Telpon Bucin

1.2K 264 125
                                    

-

-

-

-

-

-

-

Niky-Neyko

______________Telpon Bucin___________

"Lagi ngapain?" Tanya Freyan tiba-tiba. Ia baru saja masuk ke dalam kamar dan mendapati Marsha sedang bercermin sambil mengusap perutnya yang rata.

Marsha cepat-cepat menurunkan bajunya hingga menutupi perut dan membalik badan menghadap Freyan yang baru saja masuk ke dalam kamar. Ia mendadak gugup karena kepergok memperhatikan perutnya di depan cermin.

"Aku... Nggak ngapa-ngapain kok" kilah Marsha malu untuk jujur

Freyan menyipitkan matanya "jangan bohong!"

"Aku..." Freyan kembali menajamkan tatapannya membuat Marsha menghela nafas pasrah. Marsha lantas kembali menghadap cermin. Ia kembali memperlihatkan perutnya yang rata. Freyan berjalan mendekati Marsha dan berdiri di belakangnya.

"Kita udah sering ngelakuin itu, tapi kenapa aku belum juga hamil ya kak?" Ucap Marsha membuat kedua alis Freyan menukik

"Kamu mau buat anak sama aku?" Freyan tersenyum lebar

"Aku nggak munafik. Meskipun entah akan di bawah kemana pernikahan ini kedepannya, tapi aku pengen banget ngerasain jadi seorang ibu yang sesungguhnya. Aku pingin melahirkan dan membesarkan anak aku dengan kedua tangan aku sendiri. Aku pingin punya anak. Apalagi aku hanya sebatang kara di dunia ini" papar Marsha mengungkapkan isi hatinya

"Tapi kamu kan udah punya Shasa. Kamu juga punya aku sama mama. Kamu nggak sebatang kara lagi"

"Shasa? Orang-orang memegang mengira kalau Shasa anak aku, tapi... Gimana kalau orang tua Shasa datang terus ngambil dia? Tentu aku nggak mungkin bisa ngelarang. Aku nggak berhak atas Shasa. Begitu pula kamu sama mama. Gimana kalau saja kalian ninggalin aku? Aku pasti akan kembali sendirian"

Sungguh Marsha selalu meresahkan hal ini. Tidak ada yang tau di kehidupan ke depannya. Meskipun ia sangat menyayangi Shasa. Tapi ia punya ketakutan tersendiri, bagai mana kalau Shasa di ambil kembali oleh orang tua kandungnya? Bagaimana kalau Freyan menemukan wanita yang benar-benar ia cintai dan meninggalkannya?

Sebenarnya, ada tujuan lain mengapa Marsha ingin punya keturunan sendiri. Selain agar tidak sebatang kara lagi, dan bila ketakutannya benar-benar terjadi, maka masih memiliki harta yang bisa menjadi penyemangat hidupnya, yaitu anak.

Selain itu, Marsha ingin memiliki anak dari Freyan untuk mempertahankan posisinya. Ia tidak ingin kembali hidup sebatang kara. Ia pun ingin memiliki keluarga yang utuh seperti orang lain. Ia berharap hadirnya seorang anak membuat hubungan keduanya tetap utuh. Meskipun tiada cinta, ia harap kehadiran anak bisa menyatukan mereka dalam ikatan yang kuat, yaitu pernikahan.

Entah mengapa hati Freyan merasa sedih dengan penuturan Marsha. Ia tidak menyangka Marsha memiliki pemikiran yang sejauh itu.

Freyan mengikis jaraknya kemudian memeluk Marsha dari belakang. Marsha awalnya tersentak kaget, tapi perlahan ia menikmati dekapan hangat itu.

"Apa kamu punya niat buat ninggalin aku?"

Marsha menggeleng " tergantung"

"Tergantung apa?"

Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang