Pak Ali, ayo putuskan sekarang! Nyawa ibu Prilly harus segera diselamatkan!
🌿🌿🌿🌿🌿
Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.Hampir 1 jam Ali terus mondar-mandir diruang unit gawat darurat karena dokter yang memeriksa Prilly belum kunjung keluar, Zayn yang sejak tadi ikut bersama Ali menjemput Prilly berusaha menenangkan Ali.
“Li, tenang jangan panik, dokter pasti lagi berusaha memberikan tindakan pada Prilly,” ucap Zayn sambil mengusap bahu Ali.
“Mau tenang gimana Zayn!? Prilly pendarahan terus pingsan selama di perjalanan!!! Apalagi dokter dari tadi lama banget didalam ruangan!!!” sentak Ali dengan mata yang memerah dan sangat kacau. Ali mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi dan menonjok tembok dengan emosi berkali-kali yang membuat Zayn terkejut.
“Raka bangsat!!! Brengsek udah bikin Prilly menderita!!! Pokoknya aku akan balas dia kalau sampai ada apa-apa sama Prilly!!!”
“Li! Sudah jangan emosi!! Semua gak akan selesai kalau dengan cara emosional kayak gini!!!” ucap Zayn yang menarik tubuh Ali, terlihat buku-buku jari Ali sudah luka berdarah.
Ali benar-benar kalut sekarang tubuhnya merosot dan ia menangis sangat kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga Prilly, mungkin kalau ia tidak akan meninggalkan Prilly sendirian duduk ditaman Prilly tidak akan mengalami hal seperti ini.
“Li, kita berdoa saja supaya Prilly dan bayinya tidak ada apa-apa,” ucap Zayn.
Lalu dokter keluar dan Ali langsung dengan cepat menghampiri dokter.
“Dokter gimana keadaan istri dan anak saya? Apa mereka baik-baik saja?” tanya Ali yang tidak sabar. Namun Ali hanya mendengar helaan nafas berat dari dokter yang mengisyaratkan pertanda buruk pada Prilly.
“Maaf pak Ali, kondisi ibu Prilly saat ini cukup lemah dan ibu Prilly juga banyak kehilangan darah akibat pendarahan yang terdapat beberapa cedera ditubuhnya,” ucap dokter yang membuat Ali membisu dan rasanya seperti di tusuk ribuan pisau mendengar kondisi Prilly sekarang, “dan kondisi ibu Prilly sangat berpengaruh pada bayi dalam kandungannya, maka dari itu kami terpaksa harus melakukan tindakan operasi Caesar malam ini atas persetujuan pak Ali,” lanjut dokter yang membuat tubuh Ali limbung dan untung saja Zayn langsung menahan tubuh jangkungnya sebelum menyentuh lantai dingin rumah sakit.
“Dokter, apa tidak ada cara lain selain operasi Caesar? Usia kandungan istri saya masih 7 bulan …” lirih Ali dengan lemah.
“Maaf pak Ali, tindakan operasi Caesar adalah satu-satunya cara untuk bisa menyelamatkan bayi dalam kandungannya,” ucap dokter.
“Apa kondisi Prilly akan membaik jika dokter melakukan operasi Caesar?” tanya Zayn yang ikut bertanya.
“Kemungkinan kecil ibu Prilly akan selamat jika ada keajaiban dari Tuhan, karena ibu Prilly sudah banyak kehilangan darah dan air ketuban dalam rahimnya juga ikut berkurang yang akan membahayakan bayi dalam kandungannya, namun jika kita tidak melakukan operasi Caesar nyawa keduanya tidak akan selamat,” ucap dokter yang membuat Ali seperti patung hidup mendengar penjelasan dokter mengenai Prilly, Ali benar-benar tidak tahu harus melakukan apa selain marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga istri dan anak dalam kandungannya, padahal Prilly berharap besar memiliki anak laki-laki bersama Ali, namun Ali juga tidak bisa kehilangan Prilly begitu saja. Ali benar-benar dihadapkan dengan pilihan sangat sulit sekarang.
“Dokter tolong selamatkan istri saya dengan cara lain, saya mohon dokter …” ucap Ali yang memohon pada dokter dengan bersimpuh sambil menangis.
“Pak Ali jangan seperti ini, saya dan yang lain akan berusaha menyelamatkan istri dan anak bapak tapi hanya operasi Caesar adalah satu-satunya jalan yang bisa kami lakukan,” ucap dokter yang mengangkat tubuh Ali supaya berdiri seperti tadi.
Ali tidak siap jika harus kehilangan Prilly, ia masih trauma dengan kejadian Sisi yang juga pergi karena pendarahan saat melahirkan Alana.
“Kamu harus yakin dokter akan berusaha menyelamatkan nyawa Prilly dan anak kamu,” ucap Zayn.
“Gimana kalau Prilly pergi seperti Sisi? Aku gak siap Zayn, aku sayang sama Prilly! Aku gak mau operasi Caesar akan menghilangkan nyawa Prilly!” ucap Ali yang kukuh.
“Li, percaya mukjizat Tuhan itu ada. Kalau Prilly tidak segera dilakukan tindakan operasi Caesar nyawa istri dan anak kamu tidak akan selamat,” ucap Zayn menasehatinya.
“Aku tidak setuju! Aku tidak mau kehilangan Prilly pokoknya!” ucap Ali yang kukuh dan membuat Zayn mengusap wajahnya kasar.
“Pak Ali tolong pikirkan baik-baik operasi ini, waktu kami tidak banyak. Karena keputusan kami serahkan pada pak Ali, kami hanya melakukan tugas sesuai prosedur rumah sakit,” ucap dokter, Ali benar-benar tidak bisa berpikir jernih saat ini, nyawa keduanya ada ditangannya.
Saat Ali akan berbicara suster tiba-tiba keluar dengan panik, “dokter, pasien kritis!”
Ali membulatkan matanya terkejut dan langsung masuk ruangan Prilly tanpa persetujuan dokter.
Ali menatap Prilly yang dipasang semua alat medis ditubuh pucatnya, Ali menangis meratapi kondisi istrinya sekarang.
“Pak Ali, ayo putuskan sekarang! Nyawa ibu Prilly harus segera diselamatkan!” tita dokter.
Akhirnya Ali mendesah panjang dengan berusaha meyakinkan Prilly akan baik-baik saja, “saya setuju dokter, lakukanlah operasi Caesar sekarang demi menyelamatkan istri dan anak saya,” ucap Ali dengan terpaksa.
Dokter pun langsung memerintah suster untuk menyiapkan ruang operasi secepatnya sebelum Prilly dipindahkan ke ruang operasi.
•••••
Operasi selama 1 setengah jam akhirnya selesai, Prilly dinyatakan koma setelah mengalami kritis selesai operasi sementara anaknya langsung dipindahkan ke ruang NICU untuk mendapat perawatan intensif. Hati Ali seperti dihantam batu besar mendengar kabar buruk Prilly, sepanjang operasi Ali terus memanjatkan doa untuk anak dan istrinya yang berjuang mati dan hidup namun takdir berkata lain.
Bagi Ali ini adalah mimpi buruk yang nyata dan membuat luka yang belum pulih kini harus hadir kembali, Ali tidak berhenti menangis memperhatikan bayi kecil dalam inkubator yang sedang tertidur, “maafin ayah nak, kamu dan bunda harus mengalami kejadian seperti ini…” lirih Ali yang telapak tangannya menyentuh permukaan kaca yang ingin menyentuh tubuh bayi kecil laki-laki yang dinantikan bersama dengan Prilly.
“Ayah sudah gagal menjaga kamu dan bunda, maafin ayah nak … maaf … hiks … hiks …” Ali begitu rapuh dan tidak bisa melakukan apa-apa selain berdoa, ia begitu menyalahkan diri sendiri atas kejadian ini.
Zayn yang masih setia menemani Ali pun ikut menangis sambil mengusap pundak Ali memberikan kekuatan, seorang laki-laki yang selalu kuat juga bisa rapuh jika melihat orang yang disayanginya harus terluka apalagi ini tentang hidup dan mati.
“Kamu pulang saja duluan Zayn. Zara pasti menunggu kamu di rumah,” titah Ali.
“Aku sudah izin sama Zara untuk menemani kamu disini sampai keluarga Prilly datang kesini,” ucap Zayn.
“Aku tidak apa-apa sendiri disini Zayn, kamu kan harus ke kantor pagi ini kalau menunggu mereka datang,” ucap Ali.
“Nanti akan aku atur soal urusan kantor, bagaimanapun kamu butuh teman disini Ali,” ucap Zayn.
Ali hanya mendesah pelan, matanya terus memperhatikan bayi laki-lakinya yang bergerak-gerak di dalam sana, sayangnya ia harus menahan untuk menggendong anaknya sampai beberapa waktu yang belum bisa ditentukan.
Suara adzan subuh berkumandang dan kedua laki-laki akhirnya memutuskan untuk ke mushola menunaikan kewajibannya sembari meminta petunjuk kepada yang maha kuasa terutama Ali yang memohon keajaiban agar Prilly segera sadar dari masa komanya yang entah sampai berapa lama.
Jangan lupa vote, comment and share cerita ini yups ✨
Terima kasih ✨ 🤗
🌿Tbc🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love Comes Back To Me [SELESAI]
Fanfiction(Aliando❤️ Prilly Fanfiction) °°°°° Semenjak kepergian istrinya 5 tahun yang lalu, Ali fokus menjadi ayah tunggal bagi kedua anaknya, Alaric Prasaja Syarief dan Alana Shakila Syarief. Menikah bukanlah perkara yang mudah, apalagi ia sudah memiliki du...