Pukul 10 pagi.
Aktivitas di kampus tentu saja berjalan dengan semestinya. Ada kelas yang sedang berlangsung. Ada beberapa mahasiswa yang mengisi waktu mereka untuk bermain basket. Ada juga yang sedang berada di perpustakaan atau kantin kampus. Ya, semua berjalan dengan 'semestinya'.
Brak!
Devon memukul meja dengan sangat keras sambil berdiri memandangi ponselnya. Membuat ke enam orang lainnya, Tyaga, Jevan, Miqdad, Ruby, Naya dan Brea, terlonjak kaget, karena mereka sedang berkumpul di meja persegi panjang yang sama.
"Astaghfirullah, Devon! Kaget!" Seorang Pria dengan badan kekar seperti gapura kabupaten, yang kaget paling heboh, Miqdad. Laki-laki itu sampai terjungkal dari kursinya. Miqdad memang seorang penakut. Tidak sesuai dengan bentuk tubuh kekar yang dia miliki.
"Kenapa anjir!" Kali ini perempuan dengan wajah swag yang berada di samping Devon yang protes. Ruby sampai hati memukul punggung laki-laki itu.
"EMAIL PROPOSOLNYA JUGA DI CC KE JIHAN!!" Devon setengah berteriak saat menyampaikan kabar tersebut. Membuat ke enam anggota BEM lainnya membelalak kaget.
Padahal mereka baru akan memperbaiki proposal berantakan yang disebutkan Devon tadi sebelum Jihan, selaku ketua BEM, tahu. Tapi malah mereka baru sadar kalau email itu juga di kirim ke Jihan, ketua BEM yang terkenal perfeksionis dan ambis.
Tyaga memijat pelipisnya lelah. Lagi-lagi, Herdan, pelaku pengiriman email, membuat masalah. "Dev, coba lo telpon atau samperin Herdan deh. Suruh dia hapus emailnya, berharap aja Jihan belum liat. Siapa tau dia masih sibuk pelatihan." Titah Tyaga, wakil ketua BEM, kepada Devon.
Kemungkinan Jihan sudah melihat email itu meskipun ia sedang berada dalam pelatihan di Kota Bandung? 90%. Karena perempuan itu menyukai hal-hal yang tertata rapi. Contoh kecilnya, ia tidak suka melihat notif kecil disudut aplikasi ponsel. OCD? Tidak. Dia hanya seorang perfeksionis.
Devon yang sedari tadi masih berdiri langsung beranjak dari tempatnya karena Herdan tidak juga mengangkat telpon dari Devon. "Gue samper Herdan dulu deh." Pamitnya yang mendapat anggukan dari ke enam teman nya, yang sedang dengan cepat meneliti proposal berantakan itu agar segera tahu poin-poin mana yang harus diperbaiki.
Belum melangkah keluar dari ruangan, Devon terpaku ditempatnya saat ia baru saja membuka pintu utama. Iya, Jihan berdiri disana, hendak masuk keruang BEM, padahal harusnya dia baru pulang dari pelatihan besok.
"Eh kebetulan lagi pada ngumpul!" Seru Jihan, membuat ke enam lainnya menatap horor kearah pintu utama. "Brief yuk! Kumpulin semua anggota BEM untuk ikut briefing ini ya, Na. Tanpa terkecuali!" Ucap Jihan untuk Naya, sekertaris BEM. "Email dan print pembahasan soal projek ini ya, Miq." Kali ini untuk Miqdad, sekertaris 2 BEM. Jihan melihat kearah jam tangannya, "Jam 12 ya." Jihan hendak beranjak dari pintu sebelum melanjutkan, "Oh ya, kumpul di aula FH ya."
Kalimat terakhir dari Jihan, bukannya membuat semua anggota yang dari tadi seakan lupa bernafas itu untuk menghembuskan nafas lega, tapi malah membuat nafas mereka semakin tercekat.
Jihan minta untuk brief di Aula FH. Aula FH! Aula Fakultas Hukum! Aula yang berada di paling pojok-ujung-belakang kampus.
Bukan, mereka tercekat bukan karena tempatnya yang jauh itu. Tapi karena ini "Aula FH", aula yang paling kecil dari semua aula yang berada di kampus ini. Aula yang hanya memilki kursi tanpa meja. Aula yang dibuat hampir menyerupai tempat persidangan karena memang biasanya dipakai untuk trial sidang. Aula yang sama sekali tidak memiliki spot untuk bersembunyi saat kamu duduk didalamnya. Semua kepala, semua mata, akan terlihat dari mimbar utama. Dan saat Jihan mengajak untuk brief di aula itu, oh percayalah, ini bukan hanya 'brief', ini bisa jadi acara menginap seluruh anggota BEM.
Naya yang mendapat perintah untuk mengumpulkan seluruh anggota BEM 'tanpa terkecuali', segera mengetikkan pesan dengan Capslok berbintang di grup whatsapp BEM Utama.
BRIEF DI AULA FH JAM 12.00
UNTUK SEMUA ANGGOTA TANPA TERKECUALIBegitu bunyi nya. Tapi Naya mengetik lagi di grup whatsapp BEM RAHASIA. Grup wa yang terdapat semua anggota BEM kecuali Jihan.
SIAGA 4
Siaga 4 dalam tingkatan status gunung berapi yang artinya 'Awas'. Berbahaya. Dalam kasus ini, sangat berbahaya.
Tyaga dan Jevan berdiri dari kursinya hampir bersamaan. Tyaga berjalan kearah yang tadi diambil Jihan, sedangkan Jevan berjalan kearah sebaliknya.
Keadaan sisa anggota di ruangan BEM sedikit ricuh. Kelabakan karena Miqdad sedang melakukan perintah print dari Jihan dengan mulut komat-kamit, dari mengeluh mengumpati Herdan, sampai berdzikir meminta ketenangan. Devon yang tadinya mau menghampiri Herdan, langsung cepat-cepat membaca ulang proposal seperti yang sedang dilakukan Ruby dan Brea agar bisa segera memperbaiki isinya saat dibahas di aula nanti.
Keadaan ricuh tidak hanya terjadi di ruangan BEM tetapi juga terjadi kepada hampir seluruh anggota BEM yang telah membaca kedua pesan tersebut. Tentu saja Herdan salah satu yang kalang kabut saat membacanya.
"Aaah goblok banget gue emang!!!" Keluhnya sambil memukul kepalanya berkali-kali.
Rafa dan Max yang saat ini sedang berjalan di samping Herdan hanya bisa menggelengkan kepala mereka. Pasalnya, ini bukan kali pertama Herdan membuat masalah seperti ini. Saat ini mereka bertiga baru saja keluar dari kelasnya dan segera meluncur ke aula FH.
Kericuhan dan keresahan juga terjadi tidak hanya kepada anggota yang memang terlibat dalam projek tetapi juga kepada anggota yang tidak terlibat secara langsung. Mereka yang sudah membaca pesan itu kebanyakan berpikir seperti, "Hah ada salah apa nih sampai ngumpulnya tanpa terkecuali dan ngumpul di aula FH?"
Saat ini pukul 10.32, seluruh anggota 'tanpa terkecuali' itu sedang berdoa dalam hati mereka masing-masing, semoga ada sebuah keajaiban yang membuat 'brief' ini tetaplah menjadi sebuah 'brief', bukan acara menginap dadakan.
***
Hai readers.
Jadi mau jelasin sedikit ya. Ini ceritanya mau aku buat ringan bener-bener yang kisah sehari-hari anak kuliahan aja. Tentu masih ada drama-drama pertemanan dan percintaannya.
Dicerita ini aku ambil pemeran utamanya Jihan. Jadi cerita ini akan berotasi di Jihan ya.Untuk visualisasi nya siapa? Nanti-nanti deh bakal aku reveal nya hehe
Yn
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAK
Romanzi rosa / ChickLitPerkumpulan anak BEM Kocak. Slice of life yang pemeran utamanya Jihan.