Gosip

679 69 5
                                    

Terimakasih kepada Jevan, pertemuan kali ini benar-benar hanya 'brief'. Brief dengan suasana yang damai dan tenang meskipun cara bicara Jihan tetap terdengar tegas dan mengintimidasi. Tidak apa, setidaknya brief ini hanya berjalan selama satu jam setengah, tidak sampai menginap semalaman.

"Langsung balik, Ji?" Tanya Jevan saat mereka sedang merapikan berkas-berkas, masih di aula FH.

"Iya, capek banget." Jawab Jihan sambil meregangkan lehernya ke kanan dan ke kiri.

"Mau gue anter? Sekalian gue mau balik juga." Tawar Jevan, yang dijawab dengan anggukan dari Jihan dan tak lupa ucapan terimakasih.

Ruby yang mendengar itu langsung menyikut lengan Miqdad yang juga sedang melakukan hal yang sama kepada Ruby. Siap bergosip.

"Ji, nanti malem jadi ke Gramed kan?" Kali ini Tyaga yang bertanya kepada Jihan.

"Iya jadi, habis Maghrib aja ya. Bye semua, gue duluan ya." Ucap Jihan sambil melambaikan tangan kepada teman-temannya.

Jihan berjalan keluar dari aula dengan Jevan dan Tyaga di sisi kanan dan kirinya.

Baiklah, gosip di mulai.

"Sumpah sih gue yakin Jevan sama Tyaga tuh suka sama Jihan." Miqdad yang memulai.

"Iya anjir, tapi kan Jevan punya pacar kan? Siapa tuh pacarnya yang anak FK juga??" Timpal Ruby sambil mengingat nama orang yang di sebut-sebut sebagai pacar Jevan.

"Trisha gak sih kalo gak salah?" Jawab Brea.

"Iyaaa, Trishaa!!!" Seru Miqdad dan Ruby bersamaan.

"Dih sok tau, emang lo udah pernah nanya ke Jevan kalau mereka pacaran?" Kali ini Devon yang menimpali.

"Ya enggak sih, tapi hampir tiap hari berangkat sama pulangnya bareng terus. Udah gitu kadang gue liat juga di kampus sering kemana-mana berdua. Udah jadi gosip juga di FK kalau mereka couple campus." Jelas Miqdad yang mendapat anggukan dari Ruby. Dasar Miqdad, badan besar tapi mulut lemes banget.

"Ya kan emang sefakultas, jelas aja kemana-mana bareng. Siapa tau mereka juga satu arah rumahnya jadi sering bareng juga." Ucap Devon.

"Ih, Dev, lo kalo nggak mau gosip mending sana gih!" Usir Ruby sambil mendorong bahu Devon.

Devon hanya bisa mencebik kesal dan memisahkan diri dari keempat serangkai itu, Miqdad, Ruby, Brea dan Naya. Lihat Miqdad, kamu laki-laki sendiri, pantas aja mulut itu lemes.

Mereka berempat saat ini telah sampai di salah satu meja kantin untuk menyantap makan siang mereka yang tertunda. Tentu saja masih bergosip.

"Sumpah ya misal Jevan emang suka sama Jihan, gue 100% jadi pendukung couple mereka. Habis cakep banget mereka berdua. Udah gitu liat aja tuh tadi, segampang itu Jevan luluhin hati Jihan yang lagi panas. Kayak tau Jihan banget gitu." Brea berbicara sambil merasa gemas mengingat kejadian tadi saat Jevan memberikan Choux ke Jihan.

"Gue juga team Jevan Jihan!!" Ucap Ruby sambil high five dengan Brea.

"Gue sih team Tyaga Jihan." Kali ini Naya yang bicara, sambil menyuap sesendok nasi campur pesanannya. "Tyaga itu ganteng parah. Terus kalau ke Jihan perhatiannya udah ekstra banget banget. Inget gak kemarin pas Jihan mau berangkat pelatihan? Beuh, udah yang ngingetin Jihan bawa jaket nggak, bawa kaus kaki nggak, takut si Jihan kedinginan disana. Udah gitu mereka satu apart kan, cuma beda satu lantai. Ah pasti mereka sering ketemu di luar kampus."

Miqdad tersenyum sambil memukul-mulul pelan pundak Naya, gemas memikirkan Tyaga dan Jihan. "Gue juga team Tyaga Jihan. Mereka tuh terlalu deket banget menurut gue. Jihan juga kalo mau kemana-mana pasti bilang ke Tyaga. Apa coba itu kalo nggak ada perasaan. Ah jangan-jangan mereka udah jadian di belakang kita." Suara Miqdad hampir memekik menceritakannya. Sadar Miqdad, kamu laki-laki!

BECAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang