Malam Minggu

138 28 4
                                    

Jihan meminta maaf tidak menawari Jonas untuk sekedar mampir memberi laki-laki itu minuman karena sudah mengantarnya, Jihan benar-benar merasa tubuhnya sangat lemas dan ingin langsung istirahat. Tentu Jonas bisa memaklumi itu, jadi ia hanya mengantar Jihan sampai depan pintu apartment nya.

Ponsel Jihan berbunyi saat ia baru saja keluar dari membersihkan dirinya di kamar mandi.

"Halo Jev?"

"Lo dimana?" Tanya Jevan disebrang sana.

"Gue udah di apart."

"Tyaga masih disini, lo naik ojol?"

"Tadi gue telpon dia tapi nggak di angkat, gue chat centang satu. Gue tadi dianter Jonas."

Jevan terdiam beberapa saat. "Kenapa nggak telpon gue?"

"Sorry, tadi udah mau telpon, tapi keburu ada Jonas yang nawarin. Lo masih di kampus? Sorry ya gue balik duluan, nggak enak badan banget gue."

"Udah makan? Ada obat di apart? Lo butuh ke dokter?"

Jihan tersenyum kecil, "Nanti gue pesen makan online. Ada obat. Nggak usah ke dokter, kan lo dokternya."

Jevan tertawa mendengar itu. "Oke, calon dokter ke sana ya, bawa makan sama bawa obat-obatan."

Jihan ikut tertawa, "Siap Calon Dokter." Setelah itu panggilan mereka berakhir. Jihan mengirmkan pesan untuk Jevan.

'030204, pin apart. Gue tidur bentar. Ngantuk.'

***

Jihan membuka matanya saat merasa mendengar suara gaduh di luar kamarnya. Ia mengumpulkan nyawanya beberapa saat sebelum melangkah dari kasurnya untuk keluar kamar.

Dilihatnya Jevan, Tyaga, Miqdad, Ruby, Brea dan Naya sedang bercengkrama di ruang tengah apartment nya dengan beberapa makanan di atas meja.

"Udah enakan?" Jevan yang pertama kali menyadari kehadiran Jihan. Ia meletakkan tangannya ke kening Jihan untuk mengecek suhu tubuh Jihan yang sudah berangsur membaik.

Jihan mengangguk, lalu ikut bergabung dengan teman-teman yang lain.

"Sorry ya jadi rame gini." Jelas Jevan, Jihan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Jevan memberikan nasi sop ayam kepada Jihan, lalu juga menyiapkan air putih di dekat perempuan itu.

"Jihan lo nggak sakit karena hirup kentut gue kan?" Tanya Miqdad sambil memakan potato chips kesukaannya.

"Iya, kepala gue pusing, perut gue mual gara-gara lo." Jawab Jihan bercanda, membuat yang lain tertawa.

"Ish ngomongnya kayak gitu, udah kayak gue hamilin aja." Celetukan Miqdad membuat dua bantal sofa melayang kearahnya, satu dari Ruby dan satu lagi dari Tyaga.

"Kalo ngomong sembarangan!" Kata Tyaga.

"Yah besok nggak jadi nonton konser dong, Ji." Rajuk Miqdad, karena Sebenarnya ada hal yang ingin dan harus ia lakukan saat nonton konser besok.

"Kalau besok pagi gue udah enakan, jadi aja gakpapa."

Jevan menggeleng tidak setuju, "Besok istirahat aja seharian, Ji. Lo sakit karena kecapean."

"Pleasee Jevvv, gue butuh kalian banget besok!" Mohon Miqdad membuat semua orang bertanya-tanya ada apa sebenarnya.

"Gue curiga deh, ada apa sih sebenernya? Tumben banget lo ngajak nonton konser doang sampe segininya?" Tanya Ruby yang juga mewakilkan rasa penasaran yang lain.

Miqdad menghembuskan nafasnya, "Jadi gini, besok..."

***

BECAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang