🌿(34) Rasa Bangga Ali 🌿

235 35 3
                                    

Kakak juga bangga punya ayah hebat kayak ayah Ali

🌿🌿🌿🌿🌿

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Ali keluar dari ruang pertemuan di kantornya, ia tersenyum senang karena ia baru saja menandatangani persetujuan kerja sama dengan salah satu perusahaan besar, karena kerja sama ini akan berpengaruh besar pada perkembangan perusahaannya.

“Terima kasih atas kepercayaan pak Handoyo karena sudah mau bekerja sama dengan perusahaan saya,” ucap Ali yang menjabat tangan pak Handoyo.

Laki-laki berumur sekitar 50 tahun itu tersenyum sambil menepuk pundak Ali, “saya melihat potensi kamu cukup baik dan wawasan kamu sudah sangat banyak, jadi tidak ada salahnya kita melakukan kerja sama ini,” ucapnya.

“Sekali lagi terima kasih banyak pak,” kata Ali yang tersenyum mendengar pujian tersebut.

“Ya sudah saya pamit, ada beberapa agenda yang harus saya kunjungi hari ini,” ucap pak Handoyo.

Ali mengantarkan pak Handoyo dan sekretarisnya sampai ke lobi dan ia sudah dijemput oleh supir pribadi pak Handoyo, Ali pun kembali ke ruangannya dan melihat ada Rizky disana.

“Ky, ada jadwal apa lagi sekarang?” tanya Ali.

Rizky pun memeriksa iPad-nya, “30 menit lagi jadwal makan siang, bos,” jawab Rizky yang diangguki Ali. Ali duduk di kursi kerja dan melanjutkan pekerjaan yang lain.

“Oh iya, Li. Kamis kita ada agenda penyerahan donasi untuk salah satu sekolah,” ucap Rizky.

Ali langsung menoleh pada Rizky, “ada agenda lain selain penyerahan donasi nanti?” tanya Ali.

“Ada sih, tapi gue udah atur semua jadwal pertemuan lain supaya kita bisa fokus ke sana,” ucap Rizky.

“Daerah mana sekolahnya, Ky?” tanya Ali.

“Daerah Yogyakarta, besok kita mulai berangkat,” ucap Rizky.

“Oke.”

Rizky membereskan tumpukan berkas yang dibawanya, sebelum pergi ia menghampiri meja Ali dan duduk di kursi.

“Lo udah ada info soal ibu Prilly tinggal dimana sekarang?” tanya Rizky tiba-tiba.

“Belum, Ky, gue belum dapat info apa-apa,” jawab Ali tanpa menatap lawan bicaranya.

Rizky menghela napas pelan dan menyandarkan punggungnya pada kursi, “kira-kira ibu Prilly udah punya pacar belum ya?” gumam Rizky yang membuat Ali langsung menoleh sambil mengerutkan keningnya.

“Lo kenapa ngomong gitu?” tanya Ali.

“Ya gue penasaran aja sama kehidupan ibu Prilly gimana? Udah nikah apa belum ya sekarang? Atau jangan-jangan …” Rizky sengaja menggantung ucapannya sambil menatap Ali, “udah punya anak lagi!”

Ali langsung tertawa mendengar ucapan Rizky, “hahaha! Gak mungkin! Lo tau kan ibu Prilly itu pasti masih trauma sama kekasihnya dulu, mana mungkin udah nikah bahkan punya anak!”

“Kehidupan seseorang bisa berubah kapan aja! Udah lama lho ibu Prilly pindah dan gak ada kabarnya sama sekali,” ucap Rizky.

Entah kenapa perasaan Ali langsung cemas, ia tidak terima jika ucapan Rizky benar mengenai Prilly. Ia langsung membuang muka mendesah berat, ia pun membenarkan jasnya.

“Yaudah itu kan urusan ibu Prilly, kenapa jadi lo yang repot mikirin kehidupannya,” kata Ali.

“Gue cuman kasian aja kalau iya ibu Prilly beneran udah nikah, pasti ada yang sedih nangis darah sampai guling-guling di tanah,” ucap Rizky.

When Love Comes Back To Me [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang