🌿(36) Pertemuan & ungkapan hati Ali 🌿

221 36 7
                                    

Saya tidak bisa kehilangan ibu Prilly karena saya sangat mencintai ibu Prilly

🌿🌿🌿🌿🌿

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Riuh anak-anak cukup merepotkan para guru di sekolah Taman Kanak-kanak tersebut, sejak pagi guru-guru sudah disibukan untuk mempersiapkan acara juga ia harus menangani anak-anak muridnya dengan berbagai macam kelakuannya.

“Sayang sudah ya main-mainnya,” ucap salah satu guru perempuan yang bernama Tia

“Aku masih mau main ibu!” ucap murid laki-laki yang sangat hiperaktif tersebut terus berlari-lari membuat Tia kewalahan dengan tingkahnya.

Prilly masuk ke ruang kelas bersama murid perempuan yang menangis.

Tia menoleh pada Prilly, “lho, Syifa kenapa nangis bu Prilly?” tanya Tia pada Prilly.

“Ini tadi Syifa jatuh waktu saya bantuin kepala sekolah di depan bu Tia,” jawab Prilly.

“Ya ampun ada-ada saja deh, sini Syifa sama saya biar diobati lukanya,” ucap Tia yang menawarkan diri.

“Gapapa bu Tia biar Syifa sama saya saja diobatinya,” ucap Prilly, “oh iya, tadi kepala sekolah cari bu Tia kayaknya kepala sekolah butuh bantuan,” ucap Prilly.

“Yaudah kalau gitu, saya pamit ketemu bu kepala dulu ya bu Prilly,” pamit Tia yang diangguki Prilly, saat akan pergi Tia teringat sesuatu, “ah iya hampir lupa, saya minta tolong buat bujuk Ken yang dari tadi lari-lari, sudah saya kasih tau susah banget nurutnya bu Prilly,” keluh Tia.

Prilly langsung tersenyum sambil mengangguk, “iya bu tenang aja,” ucap Prilly.

“Kalau Ken lebih nurutnya sama ibu Prilly dibandingkan saya, capek saya ngejar-ngejar, gak tau deh kemana larinya anak itu,” ucap Tia, Prilly hanya terkekeh lalu Tia pun pergi menemui kepala sekolah.

“Ibu guru ambil kotak obatnya ya,” ucap Prilly yang diangguki pelan Syifa yang sesenggukan. Prilly berjalan mengambil kotak obat dekat meja guru, lalu segera mengobati anak muridnya.

“Cipa takut diobati ibu, nanti perih …” ucap Syifa.

“Kalau gak diobati nanti lukanya infeksi karena kumannya sayang, ibu guru pelan-pelan kok obatinya,” ucap Prilly, ia pun menuangkan alkohol pada kapas lalu luka Syifa dibersihkan dan sesekali anak kecil itu meringis sambil menangis, namun Prilly tetap membujuknya supaya tenang. 

Entah kenapa saat Prilly mengobati luka Syifa, ia jadi teringat saat mengobati luka Alana karena terjatuh, ia jadi merindukan Alana yang sudah lama tidak ditemuinya. Alana banyak memberikan kesan bagi Prilly selama ia mengajar di tempatnya dulu, selain Alana ada juga Alaric yang terlihat seperti anak cuek namun ia bisa menunjukkan perhatiannya kepada Prilly. 

Prilly pun selesai mengobati luka Syifa dan ia menempelkan plester luka pada lututnya, setelah itu Prilly menghapus air mata Syifa.

“Makacih ya ibu sudah obati luka Cipa,” ucapnya.

“Iya sayang sama-sama, lain kali Syifa hati-hati ya mainnya sama teman yang lain,” ucap Prilly.

“Iya ibu gulu,” jawab Syifa sambil tersenyum manis.

“Ayo kita keluar,” ajak Prilly yang menggandeng tangan Syifa menuju lapangan sekolah, terlihat ada sebuah mobil hitam yang datang dan Prilly yakin itu adalah tamu penting sekolah. 

Ken tiba-tiba berlari menghampiri Prilly dengan menangis.

“Ibu gulu … hiks … hiks …” 

Prilly yang menoleh langsung terkejut, “lho? Ken kenapa nangis?” tanya Prilly.

When Love Comes Back To Me [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang