Tanggung Jawab

1.6K 188 12
                                    

-

-

-

-

-

-

Cidaha.......
Holobady24......


Seperti biasa, Marsha sudah menyiapkan makanan untuk Freyan dan Shasa. Saat Freyan muncul di dapur, Marsha yang masih merasa khawatir Freyan marah padanya karena ulahnya karena menendang rajawali Freyan tadi malam. Bahkan sampai saat sarapan, wajah Freyan di tekuk masam. Shasa saja menjadi takut. Selesai sarapan, Marsha pun memilih langsung kabur ke kamarnya

"Mau kemana kamu?" Tegur Freyan dingin. Marsha yang sebenarnya ingin  kabur menghentikan langkahnya.

"Aku...aku mau nyiram tanama. Iya, nyiram tanaman" kilah Marsha

Marsha kembali membalikan badannya, tapi lagi-lagi Freyan menghentikannya.

"Masih mau lari dari tanggung jawab kamu?"

"La-lari dari tanggung jawab? Memangnya aku ngapain?"

"Nggak usah pura-pura bodoh. Kamu udah buat rajawali aku kesakitan semalam. Kalau dia sampai nggak bisa bangun lagi, gimana? Apa kamu mau tanggung jawab?"

"Rajawali?"

"Ya. Rajawali. Ini...." Freyan menunjuk  celananya membuat Marsha membulatkan matanya.

"Dasar cabul"

"Hei, jangan nuduh sembarangan! Yang cabul itu aku tau kamu?"

"Hei, enak aja bicara. Memangnya kapan aku berbuat cabul" sahut Marsha tidak terima

"Lalu yang kamu lakukan semalam itu apa? Kamu udah buat rajawaliku kesakitan. Kalau dia nggak bisa bangun, gimana? Pokoknya kamu harus tanggung jawab"

"Apa? jangan gila kamu! Memangnya aku udah ngapain sampai harus tanggung jawab?"

"Masih ngelak aja. Kamu harus tes, dia masih bisa bangun atau nggak" ucap Freyan dengan wajah di tekuk

"Tes? Maksudnya?" Tanya Marsha yang mengerjapkan mata. Mencoba mencerna apa yang di maksud Freyan

"Apa lagi? Kamu kan yang lebih berpengalaman?" Jawab Freyan enteng

"Jangan bicara berbelit-belit, kak! Katakan aja langsung. To the poin, biar aku ngerti!" Jawab Marsha yang memang belum paham kemana arah pembicaraan Freyan. Memangnya harus di tes seperti apa? Bagaimana caranya? Di tes masih bisa berdiri nggak, aduh, Marsha benar- benar tidak mengerti.

"Kamu ini udah berpengalaman, masih aja pura-pura bodoh"

"Pengalaman apa?"

"Ya. Pengalaman dalam berhubungan intim lah. Memangnya apa lagi? Janda  anak satu, pura-pura sok polos" ketus Freyan kesal karena sikap polos Marsha.

Wajah Marsha sontak memerah bak kepiting rebus. Bagai mana Freyan berbicara sevulgar itu padanya. Marsha lupa, padahal dia sendiri yang mengatakan jangan berbelit-belit. To the poin aja.

Freyan lantas melangkah meninggalkan Marsha. Namun sebelum benar- benar menghilang dari sana, Freyan kembali membalikkan badannya.

"Pokoknya nanti malam aku mau rajawaliku di periksa"

"Heh. Mister cabul. Memangnya aku ini dokter? Mau di periksa ya sama dokter spesialis, bukan sama aku" sentak Marsha kesal. Memangnya dirinya dokter spKK apa bisa memeriksa tekukur yang bisa bersembunyi di celana.

"Pokoknya aku nggak mau tau. Kamu harus tanggung jawab. Sekalian bikinin mama cucu. Dah, aku berangkat kerja dulu, assalamu'alaikum"

"Setelah mengucapkan salam, Freyan pun segera berlalu meninggalkan Marsha yang sudah mematung dengan mata membulat.

"Wa-walaikum salam" jawab Marsha terbata. Ia masih berusaha mencerna kata-kata Freyan barusan

"Apa katanya tadi? Bikinin mama cucu? Artinya....... Aaaaaggh.... Nggak. Nggak mau. Aku nggak mau"pekik Marsha sambil menggelengkan kepalanya.

"Mama kenapa? Mama sakit kepala ya?"

"Eh, Shasa. Sejak kapan shasa di sini?"  Marsha berjongkok

"Sejak papa berdiri di sana"

"Apa?" Marsha membulatkan matanya terkejut. Bagaimana kalau Shasa mendengar perkataan Freyan tadi? 'Semoga aja Shasa nggak dengar apa yang Pria cabul itu katakan tadi' Harapannya dalam hati

"Ma, mama sama papa mau bikinin nenek cucu ya? Nenek kan bilang Shasa cucu nenek. Terus nenek minta buatin mama dan papa cucu lagi untuk nenek. Yang maksud nenek itu adik Shasa ya?" Tanya Shasa bersemangat

"Eh, itu...."

"Benar kan, ma? Artinya Shasa bakalan jadi kakak kan? Shasa bakalan punya adik kan? Yeay, Shasa mau, Ma. Shasa mau. Adiknya kapan jadinya, ma? Shasa mau bantu buat adik Shasa boleh kan ma?" Berondong Shasa membuat kepala Marsha tambah pening karena tingkah dua orang ini. Pertama permintaan sekaligus perintah Freyan. Lalu yang ke dua Shasa. Mereka berdua kok bisa kompak gini sih?

Seketika, Marsha merinding sendiri karena permintaan  kedua orang tua ini

To be continued......

Maaf ya. Pendek dulu. Kepala author lagi puyeng.

Jangan lupa vote & comen biar nggak puyeng.

Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang