa tersenyum, ia tau kalau Marsha menyukai bakpia keju. Bahkan kesukaannya itu karena Zeansa lah yang pertama kali membawakannya sepulang dari rumah saudaranya di Yogyakarta.

"Kamu ternyata masih suka sama bakpia keju" ucap Zeansa memecah kesunyian sejak tadi Marsha memilih diam.

Marsha tersenyum canggung " ya begitulah" hanya dua kata itu yang Marsha ucapkan.

"Kamu kayaknya baik-baik aja 5 tahun ini" Zeansa berujar sambil menatap Marsha yang mengarahkan pandangannya ke bunga-bunga bermekaran di taman kecil yang ada di sana. Wajah Marsha itu kian cantik, semakin dewasa, semakin terlihat menawan dan memesona. Wajar bukan Zeansa tak melupakan mantan kekasih terindahnya itu.

Ah, mengingat kalau mereka sudah mantan dan mantan terindahnya itu menikah dengan laki-laki lain membuat hati Zeansa sakit luar biasa

"Alhamdulillah" ucap Marsha, salah server

Zeansa tetap menatap Marsha, dan menghela nafas kasar" tapi berbanding terbalik dengan aku"

Marsha menoleh sekilas, kembali mengalihkan pandangannya

"Tapi kamu tampak baik-baik aja, bahkan jauh lebih baik", ujar Marsha

Menelisik dari penampilan Zeansa yang gagah menawan, lebih rapi dan berwibawa, Marsha menebak kalau ia Baik-baik saja. Bahkan perpisahan mereka patut di apresiasi karena mampu membuat Zeansa yang dulu sedikit urakan jadi lebih rapi. Bahkan ia berhasil menjadi kepala cabang setara dengan suaminya.

"Yang terlihat belum tentu yang sebenarnya. Kamu tau, setelah tau semua kebenaran tentang kamu, termasuk mama aku datang sama kamu sehingga kamu milih buat menjauh dari aku, buat aku benar-benar hancur. Aku menyesal karena tidak mempertahankan hubungan dan perjuangin kamu. Aku menyesal karena terlambat tau tentang segalanya. Maafin aku Sha. Sungguh tiada hari aku lalui tanpa memikirkan mu" ujar Zeansa

Marsha cukup terkejut Zeansa telah mengetahui segalanya. Sebenarnya juga ia penasaran dari mana Zeansa mengetahui segala kebenaran itu.tapi entah kenapa tenggorokan terasa tercekat untuk menanyakan hal tersebut.

"Marsha kamu mau maafin kan?" Melas Zeansa

Marsha menoleh sekilas tersenyum kecil." Tanpa kamu minta maaf pun, aku udah maafin kamu. Jadi kamu nggak perlu khawatir. Semuanya udah berlalu. Dan aku udah lupain semuanya"

Bohong kalau Marsha sudah melupakan semuanya. Sungguh, hatinya pun sakit kembali mengingat semuanya. Cinta yang terhalang kandas di halang restu. Padahal saat itu Zeansa satu-satunya tempatnya berharap. Tapi kalau di pikir-pikir itu sudah di takdirkan. Jangan terlalu berharap terhadap manusia karena sejatinya tempat berharap sesungguhnya adalah tuhan semata. Bukan manusia.

Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang