Dari sikapnya yang benar-benar berubah dan dia yang tidak bisa mengigat wajahnya sendiri membuat Ellard harus kembali menggeret dokter itu untuk memeriksa Alvion dengan sedetail mungkin.
Alvion benar-benar sangat aneh!
Tapi tetap saja hasilnya sama, seberapa banyak Ellard menyuruh dokter itu memeriksa kondisi Alvion, hasilnya tetap akan sama. Alvion tidak terluka parah. Bahkan yang memeriksa Alvion bukan hanya satu atau dua orang dokter, sudah sepuluh dokter hebat yang memeriksa Alvion, tapi tetap saja, tidak ada keanehan dari seorang Alvion Cedric Gervais.
"Bukankah ini artinya baik? Alvion kita tidak akan nakal lagi."Axian bersuara setelah lama berdiam diri.
"Memang baik, tapi tetap saja aku khawatir. Jika ada masalah dengan otaknya bagaimana?"Dia seorang ayah, tentu saja Ellard takut Alvion kenapa-napa, apalagi Alvion anak bungsunya.
"Tidak apa-apa. Mungkin ini hanya efek yang dikatakan para dokter itu."
"Dia tampak manis saat tidur seperti ini, begitu diam dan menggemaskan tapi mengingat dia yang dulu aku tidak habis pikir. Kenapa dia bisa senakal itu."
Axian hanya menaikkan alisnya, "Tak perlu aku ingatkan. Kau sendiri yang membuat dia begitu."
"Aku melakukan ini demi kebaikan dia dan kau. Aku tidak mau kalian terluka."
Helaan nafas Axian berikan, perkataan daddy-nya itu memang benar, dan ia sendiri juga memutuskan untuk ikut bersama Ellard.
"Dia lucu."
"Aku tahu, dia memang menggemaskan dari dulu. Tapi memaksa diri untuk menjadi seorang laki-laki yang memiliki tubuh tinggi dan sixpack."
"Kenapa juga dia menyebut dirinya dengan Pian. Aku tidak pernah memanggilnya dengan itu." Axian tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Alvion. Adiknya itu berbeda sekali.
Mereka bisa melihat Alvion tengah berusaha membuka matanya. Mereka sedikit mendekat dan mencoba membantu Alvion.
"Apa ada yang sakit lagi?"Tanya Ellard sambil mengelus rambut putranya itu.
Alvian menggeleng pelan, ia sedikit menjauh dari Ellard. Baiklah Alvian sedikit mengerti situasinya sekarang. Wajahnya telah berubah dan ini bukan tubuhnya.
"Pasti Tuhan marah sama Pian ..."
Pasti begitu, jika tidak seperti itu tidak mungkin tubuhnya berbeda seperti ini. Pasti karena dirinya yang durhaka tidak bisa menuruti ayah dan ibunya.
"Pian tidak mau jadi anak durhaka ..."
"Hey ... kenapa menangis, Vion?"lucu tapi kasihan juga melihat Alvion yang menangis seperti ini. Air mata yang menetes di pipinya itu membuat wajahnya terlihat lebih lucu. Matanya yang berkaca-kaca itu membuat Ellard gemas.
"Pian dosa sama ayah ..."
Ellard tertegun sebentar, ayah? Apakah yang di maksud Alvion adalah dirinya, sepertinya anaknya memang amnesia parah, dokter-dokter itu saja yang tidak berguna. "Tidak apa-apa, jangan menangis."
"Ta-pi Tuhan marah sama Pian, terus buat wajah Pian beda, pasti karena Pian nakal ..."
Astaga! Seorang Alvion manja seperti ini, mustahil. Begitu sangat mustahil. Memang benar apa yang dikatakan Alvion, dirinya lebih dari kata nakal. Mungkin ini memang karma karena telah melawan dirinya. Tapi meskipun begitu Ellard tidak pernah mendoakan Alvion untuk jadi seperti ini.
Axian mengelap air mata yang menggantung di pelupuk mata mungil itu, ia juga mengambil beberapa tissue untuk mengelap hidung Luan.
"Benar, makanya itu wajahmu di tukar menjadi berbeda. Karena kau nakal."Axian tersenyum miring melihat Alvion yang menatapnya takut.
Sedangkan Ellard menaikkan alisnya tidak percaya, apa yang dikatakan oleh Axian ini.
"Makanya itu jangan pernah nakal lagi, menurut lah. Mengerti?"
Alvian mengangguk cepat, ia tidak akan pernah nakal lagi. "Iya ..."
"Abang, panggil aku abang."
"Iya ab-ang."
Ternyata mainnya seperti itu, Ellard setuju dengan Axian, setidaknya perubahan Alvion yang sekarang bisa menuruti apa yang mereka mau.
* * *
Alvion sudah mencari di seluruh sudut gudang ini, tapi tidak ada apapun yang bisa ia temukan. Hanya kelelahan yang ia dapat.
Tubuhnya terasa sakit dan lapar. Jujur saja ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Kepalanya terasa panas dan perutnya mual.
Satu kesimpulan yang bisa ia tetapkan yaitu dia memang berpindah tubuh. Pindah ke tubuh yang lemah ini.
"Laper banget anjing, perut gua sakit ..."
Ia hanya bisa terduduk dengan lemasnya.
Memang Alvion tidak ingin hidup bersama daddy-nya tapi tidak seperti ini juga. Ia ingin hidup bersama mommy'nya.
Bunyi pintu yang di buka membuat Alvion kembali membuka matanya, bisa ia lihat kedua orang tua kemarin datang dengan acuh tak acuh.
Mereka menariknya dengan kasar, Alvion hanya bisa memejamkan matanya, ia benar-benar kelaparan sekarang, tenaganya sangat habis.
"Makan itu, jangan mati di sini! Setelah itu pergi bekerja!"Elva melempar satu roti ke Alvian. "Ingat bawa uang setelah pulang! Jika tidak aku akan membunuhmu!"
Elva keluar begitu saja meninggalkan Alvion yang ternganga tidak percaya.
"Gua di jadiin kayak anjing! Bangke!"
Elva memperlakukannya seenaknya saja, tapi meski begitu Alvion membuka roti itu. Lapar di perutnya sudah tidak kentara lagi, sepertinya tubuh ini memang sudah lama tidak makan.
Ia berusaha berdiri dan duduk di meja, menuangkan air putih untuk di minum.
Kediaman ini sangat jauh berbeda dari tempat tinggalnya sebelumnya.
Alvion berjalan pelan untuk melihat-lihat, sampai ia tiba pada kamar kecil di ujung lorong.
Ia membukanya, tak ada apapun hanya satu buah meja dan satu kasur. Ia mendekat dan membaca buku yang berada di atas meja itu.
'Alvian Dharmawan' nama itu tertera jelas di buku yang sedang ia pegang.
"Memang bener ternyata gua pindah ke tubuh ini. Namanya sama kek dua bajingan itu sebut, Alvian."
"Tapi apa gua udah mati? Gua harus liat tubuh gua." Ia akan mencoba datang ke kediaman Gervais, setidaknya ia harus tahu dulu apakah tubuhnya sudah dikuburkan atau belum.
Vote→Comment→ Follow
![](https://img.wattpad.com/cover/375839335-288-k992257.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvion & Alvian
Fiksi RemajaBagaimana jadinya jika seorang remaja laki-laki nakal dan tidak bisa di atur berpindah tubuh ke tubuh remaja yang polos penuh dengan penderitaan. Bagaimana juga dengan sebaliknya, bagaimana jika seorang remaja polos berpindah tubuh ke remaja nakal...