Zeansa

1.3K 202 25
                                    

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Cidaha
Niky Neyko

_______________Zeansa_______________

W

arning!!!
Mohon jangan di skip-skip karena percakapannya hanya sedikit, dan masih banyak fakta-fakta yang perlu kalian baca.

___

"Kak, siang nanti Shasa ada kontrol ke rumah sakit" ucap Marsha memberi tahu " kak Freyan kalau lagi sibuk biar aku berangkat sendiri aja naik angkot"

"Apa? Angkot? Nggak, nggak, nggak. Jangan! Kasian Shasa kamu ajak naik angkot" yang sering angkot, pasti paham perjuangan naik angkot itu kayak gimana.

"Nanti kamu siap-siap aja. Nanti aku usahain pulang lebih cepat,Oky"

"Emang nggak ngerepotin kak? Atau naik taksi aja? Aku nggak mau ngerepotin kak Freyan. Apa lagi mengganggu pekerjaan kak Freyan"

Freyan meraih pundak Marsha merangkulnya dan berjalan menuju depan. Tampak Shasa sudah duduk di sofa sambil memainkan tabletnya

"Aku nggak ngerasa di repotkan sama sekali. Ingat, kalian sekarang adalah tanggung jawab aku. Jadi jangan pernah merasa di repotkan sama sekali, hmm"

Marsha mengangguk. Sebenarnya Freyan hanya merasa bersalah sebab tadi malam mengeluarkan kata yang tidak seharusnya. Ingin meminta maaf tapi Freyan takut nantinya Marsha sakit hati lagi, jadi ia memilih mendiaminya, dan mulai sekarang Freyan bakalan buang sikap busuknya itu.

Meskipun tidak ada cinta di antara mereka berdua, tapi setidaknya mereka mulai menghargai pernikahan ini.

                        ************

Setibanya di kantor, Freyan pun segera melakukan pekerjaannya. Ia juga harus mengumpulkan bukti kecurangan yang di lakukan oleh Aldo. Saat di kantor, Aldo dan Freyan berpapasan. Aldo melengos, dahi Freyan sampai mengeryit, mengapa Aldo semakin menunjukan ketidaksukaan pada dirinya. Sebenarnya apa kesalahan yang sudah ia lakukan sehingga Aldo bersikap sedemikian rupa? Bukanya Freyan lah yang seharusnya marah karena sudah menusuknya dari belakang dan diam-diam menjalani hubungan dengan Ashel?. Aaaaaaargh Aldo emang ada-ada aja.

"Aldo" panggil Freyan

Aldo melirik sinis. Kebencian semakin menjadi setelah ia menikahi Ashel. Padahal rencana ia menggoda Ashel dan membuatnya meninggalkan Freyan untuk membuat laki-laki itu terpuruk. Tapi bukannya terpuruk, Freyan justru semakin bahagia dengan pernikahannya. Dan kini seakan senjata makan tuan, justru dialah yang terpuruk karena terpaksa menikahi wanita yang tidak di cintai. NT broo

Melihat Aldo mengabaikan panggilannya, Freyan mengedikkan bahunya. Sebentar lagi jam makan siang, Freyan pun bergegas membereskan beberapa pekerjaan sebelum pulang ke rumah

                        **********

"Ini rumahnya?" Tanya Zeansa. Christy mendengus, namun ia tetap harus memasang senyum bahagia" makasih ya Zeansa, berkat bantuan kamu, aku sama mama jadi nggak perlu nyari-nyari kontrakan lagi" Christy berucap dengan senyum tak pernah luntur. Zeansa memasang ekspresi datar. Sungguh, kalau bukan karena berharap suatu hari nanti bisa mendapatkan informasi mengenai Marsha mungkin ia biarkan saja mereka berdua, Zeansa sudah begitu malas berurusan dengan Christy dan ibunya

Ya Zeansa sudah tau kalau anak yang Marsha asuh bukanlah anak kandungnya, ia baru mengetahui tentang fakta itu beberapa bulan setelah Marsha menghilang. Zeansa yang penasaran dengan keberadaan Marsha pun mencari tahu dari pemilik toko tempat sebelumnya Marsha bekerja. Sayangnya ia tidak menemukan Marsha di sana. Tapi ia justru mendapatkan fakta yang membuat Zeansa benar-benar menyesal. Bayi yang Marsha asuh bukanlah anak kandungnya. Melainkan anak orang lain yang di buang di depan kontrakannya

Ia benar-benar menyesal sudah termakan dengan omongan Christy. Karena kebodohannya itu , ia jadi kehilangan Marsha. Ia juga baru mengetahui kalau Marsha di usir oleh Christy dan ibunya. Bukan kabur dengan laki-laki lain.

Dan alasan mengapa Zeansa tetap berusaha bersikap baik dan mau membatu Christy dan ibunya , dan termasuk mencarikan kontrakan di kota tersebut tidak lain dengan harapan ia bisa mendapatkan kabar mengenai Marsha bila mana ia tiba-tiba menghubungi kedua kedua orang tua itu.

Tapi Berbeda lagi dengan pemikiran Christy dan ibunya, mereka pikir Zeansa mau membantu mereka karena sudah memiliki perasaan pada Christy

"Sama-sama. Oh iya, semua perlengkapan sudah tersedia di dalam , kalau gitu gue pergi dulu"

"Tunggu!" sergah Tika

Zeansa menoleh " Lo mau apa lagi?"

Chirsty menggeleng. Ia menarik rambutnya ke belakang telinganya dengan memasang senyum malu-malu.

"Emm, kamu... Nggak mau mampir dulu? Nanti aku buatin kopi" tawar Christy

Zeansa menggeleng " nggak, makasih, gue masih ada pekerjaan"

Chirsty mengangguk dengan wajah cemberut, berharap Zeansa tidak akan menolak tawarannya. Namun Zeansa tidak peduli. Ia justru segera membalikan badannya dan pergi dari sana.

"Ihh, Sialan. Susah bangat sih dapetin kamu" kesal Chisty

                        ***********

hari semakin berganti, hubungan Freyan dan Marsha semakin baik, karena itu yang pembaca mau karena menolak karam. Dan demi membahagiakan Marsha dan Shasa, Freyan malam ini mengajak keduanya makan malam di sebuah restoran yang ada di sebuah mall. Setelah makan malam , Freyan menyempatkan mengajak keduanya ke salah satu toko mainan. Melihat yang jumlahnya sangat banyak, mata Shasa berbinar cerah. Freyan mengajak Shasa untuk membeli beberapa mainan yang ia suka.

"Aku bayar ini dulu ya, kalian duduk aja dulu di sana"

Marsha menggangguku. Ia pun mengajak Shasa untuk duduk di bangku  yang ada di dekat toko mainan itu.

Shasa mengajak Marsha bercerita. Mengungkapkan kebahagiaannya. Jelas saja Marsha merasa bahagia. Kebahagiaan Marsan itu sepele, melihat Shasa bahagia saja sudah membuatnya senang luar biasa.

Saat sedang mengobrol, seseorang keluar dari lift yang tak jauh dari tempat Marsha duduk. Matanya membeliak saat melihat keberadaan Marsha.

"Marsha"

Dengan langkah cepat, ia mencoba mendekati Marsha. Namun panggilan teleponnya membuat langkahnya berhenti sejenak. Ingin mengabaikan, tapi saat melihat siapa yang menelepon membuat ia terpaksa mengangkat panggilan itu. Ia menjawab dengan kesal panggilan itu. Saat panggilan di tutup, ia kembali mengarahkan langkah kakinya ke bangku di mana Marsha sedang duduk dengan seorang anak kecil tadi. Namun seketika ia tersentak dengan pandangan membeliak.

"Sial! Kemana perginya mereka?" Umpatnya kesal sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Namun ia tidak menemukan keberadaan jejak   Marsha sedikitpun.

To be continued...

Aku udah berusaha sekuat tenaga biar kapalnya nggak karam, tapi masih ada orang yang special yang pengen ketemu Marsha😖

Siapa tuck?

_______________Zeansa_______________




-


Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang