13. Tidak apa-apa.

2.4K 189 4
                                        

Alvion sadar dari pingsannya, ia sedikit merasa sesak dan tenggorakannya tercekat saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvion sadar dari pingsannya, ia sedikit merasa sesak dan tenggorakannya tercekat saat ini.

Sadarnya Alvian juga disadari oleh Xander yang melihat kearah adiknya itu.

"Vian, apa kau bisa mendengar abang? Apa masih merasa sakit?"

Kenapa hanya ada Xander si sini, di mana Alexa, dan kenapa ia bisa berada di sini, ia sedikit lupa. Alvion ingin mencabut oksigen yang melekat padanya itu, tapi dia dicegah oleh Xander dengan cepatnya.

"Jangan, kau bisa sesak nanti."

"Mom-my ..."

"Tenang, mommy pulang sebentar menyiapkan mu  bubur."

Baru saja  Alexa pulang, ia akan menyiapkan sendiri makanan untuk Alvion karena pasti Alvion kelaparan setelah sadar, apalagi Alvion tidak makan apapun tadi karena langsung pingsan akibat alergi.

"Maafkan aku, Vian. Aku tidak tahu jika kau alergi cumi, jika aku tahu maka aku tidak akan pernah memberikannya padamu, maafkan aku."Xander mengecup tangan Alvian yang tertancap infus itu.

"What! Apa yang dibilang sama bang Xander tadi! Gua alergi cumi? Kenapa gua bisa alergi cumi!"Alvion melotot tidak percaya, tapi setelah dipikir-pikir ia melupakan sesuatu. Astaga ia kan sudah berpindah tubuh."Astaga! Pantesan gua kayak mau mati tadi! Tapi kenapa tubuh ini alergi cumi sih! Kan cumi makanan favorit gua!"Sungguh ia kesal,  Alvion mengumpat dalam hatinya.

"Maaf, Vian. Aku benar-benar minta maaf."

Alvion melirik Xander, sebenarnya ia tidak menyukai abangnya yang selalu jahil itu, tapi ini juga bukan kesalahan Xander, Xander juga tidak tahu jika dirinya mempunyai alergi, bisa dimaafkan.

"Nggak apa-apa bang, abang kan nggak tahu."

Kasihan juga melihat Xander dengan wajah memelas seperti itu.

"Terima kasih, aku berjanji mulai sekarang akan memperhatikan apa yang akan kau makan nantinya."

Xander ingin mengecup tangan Alvian lagi, tapi Alvian malah menarik pelan tangannya.

"Nggak usah cium-cium!"

Masih saja? Xander hanya bisa menggeleng pelan, adiknya itu masih saja tidak mau di cium olehnya walaupun dalam keadaan sakit begini.

Alvion hanya bisa merenung, "Kali ini alergi cumi! Nanti alergi apa lagi ni gua! Nggak mungkin kan alergi yang lain! Tubuh ni orang banyak penyakitnya kali!"

"Alvian? Kau sudah sadar."

Alvion langsung tersenyum melihat Alexa yang datang, ia melambaikan tangannya agar Alexa lebih cepat mendekat.

Xander hanya bisa memutar matanya malas, ia sedikit iri Dnegan mommy'nya itu, kenapa Alvian tidak bersikap sama dengannya. Alvian ini memang berbeda dari anak yang lainnya.

"Sudah lebih baik?"

Alvion mengangguk mantap, ia sekarang tidak merasakan rasa sesak seperti saat pertama kali melawan cumi itu, malahan sekarang ia sangat lapar, apalagi mencium bau yang keluar dari tempat makan yang dibawa oleh Alexa.

Alexa membantu Alvian untuk duduk, "Maaf Vian ..."

"Mommy, mommy nggak salah, mommy kan juga nggak tahu. Vian juga yang salah karena Vian nggak kasih tahu mommy kalo Vian alergi cumi."Alvion tidak mau Alexa bersedih seperti ini.

"Tetap saja, Vian. Mommy lalai ..."

Alvion langsung memeluk Alexa dengan eratnya, seolah dia dewasa, Alvion juga menepuk-nepuk pelan punggung Alexa."Mommy nggak salah, mommy nggak salah!"

"Baiklah."Walaupun begitu tetap saja Alexa tidak akan memaafkannya, lagi dan lagi ia kembali gagal dalam menjaga seseorang."Ini, Vian sudah lapar, bukan?"

Alvion menerima bubur itu tanpa penolakan, ia memang sangat lapar saat ini.

Perasaan yang sama, menatap Alvian seperti ini begitu familiar, Alexa sedikit merasa sesak saat melihat Alvian, seperti rindu yang sudah lama ia pendam selama ini berada di Alvian.

"Mommy kenapa nangis?"

Alexa menggeleng pelan, ia mengusap air matanya cepat, bodohnya dirinya bisa kelepasan menangis seperti ini.

"Tidak apa-apa, Alvian tahu. Mommy juga punya anak seusia Alvian. Mungkin sama ..."

Alvion tertegun mendengar itu, ia menatap Alexa dengan sedih."Pasti mommy ngomongin gua, daddy bener-bener jahat! Dia udah buat mommy sedih, kenapa daddy misahin gua sama mommy."

"Mommy boleh anggap Vian jadi anak mommy kok."

"Benarkah?"

"Iya, kan mommy mommy'nya Vian."

Senangnya mendengar perkataan itu dari Alvian, Alexa merasa rindunya sedikit terobati.

Alvian berpikir sebentar, "Kalo gua masih hidup dan ada orang lain yang masuk ke tubuh gua, gua harus temuin dia, gua harus ajak mommy ke rumah daddy supaya gua bisa liat tubuh gua."

Alvion menatap Alexa dengan penuh harap,"Mommy, anak mommy ada di mana?"

"Hmm? Dia berada tidak jauh dari sini, memangnya kenapa?"Alexa mengusap pelan bibir Alvian yang sedikit berantakan.

"Aku mau ketemu sama anak mommy."

Xander dan Alexa saling berpandangan, mereka mau saja seperti itu, tapi Ellard pasti tidak akan membiarkan itu terjadi.

"Boleh ya mommy, aku juga mau kenalan sama anak mommy."Alvion tidak sabar menunggu itu, ia harus melihat sendiri apa yang terjadi pada tubuhnya sendiri.

"Baiklah, setelah Vian sembuh."Alexa langsung menyuapi Alvian lagi.

"Yes! Itu artinya gua bisa ngeliat tubuh gua lagi, gua bener-bener penasaran apa yang terjadi sama tubuh gua."Alvion tidak bisa membayangkan jika akan melihat tubuhnya sendiri nanti, bukankah itu sedikit aneh melihat diri sendiri tapi bukan jiwanya yang berada di dalamnya.

Xander mengepalkan tangannya, jika nanti dia akan di tolak lagi oleh Ellard, ia akan meninju ayahnya itu. Ia juga merindukan adiknya Alvion, begitu juga dengan mommy'nya, apalagi mereka belum tahu kondisi terkini tentang Alvion yang sebelumnya kecelakaan.

 Ia juga merindukan adiknya Alvion, begitu juga dengan mommy'nya, apalagi mereka belum tahu kondisi terkini tentang Alvion yang sebelumnya kecelakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alvion & AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang