Anggota inti BEM sedang berkumpul di ruangan BEM untuk membahas acara kesenian yang akan berlangsung dua hari lagi. Sejauh ini tidak ada masalah, atau belum, entahlah, semoga acara dapat berjalan dengan baik.
"Performance akustiknya udah ada, Ga?" Tanya Jihan kepada Tyaga.
"Udah, Duo Mentari dari Fakultas Ekonomi." Jawab Tyaga.
"Oke deh kalau udah beres. Semoga nanti acaranya lancar sampai selesai." Tutup Jihan, mendapat kata Aamiin dari ke tujuh anggotanya.
"Jihaan, kita pakai baju samaan yuk. Satu warna gituu, biar seru aja." Ucap Ruby lembut, berusaha merayu Jihan.
"Pakai warna apa?"
"Pink?" Usul Brea.
"Masa gue pake Pink sih, Re!" Protes Miqdad.
"Hitam aja. Biar kita bisa ikutan pake warna samaan." Ujar Devon menaikkan kacamatanya yang turun.
"Kalau hitam gue setuju." Kata Jihan.
Ruby melirik kesal kearah Devon, sedikit tidak setuju dengan pilihan warnanya. "Yaudah hitam. Tapi yang cewek pakai rok ya, Ji."
Jihan menghembuskan nafasnya malas. Terakhir kali ia mengenakan rok, saat sekolah menengah. Oh tidak, mungkin lebaran tahun lalu, itu pun di paksa Mama nya.
"Pleaseeeee." Mohon Ruby, Naya dan Brea bersamaan.
"Jangan, nanti nyesel." Ujar Tyaga memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.
Naya mengernyitkan keningnya, "Nyesel kenapa?"
"Nanti kalian pada kalah cantik sama Jihan." Ucap Tyaga dengan entengnya sambil keluar dari ruangan BEM.
Jevan dan Devon merespon ucapan Tyaga dengan tertawa kecil, lalu juga keluar dari ruangan BEM.
"Jihan, lo jadian sama Tyaga?" Tanya Miqdad penasaran. Semua mata tertuju pada Jihan, menunggu jawaban.
"Enggak lah." Jihan menjawab sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tapi dengan entengnya dia bilang lo cantik. Terus kalian apa? Friendzone?" Kali ini Naya yang bertanya.
"Enggak." Lagi-lagi begitu jawaban Jihan. "Ya kan gue cewek, Mangkanya cantik. Kalau gue cowok, ya gue ganteng."
Ruby, Naya, Brea dan Miqdad gemas mendengar jawaban enteng dari Jihan.
"Jihan sumpah ya gue penasaran. Lo normal kan?" Pertanyaan dari Brea membuat Jihan memukul lengan perempuan itu.
"Normal lah, gila aja lo!"
"Tapi selama kenal lo, gue nggak pernah lihat lo pacaran atau paling enggak deket sama cowok!"
"Gue deket kok sama Tyaga, sama Jevan juga, sama Devon, Miqdad juga deket."
Miqdad memukul lengan Jihan, "Bukan deket sebagai temen Maemunah! Deket yang mengarah ke perasaan cinta gituu."
Jihan terkekeh, suka mengerjai teman-temannya. "Gue nggak deket sama cowok karena," ucap Jihan menggantung, membuat teman-temannya semakin penasaran. "Kepo ah!"
"Aaaaaa Jihaaaaan!!" Ruby gemas memukul-mukul lengan Jihan. Miqdad, Naya dan Brea juga sama gemasnya.
"Ada cowok yang gue suka." Ucapan Jihan membuat ke empat temannya terpaku, bingung antara harus percaya atau tidak. "Gue suka sama dia sejak Ospek, sampai sekarang masih suka sih. Tambah suka malah."
"Ini serius, Ji?" Tanya Miqdad dan mendapat anggukan dari Jihan.
"Siapa?" Tanya Naya, Ruby dan Brea bersamaan.
"Kasih tau nggak yaaa." Goda Jihan segera keluar dari ruangan BEM sebelum di amuk oleh teman-temannya.
***
Ini slice of life ya kawan-kawan. Jadi ya satu cerita sama cerita selanjutnya bisa aja nggak berhubungan langsung, bisa aja nanti berlanjut di cerita yang nggak tau berapa chapt lagi. Jadi nikmati dulu aja ceritanya ya 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAK
Chick-LitPerkumpulan anak BEM Kocak. Slice of life yang pemeran utamanya Jihan.