Truth Or Dare

357 70 17
                                    

Selesai menyantap makan malam yang lezat, karena memang Miqdad dan Leo terkenal akan hasil masakannya yang enak, saat ini ke 21 orang tersebut sedang berkumpul di ruang tengah. Ngapain lagi kalau bukan bermain Truth Or Dare? Game itu memang sering sekali dimainkan saat ada acara liburan seperti ini bukan?

"Oke, here's the extra rule." Ruby menjelaskan. "Karena kita banyak banget orangnya, kita cukup putar botol ini satu kali aja. Orang pertama yang ditunjuk botol ini akan pilih Truth or Dare terlebih dahulu, kalau dia pilih Truth, next person hanya bisa pilih Dare, dan next person nya lagi akan pilih Truth, dan begitu seterusnya biar nggak pada curang cari aman pilih Truth semua." Penjelasan Ruby membuat semua orang mengangguk setuju. "Dan first person yang terpilih nanti, langsung pilih aja next target tanpa kita harus puter botol lagi. Dan selanjutnya juga gitu, langsung pilih aja. Jadi semua kebagian rata untuk ikut main game. Dan jangan lupa! Nggak mau jawab jujur dan nggak mau melakukan dare, harus minum satu sloki." Tentu saja alkohol adalah pemanis dalam permainan ini.

Sebenarnya ada beberapa orang yang 'agak' terpaksa untuk ikut game ini, seperti Jihan, Tyaga, Jevan, Jethro, Rose, Liora, Leo dan Aden, tapi 8 orang lawan 13, mereka bisa apa selain menurut?

"Go!" Miqdad memutar botol dengan semangat.

Fyi, Miqdad dan Ruby yang mengusulkan untuk bermain game ini, yang langsung mendapat anggukan dan seruan setuju dari Brea dan juga Naya. Dasar geng gosip!

Leo mendecak sebal saat botol itu berhenti padanya. "Truth." Jawabnya malas-malasan.

Herdan dengan semangat mengangkat tangannya, mengajukan diri untuk memberi pertanyaan kepada Leo. Leo yang melihat itu justru menatap malas dan kesal, karena ia tahu kalau Herdan pasti akan bertanya yang tidak-tidak.

"Cewek yang lo suka ada disini?" Kan, tepat seperti yang Leo pikirkan.

Menyesal rasanya, saat beberapa hari lalu ia bercerita kepada Rafa kalau dia sedang menyukai seseorang dan ternyata Herdan yang ada disamping Rafa juga mendengar hal itu. Jadilah, Leo, yang terkenal jaim dan terlihat seakan tidak tertarik kepada lawan jenis, menjadi bual-bualan Herdan.

Oke, dari awal ikut permainan ini, Leo sudah memantapkan hati untuk terus minum, tidak akan ambil pusing untuk menjawab pertanyaan yang terlontar ataupun melakukan dare yang disuruh.

"Nggak asik!" Protes Herdan saat melihat Leo sudah meneguk satu sloki alkohol karena enggan memberi jawaban.

Leo menunjuk kearah Skyla, yang sontak membulatkan matanya kaget karena tidak menyangka kalau Leo akan memilihnya. Skyla tidak punya pilihan lain selain dare.

Lagi-lagi Herdan tersenyum nakal. "Cium pipi cowok yang lo suka disini." Oh, tentu Herdan akan menyuruh seperti itu karena dia tahu jelas siapa laki-laki yang disukai oleh Skyla.

Skyla mengigit bibirnya ragu sambil memandang sloki yang saat ini sedang diisi penuh.

Perempuan itu mengehela nafas berat. Setelah dipikir-pikir, tidak ada salahnya melakukan dare yang Herdan suruh, karena ia juga ingin tahu respon dari laki-laki yang akan ia cium pipinya.

Skyla berdiri sambil menelan ludahnya, mendapati semua mata saat ini tertuju kepadanya membuat kakinya tiba-tiba berat, tetatpihatinya seakan menyuruh agar ia tetap berjalan ke tempat laki-laki yang duduk terhalang lima orang darinya.

Ruby, Brea, Naya yang tidak tahan untuk memekik, hanya bisa menutup mulut mereka saat melihat Skyla sudah duduk diantara Tyaga dan Max, lalu dengan cepat mendaratkan bibirnya di pipi Tyaga.

Tidak hanya Tyaga yang terkejut, tapi semua orang disitu juga sama terkejutnya. Satu gosip mereka dapat. Untung kampus tidak punya akun lambe turah. Kalau punya, pasti Senin nanti akun itu akan penuh dengan hasil gosip dari permainan ini.

Setelah hening yang membuat permainan ini menjadi semakin panas dan waspada, Skyla menunjuk Tyaga untuk menjadi next target.

Tyaga berdeham membasahi tenggorokannya yang kering karena kejadian barusan.

"Apa cewek yang lo suka ada disini?" Pertanyaan dari Jihan.

Tyaga tersenyum miring mendengar pertanyaan itu, padahal Jihan sudah tau siapa yang Tyaga sukai.

"Ada." Jawab Tyaga enteng.

Ingin rasanya Ruby mengutuk Jihan. Harusnya Jihan bertanya 'siapa nama cewek yang lo suka' biar nambah bahan gosip, bukan malah kasih pertanyaan sedangkal itu!

Tyaga menunjuk kearah Rose, "Peluk Miqdad kalau lo udah buka hati buat dia." Lemparan bantal sofa tepat mengenai wajah Tyaga, membuat yang lain tertawa melihatnya.

Lemparan itu bukan dari Rose, tapi dari Miqdad. Laki-laki itu tidak siap dengan jawaban Rose. Karena jika Rose memeluk nya, jantungnya mungkin akan berhenti saat itu juga. Pun jika Rose memilih untuk menenggak alkohol, hatinya juga merasa pedih. Miqdad belum siap menerima keduanya.

Miqdad hanya terhalang oleh tubuh Isla, jarak antara Miqdad padanya atau ia pada sloki tidak jauh, hanya sebatas menggerakkan badan tanpa harus berdiri.

Isla yang sangat peka, memundurkan dirinya kebelakang, membuat Rose dan Miqdad saling bertatapan beberapa saat.

Rose mendekat dan memeluk Miqdad dengan cepat sebelum kembali duduk sambil menundukkan kepalanya. Rona merah mudah tidak hanya muncul di pipi Rose tetapi juga di pipi Miqdad.

Jihan yang bersebelahan dengan Ruby saling menggenggam tangan sambil menahan teriakan bahagia mereka. Akhirnya perasaan mu terbalaskan Miq!!

"Jihan," ucapan Rose kemudian,  membuat dada Jihan berdebar kencang, "siapa nama cowok yang lo suka?"

Ruby segera menoleh kepada Jihan dengan mata berbinar. Tidak hanya Ruby yang sangat ingin tahu tentang ini, tetapi juga teman-teman yang lain, kecuali Tyaga, yang sudah tahu kepada siapa Jihan menaruh hatinya.

Sebenarnya tidak masakah jika Jihan meminum satu sloki alkohol. Satu sloki tidak akan membuat nya mabuk. Tapi Jihan memilih menjawab.

"Miqdad."

***

BECAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang