Kapal Karam

1.4K 203 29
                                    

-

-

-

-

-

-

-

Cidaha
Niky Neyko

___________kapal Karam___________

Pulang kerja hari ini Freyan memasang wajah sumringah. Dengan membawa beberapa tentengan berupa es krim dan donat, Freyan menghampiri anak dan istrinya yang sedang bermain di teras.

"Assalamu'alaikum" ucap Freyan

"Wa'alaikumsalam" jawab Shasa dan Marsha kompak

"Wah Anka papa sama Mama lagi ngapain nih?"

"Lagi main permainan Pa. Hp nya keren banget. Ada permainan juga"

Freyan melirik layar segi empat itu. Ia tersenyum, ternyata Shasa sedang bermain mencocokan nama buah dengan jenis buahnya. Ia senang Karana tablet pemberiannya bisa membuat Shasa sebahagia ini.

"Oh iya. Ini papa bawain es krim sama donat, Shasa mau nggak?" Tawar Freyan

"Mau pa, Shasa mau. Yeay. Makasih ya pa. Shasa sayang deh sama papa"

Cup...

Shasa mengecup pipi Freyan. Mendapatkan kecupan secara tiba-tiba itu, entah mengapa membuat perasaannya begitu bahagia

Freyan pun meraup Shasa ke dalam pangkuannya. Di peluknya tubuh kecil Shasa melabuhkan kecupan demi kecupan di wajah Shasa dan kepalanya. Shasa tertawa sekaligus kegelian saat Freyan menggesekkan rahangnya di leher Shasa. Dan Marsha tanpa sadar tertawa melihat tingkah suami dan anaknya.

Kemudian mendengar tawa renyah dari bibir Marsha. Seketika Freyan dan Shasa membisikan sesuatu di telinga Shasa. Shasa pun mengangguk setuju, Marsha bingung, apa yang keduanya rencanakan sebab ia tidak mendengar sama sekali apa yang Freyan bisikan

Namun saat keduanya tiba-tiba menyerang dirinya dengan pelukan dan gelitikan di perut. Marsha tertawa kegelian. Sore itu, rumah yang bisanya di isi dengan kesunyian itu terlihat lebih berwarna dan hidup. Ada tawa dan canda. Membuat ketiganya terlihat seperti keluarga harmonis, hangat dan bahagia.

Freyan menghentikan gilitikannya. Begitu pula dengan Shasa.  Bocah kecil itu sudah membaringkan tubuhnya di atas karpet yang di bentang Marsha untuk tempat bermainnya. Tanpa sadar Marsha  berbaring di atas perut Freyan mengatur nafas mereka yang naik turun dengan bola mata saling berpandangan. Freyan tertegun melihat bola mata Marsha yang jernih dan indah. Begitu pula dengan Marsha yang sedang terpesona pada wajah Freyan yang baru ia sadari begitu tampan dan rupawan. Keduanya saling berpandangan. Keduanya seakan menyelami pandangan masing-masing

"Mama haus" ujar Shasa yang merasa tenggorokannya kering

Marsha yang terkejut pun segera menarik diri dengan jantung berdegup kencang

Dengan perasaan gugup bukan kepalang, Marsha pun segera berdiri dan mengambil minum untuk Shasa

"Se-sebentar. Mama ambil dulu" ucapnya gugup

Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang