Apa Kabar

1.1K 264 41
                                    

-

-

-

-

-

Niky-Neyko

__________Apa Kabar_______

Sepanjang perjalanan hingga ke kota tujuan, Freyan tampak sibuk dengan ponselnya. Meskipun dalam mode pesawat terbang, tapi tak mengurungkan niat kesenangan Freyan yang telah melihat foto-foto Marsha Vanesa yang ia ambil dengan secara diam-diam. Dari mulai foto Marsha yang sedang memasak, membereskan tempat tidur, menyuapi Shasa makan, bahkan hingga foto Marsha setelah ia gempur habis-habisan. Freyan terkekeh sendiri. Ia gemas sekali melihat foto Marsha yang sedang tertidur. Ia lantas menggunakan foto itu sebagai walpaper ponselnya.


"Gemesin banget sih" gumam Freyan gemes sendiri.

Terdengar helaan nafas kasar dari kursi yang ada di belakang. Itu adalah Indira ia menoleh ke arah wanita yang entah mengapa raut wajahnya terlihat sangat berbeda.

"Kau sakit?" Tanya Freyan

"Ah, ti-tidak, pak" jawab Indira terkejut

"Kalau sakit, bilang. Seharusnya kau tidak memaksakan diri untuk ikut kalau kau sakit. Saya bisa yang lain untuk menggantikan kau" ujar Freyan yang mengira sengaja mengelah.

"Tapi saya benar-benar nggak sakit pak"

"Terserah kau saja" Freyan terlalu malas banyak basa-basi. Meskipun Indira bawahannya secara langsung, tapi ia tetap menjaga batas untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.

Pesawat akhirnya lending. Setelah mendarat sempurna, Freyan dan Indira pun turun dari pesawat. Melihat cara berjalan Indira ini agak berbeda dari biasanya, membuat Freyan mengernyitkan keningnya. Hal ini tiba-tiba mengingatkan pada Marsha pada hari setelah penyatuan Meraka pertama kali. Kerutan dahi Freyan semakin dalam. Setahunya Indira masih jomblo.

"Ah, mungkin dia ngelakuin sama cowoknya"

Freyan tidak mau terlalu ikut campur dengan urusan bawahannya. Yang penting baginya, bawahannya bekerja secara profesional dan tidak melakukan suatu yang bisa merugikan perusahaan, maka urusan pribadi Meraka itu urusan mereka sendiri.

Setibanya di kota j, seperti pesan Marsha, ia pun segera menghubungi wanita yang sudah menjadi istrinya itu. Ia juga berbicara dengan Shasa. Setelah panggilan di tutup, ia segera datang ke gedung perusahaan utama. Akan ada pertemuan seluruh kepala cabang yang tersebar di Indonesia di sana. Mereka akan membahas berbagai hal sekaligus melakukan silaturahmi selama dua hari ini.

*******

Tanpa terasa dua hari ini berlalu. Freyan yang ingin memberikan kejutan pada Marsha pun pulang tanpa mengabari terlebih dahulu. Siang itu, selepas makan bersama, Freyan pun segera meminta Indira memesan tiket pesawat di ternyata penerbangan ada untuk jam 2:45 sebelum ke bandara. Freyan mampir ke toko yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas kota tersebut. Dengan hati membuncah bahagia, Freyan membawa oleh-oleh itu untuk Marsha dah Shasa.

*******

Hari ini langit terlihat mendung, Shasa tampak masih pulas tidur siang ini. Mungkin pengaruh obat di Tambah cuaca yang mendukung membuat Shasa tidur pulas sekali hingga menjelang sore

Marsha lantas mengisi waktu luangnya dengan membaca novel online di ponselnya. Ternyata memiliki ponsel itu cukup menyenangkan. Ada banyak hiburan uang bisa ia dapatkan di dalamnya. Bahkan ia bisa menonton berbagai macam filem di sana. Marsha jelas saja merasa bersyukur sekali Freyan memperhatikan sampai sedetail ini. Mengingat bunga pemberian Freyan, mbuat ia ingat dengan cokelat yang ada di buket. Cokelat itu memang belum ia makan. Ia pun segera mengambil buket bunga miliknya dan membuka satu cokelat, Marsha tersenyum girang karena rasa cokelat yang sangat enak. Sudah lama sekali ia  ingin makan cokelat yang baginya harganya cukup mahal . Akhirnya kini ia bisa menikmati apa-apa yang tidak pernah bisa ia nikmati di masa lalu. Bahkan hanya makan ayam sepotong ia harus memikirkan beribu-ribu kali. Tapi kali ini, bahkan menu ayam goreng hampir setiap hari, begitu juga dengan daging dan aneka seafood lainnya

Ah, nikmat mana lagi yang kau dustakan.

"Mbak, ada tamu di luar" ucap Bi sumi, art di rumah itu. Awalnya bi Sumi memangilnya dengan sebutan nyonya, tapi Marsha merasa tidak pantas. Di panggil nona juga ia tidak mau. Saat bi Sumi memanggilnya mbak, barulah ia setuju

Marsha yang sedang memakan cokelat pun mendongakkan kepalanya.

"Tamu? Siapa? Perempuan atau laki-laki?

"Laki-laki mbak"

Dahi Marsha. Ia tidak memiliki kenalan sama sekali selain suaminya dan Aldo. Kalau Freyan sudah pulang, pasti mengabarinya lewat chat atau telpon, atau Freyan memberinya kejutan.

Masha pun segera meletakan cokelatnya dan berjalan menuju teras luar. Saat melihat ada seseorang laki-laki dengan paras yang terlihat rupawan meskipun dari belalang membuat dahi Marsha mengernyit.

"Maaf anda siapa ya? Anda perlu apa mencari saya"

Laki-laki itu pun menoleh. Ia tersenyum lebar nan manis pada marsha. Marsha yang melihat itu jelas saja terperangah. Ia sungguh tidak menduga akan kedatangan tamu laki-laki dari masa lalunya itu.

"Ze-zeansa..."

"Hai Sha! Apa kabar?" Sapa Zeansa membuat jantung Marsha berdegub kencang.

To be continued...

Sesulit itu kah kisah percintaan Fresha?

Ada yang mau di sampaikan ke...

Indira...

Zeansa...

Marsha..

Jangan lupa vote. Kalau sampai 300 vote auto double up.😇

______________Apa Kabar_____________

Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang