Kuliah

421 72 3
                                    

Akhirnya, setelah empat hari Jihan istirahat di apartment, sekarang ia sudah kembali untuk kuliah. Dan perempuan itu kembali dengan gebrakan baru.

Ia sengaja memoles cantik dirinya walau hanya dengan riasan sederhana. Jihan juga menggunakan pakaian yang feminim dan cantik. Garis bawahi kalau ia sedang menggunakan rok saat ini.

Apakah karena ia akan keluar atau ada acara?
Jawabannya, Tidak. Ia hanya ingin terlihat berbeda. Dan tentu perbedaan itu mengundang banyak mata yang menatapnya kagum. Jihan menjadi trending topik nomor 1 di akun X kampus karena kecantikannya yang lebih dari pada biasanya setelah ia libur panjang.

Apa hanya itu gebrakannya? Tentu tidak!

Perempuan yang terkenal cuek dan dingin itu, tersenyum sepanjang perjalanannya dari parkiran menuju kelas. Ia juga kerap membalas senyum para mahasiswa yang melihat kearahnya. Padahal sebelumnya, ia tidak pernah sama sekali melakukan itu.

Apa operasi otak mempunyai efek seperti ini? Mengubah kepribadian seseorang?

"Lo kenapa dah?" Tanya Miqdad.

Jihan, Miqdad, Rose, Ruby, Devon, Brea dan Naya saat ini sedang berkumpul di salah satu meja di kantin kampus. Menyantap makan siang mereka.

Jihan menunjuk dirinya dengan jari, "Gue?"

Tidak hanya Miqdad yang mengangguk, tapi juga semua orang yang berada di meja itu.

"Nggakpapa. Emang kenapa?"

"Lo beda." Ungkap Miqdad.

"Lo lebih 'friendly'." Tambah Ruby, dengan kedua jarinya yang bergerak saat mengatakan 'friendly'.

"Dan lo dandan." Tambahan dari Brea.

"Are you in love?" Yang terakhir dari Naya.

Devon dan Rose hanya bisa menggelengkan kepala mereka mendengar pertanyaan empat serangkai itu.

Jihan tersenyum, "Well, nggak buruk kan? Gue pengen aja."

"Are you in love?" Tanya Naya, lagi.

Jihan menghela nafas, "First of all, gue 'in love' udah sejak lama. And second, gue pure berubah karena emang pengen. Gue cuma pengen merubah sedikit image gue dari cewek dingin ke cewek biasa."

Brea mendecih, "Cewek biasa gimana? Ini lebih dari biasa, Ji. Lo nggak liat dari tadi cowok-cowok pada liatin lo? And you used to hate that! But now? Lo bahkan balas senyum mereka."

"Ya cuma senyum, nggak sampai gue iya in kalau ada yang ngajak gue date or something, right?" Jawan Jihan, membela dirinya.

"Hai, Ji." Sapa seseorang yang sampai membuat orang-orang seantero kantin melotot kaget akan kedatangannya.

"H-hai." Jawab Jihan, tak kalah kaget dari yang lain. "Hmm, Noah right?" Tanya Jihan, mengingat-ngingat orang di depanya.

Laki-laki bernama Noah itu sedikit mendengus sebal dengan pertanyaan Jihan. Apa sepak terjangnya di kampus ini setidak terkenal itu, sampai Jihan harus menanyai kalau dia 'Noah' atau bukan?

"Kenapa?" Tanya Jihan.

"Kapan kita makan malam bareng?" Pertanyaan dari Noah semakin membuat orang-orang yang dapat mendengar itu lebih kaget lagi.

Jihan pun sempat kaget, tapi kemudian ia mengingat pesan yang Noah kirimkan beserta makanan yang Jihan inginkan waktu itu.

"Oh. Gimana kalau besok? Gue free besok malem." Jawaban Jihan seakan memberikan triple kill rasa kaget.

Noah menyeringai mendengar jawaban itu. "Gue jemput jam 7 di apart lo." Tidak langsung pergi, tapi buaya satu ini meraih tangan Jihan untuk ia kecup kecil di punggung tangannya. Dan Jihan sama sekali tidak menepis perlakuan itu.

K.O.

Semua mata yang tertuju pada Noah dan Jihan terasa di bantai oleh adegan yang sama sekali tidak pernah terpikir di otak mereka.

Noah si buaya kampus?! Dan Jihan, cewek yang di kenal akan ke-cuek-annya?! Kombinasi macam apa ini?!

"Oke, gue telpon Bokap Jevan." Ruby segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Dokter Damar, karena yakin kalau otak Jihan sedang bermasalah.

"Ayo kita kerumah sakit, Ji! Ini bener-bener ada yang nggak beres sama otak lo!" Miqdad dan yang lain setuju dan segera membereskan barang-barang mereka untuk kembali memeriksakan keadaan Jihan.

***

Maaf ya lama gak update.

BECAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang