🌿(60) END🌿

165 22 7
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

“Alvaro, jangan berantakin kamar kakak!” teriak Alindya yang menatap kamarnya berantakan oleh mainan adiknya.

“Nanti Al baresin kak, Al lagi main dulu,” jawab anak laki-laki yang sekarang berusia 10 tahun itu.

“Gak mau! Beresin sekarang juga mainannya atau kakak buang ke sampah!” ancam Alindya pada adiknya.

Alvaro terpaksa menurut perintah kakaknya yang satu ini, dari semua kakak-kakaknya yang ia miliki hanya Alindya yang paling cerewet dan menyebalkan menurutnya. Alvaro memunguti mainan yang berserakan di lantai kamar Alindya. 

“Huh! Dasar cerewet! Tukang marah-marah!” ledek Alvaro sambil memeletkan lidahnya. 

“Awas kamu ya kalau minta tolong kakak ngerjain PR! Kakak gak akan bantuin lagi!” ancam Alindya.

“Biarin, wlee!!”

Alindya semakin kesal dan berusaha mengejar Alvaro yang berlari, namun akhirnya terhenti begitu sosok wanita cantik yang sudah berusia 40 tahun lebih itu datang menghampiri mereka.

“Ada apa sih kalian pada ribut?” tanya Prilly.

“Al nyebelin bunda! Dia selalu berantakin kamar Alin!” adu Alindya dengan marah.

“Dasar aduan!” ledek Alvaro.

“Bodo amat! Dasar adik rese!” umpat Alindya.

“Sudah! Sudah! Kepala bunda lama-lama pecah dengar kalian ribut terus kayak gini,” ujar Prilly yang memijat pelipisnya terasa pusing.

“Al duluan bunda!”

“Kakak yang cerewet!”

“Ada apa ini?” tanya Ali yang keluar dari ruang kerjanya mendengar keributan anak-anaknya.

Alvaro langsung berlari menghampiri Ali dan bersembunyi di balik tubuh ayahnya.

“Al cari masalah sama Alin ayah!” adu Alindya sembari menunjuk adiknya.

Ali hanya mendesah sambil menggeleng pelan, keribut antara Alindya dan Alvaro bukan hal yang pertama, bahkan sudah menjadi keseharian di rumahnya.

“Coba Al sini hadap ayah, Al kenapa buat kak Alin marah lagi?” tanya Ali yang jongkok menatap anak bungsunya yang sangat usil.

“Al main di kamar kakak ayah, Al udah izin kok sama kak Alin tapi kak Alin cerewet!”

“Tapi kamu berantakin mainan di kamar kakak tau!” bela Alindya.

“Nanti bakal Al beresin lagi kok! Cuma pinjem kamarnya sebentar!” balas Alvaro.

“Gak bisa! Kakak gak suka ya kamar kakak diberantakin!” jawab Alindya. Sementara Prilly hanya menyimak kedua anaknya yang terus adu mulut.

“Oke sudah cukup ya anak-anak. Giliran ayah yang mau tanya adek dulu,” ucap Ali lalu ia menatap anak laki-lakinya, “Al kenapa main di kamar kak Alin? Al kan punya kamar sendiri, udah ada tempat main juga di sana,” tanya Ali.

“Al suka sama kamar kak Alin, ada AC nya dingin terus wangi, jadi Al betah ada di kamar kak Alin,” jawab Alvaro.

“Memangnya Al gak suka sama kamar Al sendiri? Al kan tau kak Alin gak suka kamarnya berantakan,” kata Ali, Alindya adalah tipe anak yang sangat memperhatikan kebersihan karena sifatnya menurun dari Prilly.

“Tapi kamar kak Alin bagus ayah, Al suka,” jawab Alvaro.

“Al dengerin ayah ya nak, ayah kan sediakan masing-masing kamar tidur buat kalian supaya kalian nyaman. Kak Alin kan udah izinin Al buat main di kamarnya tapi Al jangan berantakin mainan juga di kamar kak Alin, kak Alin paling tidak suka kamarnya berantakan, Al juga gak mau kan kamarnya berantakan sama orang lain?” tanya Ali.

When Love Comes Back To Me [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang