Jihan menghampiri Jevan yang masih menunggunya di depan ruang broadcast, laki-laki itu sedang melepas earphonenya saat Jihan sampai di hadapannya.
"Ayo, Jev, udah laper banget." Jihan melepas jaket Jevan yang sejak tadi masih tersampir di pinggangnya, lalu memakainya dengan benar kali ini.
Jevan tersenyum melihat itu dan mengangguk.
"Kenapa nggak pernah bilang kalau lo sama Tyaga saudara kembar?" Tanya Jevan saat mereka berdua telah berada di dalam mobil.
"Kenapa lo nggak pernah bilang kalau Trisha bukan pacar lo?" Tanya Jihan balik.
"Hmm, karena nggak ada yang bener-bener nanya."
"Sama."
Jawaban Jihan membuat Jevan terkekeh kecil lalu segera melajukan mobilnya.
Jihan mengecek ponselnya yang sudah penuh akan pesan dari anak-anak yang kaget mengenai berita Tyaga dan Jihan yang ternyata saudara kembar.
Memang sudah sejak sekolah menengah pertama, Tyaga dan Jihan sering digosipkan sebagai pasangan karena kedekatan mereka. Tyaga dan Jihan tidak pernah terlalu mengambil pusing soal berita seperti itu. Karena terkadang, gosip itu dapat menyelamatkan Tyaga maupun Jihan dari orang-orang yang ingin 'mendekati' mereka. Ya gimana, Tyaga dan Jihan orangnya sangat pemilih jika itu menyangkut perihal pasangan.
"Anak-anak minta join nih. Boleh nggak?" Tanya Jevan saat mereka telah duduk di salah satu meja restoran.
Jihan memberengut kecil, masih ada rasa kesal dihatinya.
"Should i say no?" Tanya Jevan lagi karena belum mendapat jawaban dari Jihan.
Jihan mengarahkan dagunya menuju pintu masuk resto. "Mereka udah dateng tuh." Benar saja, Miqdad, Ruby, Brea, Naya, Tyaga dan Devon sedang berjalan menuju meja yang di duduki Jihan dan Jevan.
"Elah berdua aja nih, mentang-mentang udah resmi tanpa gosip kalau kalian ternyata single." Celetuk Devon.
"Hmm, ganggu aja sih lo pada!" Jawab Jihan sekenanya. Jevan hanya bisa tersenyum menanggapi perkataan mereka berdua.
"Jihaaaaan, lo maafin gue kan?" Ucap Miqdad sambil melengkungkan bibirnya ke bawah dan menangkup kedua tangannya. "Janji nggak iseng kayak gitu lagi. Maafin gue yaaaa."
Jihan menghembuskan nafas, mengambil sendok dan memukulkan sendok itu ke kepala Miqdad. "Awas kalo kayak gitu lagi, gue laporin lo ke polisi! Nggak lucu bercanda lo kali ini!"
Miqdad mengusap kepalanya, "Iyaa maaf, tadi gue juga udah kena toyor saudara lo tuh!" Ia mendelik kepada Tyaga yang tadi juga sudah memukul kepalanya. Tidak dengan kekerasan yang berlebihan tentu saja.
"Sumpah ya udah setahun ini kita kenal tapi kenapa kalian nggak pernah cerita sih kalau kalian kembar?!" Omel Ruby mensedekapkan tangannya, diikuti juga dengan Brea dan Naya.
"Ya kalian nggak nanya hubungan gue sama Jihan apa kan? Kalian cuma langsung gosip aja. Nanya paling cuma 'lo pacaran sama Jihan?' Ya gue jawab, enggak. Dimana salah gue?!" Jawab Tyaga.
Sama halnya dengan kedekatan Jevan dan Trisha. Tidak ada satu orangpun yang dengan jelas menanyakan soal hubungan mereka. Orang-orang hanya mempercayai yang mereka lihat tanpa bertanya terlebih dahulu tentang kebenarannya.
"Jadi kalau cowok yang lo suka itu bukan Tyaga, terus siapa? Jevan?!" Pertanyaan Naya membuat Jihan memutar bola matanya. See, mereka sudah mulai bergosip lagi.
Jihan hanya mengibaskan tangannya malas, apalagi dua porsi Ayam goreng renyah dengan segelas bir baru saja disajikan di meja mereka. Energi Jihan sudah terkuras sekali hari ini karena capek badan dan capek hati. Ia harus mengisi energi dulu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAK
ChickLitPerkumpulan anak BEM Kocak. Slice of life yang pemeran utamanya Jihan.