Bulan Merah

1.6K 194 24
                                    

-

-

-

-

-

-

-

-

Cidaha.....
Holobady24......


Hari sudah mulai sore, sepanjang hari ini hati dan pikiran Marsha tidak tenang.bagai mana bisa tenang coba, perkataan Freyan pagi tadi benar- membuatnya gelisah.

"Duh, gimana ini? Gimana kalau Freyan benar-benar minta ituan ya? Duh, aku harus gimana? " Marsha merinding sendiri. Marsha benar-benar galau

Marsha tampak mondar-mandir di kamarnya tiba-tiba bel rumah berbunyi. Marsha melirik jam dinding, ini masih jam empat sore,bukan jam pulang Freyan kerja, tapi siapa yang datang sore-sore gini ke rumah?

"Apa itu mama ya? Tapi kata mama kalau nggak besok pulangnya, lusa"

Marsha pun berderap melangkah menuju pintu depan. Marsha segera membukanya. Saat pintu terbuka, tampak seorang perempuan cantik dengan wajah seperti blasteran Jepang itu berdiri di hadapannya.

Mata Marsha mengerjap. Ia tidak mengenal siapa perempuan cantik itu.

'dia siapa ya?" Kalau bukan sudah bertemu dengan Ashel, mungkin Marsha mengira itu merupakan calon  Freyan yang kabur. Tapi Marsha yang  sudah bertemu dengan Ashel jelas tau, dia bukan Ashel. Jadi siapa dia?

"Freyan nya ada ?" Tanya perempuan itu dengan wajah datar.

"Maaf. Kak Freyan belum pulang kerja. Anda siapa ya?"

Perempuan itu berdecak"minggir. Saya mau masuk!" Perempuan itu menerobos masuk ke dalam rumah sambil menabrak pundak Marsha begitu saja. Jelas Marsha merasa kesal.

"Heh, kamu punya sopan santun nggak sih? Masuk rumah orang seenaknya aja" sentak Marsha kesal

Perempuan itu berbalik menatap nya sinis.

"Udah lebih baik kamu buatin saya jus alpukat. Saya haus" ucapnya santai

"Memangnya siapa kamu? Seenaknya nyuruh orang, hah!"

"Perempuan itu berdecak "Babu aja belagu. Sopan sedikit sama tamu. Kamu mau saya laporin ke Freyan terus di pecat, hah?"

"Jangan bicara sembarang kamu, aku bukan babu!"

Mata perempuan itu memicing. Memindai penampilan Marsha dari atas ke bawah. Marsha yang sadar, ia masih memakai daster rumahan dan belum mandi. Mungkin karena itu mengira Marsha seorang pembantu. Meski daster yang ia pakai dia yakin bukan daster murahan, tapi karena penampilan ini, belum lagi keringat yang mengering di tubuh sehabis bermain dengan Shasa dan beres-beres masak di rumah.

"Bukan babu? Lantas? Nyonya rumah, begitu?" Ejek perempuan itu seraya terkekeh" Dasar! Nggak sadar diri!"

"Kamu yang nggak sadar diri. Datang-datang masuk rumah orang tanpa permisi terus ngatain orang babu. Cantik-cantik nggak punya attitude" ejek Marsha

Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang