Betapa senangnya Ellard saat ini, biasanya jika Alvion tidak mau di sentuh atau berbicara dengannya sekarang berbeda, ternyata kecelakaan itu mengubah segalanya.
Sekarang jangankan berbicara, ia juga bisa menggendong Alvion tanpa penolakan, tentu saja jika di tolak ia akan menakuti anak bungsunya.
Alvian ternganga saat melihat kediaman Gervais, ya sekarang dia sudah diperbolehkan pulang, hanya tangannya saja yang sakit saat ini, seluruh tubuhnya sudah baik-baik saja, hanya bekas luka yang mungkin akan hilang beberapa waktu berlalu.
"Besar ..."
Seperti istana, itulah yang ia lihat dari kediaman Gervais ini, sungguh sangat besar dan mewah.
Axian menutup pelan mulut adiknya itu, ia cukup senang melihat reaksi Alvion. Seperti bayi kecil yang mendapatkan mainan baru.
"Ini kediaman kita, Vion. Kau pasti lupa. Aku akan membawamu berkeliling. Berikan pak tua."Axian mengambil paksa Alvion yang berada di gendongan Ellard, mereka masuk begitu saja meninggalkan Ellard yang kesal.
Saat akan menyusul masuk, Ellard dihentikan oleh bawahannya.
"Maaf tuan, saya ingin memberitahukan sesuatu."
"Apa?"Sinisnya, suasana hatinya tidak baik seorang karena Axian merebut anaknya itu.
Bodyguard itu hanya meneguk ludahnya sesaat, ia tidak berani menatap Ellard. "Itu tuan, saya mau melaporkan jika tadi ada seorang pengemis yang datang ke sini."
"Itu saja?"Ellard berdecak kesal, ia pikir apa, "Masalah ini kau memberitahu! Jika ada pengemis maka kasih apa yang dia butuhkan, dasar tidak berguna!"
Apa-apaan! Pengemis datang saja harus memberitahunya. Para bodyguard yang lain hanya bisa menunduk melihat tuan mereka marah.
"Ma-af tuan, bukan begitu maksudku, itu pengemis itu menyumpahi tuan muda mati ..."
"Apa?! Apa yang kau katakan?" Apa ia tidak salah dengar, baru kali ini Ellard mendengar ada pengemis yang menyumpahi seseorang mati, apalagi itu anaknya sendiri, "Kurang ajar, cepat cari dia! Berani sekali dia menyumpahi putraku!"
"Ma-af tuan, kami sudah mengejarnya tapi dia melarikan diri."
Ellard mengepalkan tangannya, ia menutup matanya sejenak, "Jadi kau melapor jika ada pengemis yang menyumpahi anakku dan setelah itu kau gagal menangkapnya! Bodoh! Kau ini sebenarnya bodyguard atau apa!"
"Ma-af tuan, kami ..."
"Cukup! Apa yang dia katakan lagi?"
"Dia tahu tentang kecelakaan tuan muda."
"Apa?"
Aneh sekali, seseorang pengemis tahu tentang anaknya dan menyumpahi anaknya juga, ini sudah tidak wajar.
"Cari dia sampai dapat! Kalau tidak kau yang akan aku penggal!" Ellard masuk ke dalam dengan perasaan kesal, "Siapa dia! Berani sekali menyumpahi anakku!"
Ellard duduk dengan kasar di sofa, ia memijit kepalanya yang pening, memikirkan Alvion yang kecelakaan membuat ia frustasi, untung saja Alvion selamat dalam kejadian itu.
Dan soal anak yang di tabrak oleh Alvion, ia juga sudah memberikan kompensasi melalui bodyguardnya.
Memang orang miskin, setelah di kasih hati malah meminta jantung, ia sudah memberikan satu miliar untuk anak itu tapi orang tuanya malah meminta lima miliar, uang sekecil itu tidak ada artinya bagi dirinya tapi tetap saja ia tidak suka dengan orang seperti mereka yang memanfaatkan orang lain.
Terserahlah, yang terpenting ia juga sudah memberikan uang itu pada mereka, ia tak mau lagi berurusan dengan mereka, bertemu saja ia tidak mau, benar-benar orang rendahan.
Di lantai atas, Axian benar-benar membawa Alvian berkeliling. Dan setiap ia memberitahu ada keterkejutan dari tatapan Alvion.
Dan Axian suka dengan tatapan itu, membuatnya menjadi semangat saat akan memperkenalkan Alvion dengan sesuatu.
Alvion memang tidak tahu, jadi dia benar-benar kagum saat melihat seseorang indah, tidak seperti di kediamannya dulu yang biasa saja. Ini benar-benar sangat indah, baru pertama kali di dalam hidupnya sendiri melihat kediaman yang indah seperti ini.
"Dan ini kamarmu."
Axian membuka pintu berwarna hitam itu, bisa tercium bau yang segar dari kamar Alvion. Kamar yang luas tetapi tidak berantakan sedikit ada action figur dan meja belajar lengkap dengan berbagai buku serta peralatan elektronik lainnya.
Cuma warna kamar ini terlalu gelap untuk seorang Alvion sekarang. Tidak lucu seperti Alvion.
"Di kamarku saja."Axian kembali menutup pintu kamar Alvion, tidak perlu tidur sendiri. Adiknya itu belum sembuh dan harus ia temani jadi tidur dengannya saja.
Setelah meletakkan Alvion ke kasur miliknya, Axian mencoba menidurkan adiknya itu Alvion masih butuh istirahat yang cukup agar kondisinya cepat pulih.
"Sebelum tidur, berikan aku hadiah karena sudah mengajakmu berkeliling."Axian mendekatkan pipinya ke Alvion.
"Em? Apa abang? Pian tidak punya hadiah ..."bingungnya.
Axian hanya bisa menghela nafas, ia mengusap kening adiknya itu, "Aku tidak meminta hadiah lain baby, tapi meminta cium, jadi cium aku. Setiap kali aku minta hadiah maka kau harus mencium pipiku, mengerti?"
Alvian mengangguk, ia mencium pipi Axian sekilas."Mengerti."
"Manis sekali."Axian mencium pipi dan kening Alvion karena gemas."Baiklah sekarang tidur, aku akan membangunkan mu nanti."
Hanya anggukan yang diberikan oleh Alvian ,ia juga mengantuk mungkin karena sebelumnya ia sudah memakan obat tadi.
"Selamat tidur, baby."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvion & Alvian
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang remaja laki-laki nakal dan tidak bisa di atur berpindah tubuh ke tubuh remaja yang polos penuh dengan penderitaan. Bagaimana juga dengan sebaliknya, bagaimana jika seorang remaja polos berpindah tubuh ke remaja nakal...