Jangan Pernah berubah

1.5K 224 40
                                    

-

-

-

-

-

-

-

-

Cidaha...
Holobady24...

_____Jangan Pernah Berubah_______

"Assalamu'alaikum" ucap Marsha dan Freyan bersamaan. Shasa yang sedang menonton di tablet milik mama Chika pun mendongakkan kepalanya.

"Mama. Wa-walaikum Salam" jawab Shasa memaksakan tersenyum lebar.sebenarnya bukan terpaksa tapi lebih ke lemas.

" wa-walaikumussalam" jawab mama Chika yang duduk di samping Shasa

"Mama, liat nih, hp Oma gede bangat. Oma kasi nonton hp Oma. Keren bangat ya. Ma. Pasti hp Oma mahal bangat" ucap Shasa antusias sebab baru kali ini ia melihat hp begitu yang besar. Bahkan ia menonton di tablet tersebut.

Marsha memang memiliki ponsel. Namun ponselnya itu ponsel jadul yang hanya bisa di gunakan telpon dan SMS. Ponsel ini pun ia beli belum lama ini. Bentuknya sangat kecil di bandingkan hp zaman sekarang. Bahkan huruf-huruf yang ada di keyboardnya sudah kabur membuat Marsha mengetik dengan pan dan hati-hati agar tidak salah tulis.

Karena ponsel Marsha jenis ponsel jadul, otomatis tidak ada aplikasi YouTube dan sosial media lainnya. Jangan kan sosial media, kamera aja nggak ada oleh sebab itu mama chika menawarkan untuk menonton di tablet miliknya. Dan lebih anehnya lagi kenapa authornya kepikiran sampai di sini kaya nggak ada tema lain aja.

"Iya sayang" Marsha menjawab hanya seperti itu.

"Mama bawa apa?" Tanah Shasa tertarik melihat kantong yang Marsha bawa.

"Oh, ini, ini kue. Ke brownies cream cheese kesukaan Shasa. Shasa mau? " Tawar Marsha seraya mengeluarkan kotak brownies dari dalam kantong yang di bawanya

"Wah, ini kayak kue yang pernah oline kasi itu kan Ma?"

"Shasa benar."

"Wah Asik! Akhirnya Shasa bisa makan kue enak" seru Shasa bahagia

Dulu Shasa pernah minta ibunya membelikan kue yang seperti temanya berikan itu, tapi karena keuangan Marsha yang sangat terbatas membuatnya tidak dapat memberikan yang Shasa inginkan. Belum lagi harga kue itu baginya sangat lah mahal. Alhasil tidak dapat membelikannya. Keesokan harinya Shasa sakit. Marsha merasa benar-benar bersalah karena tidak dapat memberikan apa yang Shasa begitu inginkan

"Bilang terima kasih dulu sama papa karena papa yang beliin kue ini"

Mata Freyan menatap Marsha kagum. Dia saat ini pun Marsha tetap mengajarkan putrinya untuk berterima kasih. Padahal Freyan tidak mengharapkan sama sekali

" terima kasih papa, papa baik bangat deh" puji Shasa yang entah mengapa membuat dada Freyan rasanya menggelembung bangga. Padahal hanya masalah sepele, tapi mampu membuatnya bahagia

"Sama-sama sayang, ayo tuan putri di makan kuenya, atau papa suapin" tawar Freyan

"Tuan putri? Siapa tuan putri?" Tanya Shasa polos membuat reflek mengusap kepala Shasa gemas.

Pembantu Sialan //FreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang