Calon Mantu

306 55 2
                                    

"Mama suka sama Jonas." Ucapan Grata membuat Jihan tersedak di sela minumnya.

"Maksud Mama?" Jihan mengernyit, benar-benar bingung dengan apa yang di maksud Mamanya.

Grata memukul pundak Jihan pelan."Ih jangan aneh-aneh! Maksud Mama, Mama suka sama sikap dia. Dia baik, perhatian, lucu juga orangnya. Pas banget deh jadi calon mantu."

Jihan melotot dan sangat kaget dengan apa yang baru saja Mamanya lontarkan.

"Papa lebih suka Jevan." Ujar Putra, sambil menyesap kopi panasnya.

Kali ini Jihan melotot kearah Papanya yang sedang duduk di sofa.

"Dia calon dokter. Orang tuanya juga dokter. Dia tampan dan pintar. Keliatan banget dia penyabar dan berwibawa." Jelas Papanya.

Jihan menggelengkan kepalanya tidak percaya. Ini apa-apaan sih? Apakah dia sedang bermimpi?

"Iya sih, Jevan juga oke. Mereka berdua bibit bobot dan bebetnya udah masuk kualifikasi banget." Ujar Grata ceria.

Tyaga tertawa mendengar kedua orang tuanya. "Jadi sekarang tinggal terserah Jihan aja ya Ma, mau pilih yang mana." Goda Tyaga, membuat Jihan kali ini melotot padanya.

"Jadi kamu lebih suka yang mana, Ji?" Tanya Putra.

"Ayok bilang sekarang. Biar besok, Mama sama Papa kerumah dia untuk melamar." Tambah Mamanya.

Jihan makin melongo.

Melamar? Hey! Jihan itu perempuan, kenapa Jihan yang melamar? Dan lagi, ini kenapa satu keluarga suka sekali menggoda anak bungsunya?!!

Jihan mendengus sambil menyibakkan selimut untuk menutupi mukanya yang sudah memerah.

Tok- tok!

Suara ketukan yang diikuti dengan suara terbukanya pintu membuat semua mata tertuju kesana, kecuali Jihan yang masih sembunyi dibalik selimut.

"Ada calon mantu." Ucap Tyaga sambil terkekeh.

***

BECAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang