Cerai

1.7K 216 31
                                    

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Cidaha
Niky-Neyko

________________Cerai________________

Hari-hari berlalu

Ceklek...

"Papa"

"Eh...Shasa"

Freyan bingung saat melihat ke keberadaan Shasa yang berbaring di atas kasurnya. Tapi saat ingatnya kembali, ia pun tersenyum lebar dan segera menghampiri Shasa. Di kecilnya kening Shasa yang membuat bocah perempuan itu tersenyum begitu lebarnya. Hati Shasa menghangat. Ia merasa bahagia karena akhirnya mendapatkan perhatian dan kasih sayang seorang ayah.

"Papa masih dulu ya. Humm... Bau. Nanti kalau papa habis mandi kita main masak-masak, mau?"

"Mau pa. Shasa mau" seru Shasa bersemangat

Freyan mengacak rambut Shasa dengan gemas. Freyan sendiri heran, rasa sayang ini bisa tumbuh begitu cepat pada Shasa. Padahal mereka tidak memiliki ikatan apapun. Tapi mengingat Marsha yang bisa menyayangi Shasa sedalam itu membuat Freyan berpikir, sepertinya shasa memiliki aura positif yang membuat semua orang bisa cepat menyayanginya.

Freyan pun segera masuk ke kamar mandi. Dari ambang pintu yang belum tertutup, Marsha memperhatikan semua itu. Sikap Freyan yang begitu baik pada Shasa dan senyuman bahagia Shasa yang tanpa sadar menarik sudut bibirnya ke atas. Senyum itu melengkung indah.

Marsha yang merasa bahagia pun berinisiatif untuk memperlakukan Freyan lebih baik. Ia membantu menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya.

"Nanti kalo papa udah selesai mandi, bilangin ke papa ya, ini bajunya" pesan Marsha pada Shasa

"Baik mama"

"Yaudah, mama ke dapur dulu ya. Mau buat puding, Shasa mau?"

"Mau ma, sama coklat juga ma, boleh?"

"Tentu boleh boleh sayang"

"Terima kasih mama" ucap Shasa dengan senyuman indah

"Sama-sama sayang" balas Marsha sambil mengusap pipi Shasa

Setelah Marsha keluar, Freyan pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkari pinggangnya.

"Wah, papa punya otot!"

Freyan mendengar itu, melirik tubuhnya sendiri, lalu ia terkekeh

"Shasa mau punya otot kaya papa?"

"Mau pa, emang boleh? Kan Shasa perempuan"

"Shasa bisa kok, tapi Shasa harus sehat dulu ya. Kita berobat dulu sampai Shasa benar-benar sehat. Nanti kalau udah sehat, kita olah raga bareng. Ajak mama juga"

"Wah beneran pa?"

"Beneran dong"

Freyan tersenyum. Ia pun hendak berlalu menuju lemari pakaiannya. Ia belum menyadari ada pakaian yang sudah di siapkan di atas ranjang, Dekat Shasa.

Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang