Resah

335 70 2
                                    

Miqdad yang mengajak ke konser ini dengan semangat nya, tapi ia yang paling sedih selama konser berlangsung.

Hari ini, ia sudah siap mental, lahir dan batin untuk menyatakan perasaan nya kepada Rose, lagi. Ia akan menyatakan perasaan nya saat lagu 'Teman Hidup' dinyanyikan oleh Tulus nanti.

Well, sejujurnya Ruby orang yang paling lega saat tahu kalau Rose tidak jadi datang karena ada acara keluarga mendadak, karena Ruby tidak mau menanggung malu melihat Miqdad yang, pasti, nanti akan berteriak kencang saat menyatakan perasaannya pada Rose. Pasti nanti akan ada satu atau dua orang yang merekam itu dan video nya akan sedikit viral atau entahlah mungkin itu hanya ada di pikiran Ruby saja, tapi tetap saja ia merasa lega. Dan juga, Miqdad akan menyatakan cintanya saat lagu 'Teman Hidup' dinyanyikan? TEMAN HIDUP? Ini sekedar menyatakan cinta untuk menjadi kekasih atau melamar??

"Apa ini pertanda buruk? Apa emang hubungan gue nggak direstui sama yang diatas?" Ucap Miqdad sedih, bahunya yang lebar dan kokoh itu sudah merosot.

Tyaga dan Jihan menepuk-nepuk pundak Miqdad untuk menenangkan. "Jangan menyerah Miq, nggak kayak Miqdad yang gue kenal." Ucap Tyaga.

Jihan mengangguk mengiyakan, "Masih ada acara pentas seni kan dua Minggu lagi di kampus? Nyatain disana aja."

Ucapan Jihan membuat bahu Miqdad yang tadinya merosot langsung bangkit lagi, ditambah dengan binar mata Miqdad yang lebih cerah. Semudah itu memang membuat Miqdad bangkit.

"Uuuh emang lo bestie gue banget Jihaaan!!!" Miqdad menguyel-uyel pipi Jihan saking senangnya dengan ide itu.

"Hai." Jonas datang dan berdiri di samping Miqdad dan Jihan. Gerakan Miqdad yang sedang bermain di pipi Jihan berhenti karena menoleh pada Jonas, tapi tangan Miqdad tidak turun dari pipi itu.

Entah apa yang ada dipikiran Jonas, tangannya reflek menurunkan tangan Miqdad dari pipi Jihan, dan kejadian ini tentu di lihat oleh Tyaga, Jevan, Ruby, Brea dan Naya yang juga ada disana.

"Sorry, boleh pinjem Jihannya sebentar nggak?" Jonas bertanya, pada siapapun yang saat ini sedang memandang kearahnya, lalu Jonas menatap pada Jihan.

"Kenapa?" Tanya Jihan.

"Nanti aja gue ngomong disana." Jonas menunjuk sebuah stand yang tak jauh dari mereka.

"Bentar ya." Jihan berpamitan pada teman-temannya dan mengikuti langkah Jonas menuju stand yang laki-laki itu tunjuk tadi.

Jonas bingung, memaki dirinya dalam hati. Apa yang dia lakukan?? Ini benar-benar sifat impulsif!! Jonas bahkan tidak tahu itu stand apa.

Dia tadi hanya sedang melihat kedekatan laki-laki, yang entah siapa, sedang bersama Jihan. Saat laki-laki itu, Miqdad, memegang pipi Jihan, kaki Jonas melangkah kearah mereka tanpa ia sadari sepenuhnya, lalu dengan lancangnya ia menurunkan tangan itu hanya karena merasa sedikit, cemburu?? Hei, kamu baru mengenal Jihan sebentar Jonas, kenapa sudah cemburu begini?!

Untungnya stand yang Jonas tunjuk adalah stand yang menjual aksesoris lucu. Jonas segera menyambar gantungan kunci dengan inisial 'J' bermotif strawberi dan menunjukkannya pada Jihan.

"Tadi gue lihat ini, lucu, dan keiinget lo, jadi gue beliin ini buat lo." Ucap Jonas, berusaha terlihat tenang.

Jihan memandang Jonas sambil mengernyitkan alisnya. Tentu saja Jihan merasa aneh. Tapi sedetik kemudian senyum Jihan terulas.

Jihan juga mengambil gantungan kunci berinisial 'J' dengan motif ombak. "Kalau gitu gue juga beliin ini buat lo."

"Ombak?" Gumam Jonas saat menerima gantungan kunci itu, dan Jihan mendengarnya.

"Lo kayak ombak, Jo. Terlihat sedikit menakutkan dari jauh, tapi setenang itu saat sampai di pinggir pantai. Lo menenangkan." Lalu Jihan tertawa kecil mendengar penuturannya sendiri. "Is it weird?"

Kepala Jonas menggeleng.

Yang aneh adalah perasaan Jonas saat ini. Karena kupu-kupu yang seharusnya bersarang di perutnya, berubah menjadi deburan ombak dahsyat yang memporak-porandakan hatinya.

Dan sejak Jihan pergi bersama Jonas menuju stand, sampai saat ini, dimana kedua insan tersebut sedang saling memandang dengan gantungan kunci di tangan mereka masing-masing, ada sepasang mata yang tidak berhenti melihat itu. Sepasang mata yang saat ini hatinya sedang dilanda perasaan resah.

***

BECAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang