44. Selamatin adik gua!

530 74 10
                                    

"Vian sadar, Vian jangan menakuti mommy! Vian! Vian!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Vian sadar, Vian jangan menakuti mommy! Vian! Vian!"

Alexa memeluk Alvian dalam dekapannya, mereka sempat menyelamatkan Alvian tapi tidak dengan Alvion yang tertangkap oleh para penculik itu.

Ia sudah merasakan perasaan yang tidak enak sejak tadi dan terbukti, anaknya lagi dan lagi telah di culik.

"Sial! Sial! Sial! Siapa yang melakukan ini! Alvion ..." Ellard meninju dinding yang berada di depannya dengan geramnya, mereka berhasil membawa Alvion dengan begitu cepat dan mereka tidak bisa mengejarnya.

Sekarang Xander dan Axian sedang mencari keberadaan orang-orang yang menculik anaknya itu.

Dulu Alvian yang hilang dan sekarang berganti menjadi Alvion lah yang hilang, sebenarnya apa yang dia mau.

Alvian terluka, belakang kepalanya berdarah karena pukulan yang mereka lakukan pada putra mereka dan sekarang Alvian tidak sadarkan diri sedari tadi, mereka sungguh sangat khawatir saat ini.

Alvion berkedip, ia meringis merasakan sakit yang ia terpa setelahnya, kepalanya berdenyut sakit, ia mengingat-ingat apa yang terjadi, "Vian!" ia seketika terbangun."Vian di sekap sama orang itu! Guabhaeus nyelamatin Vian! Gua harus nyelamatin Vian!"

"Vion tenang, tenang sayang ... kau bara saja bangun, kepalamu masih sakit,"Alexa menahan pergelangan tangan Alvian yang ingin pergi dari sana.
"Tetap di sini,"

"Lepasin! Gua mah nyelamatin adik gua! Lepasin mom, Vian dalan bahaya! Dia di culik lagi!"

Alexa menghela nafas, apakah ini efek dari terkena pukulan itu, Alvian membicarakan dirinya sendiri, padahal yang di culik itu adalah Alvion.

"Kami sudah mencarinya baby, pasti sebentar lagi dia akan ketemu, kau tetap berada di sini, lihat kepalamu mulai berdarah lagi,"Alexa hanya tak mau jika Alvian kembali pingsan karena kondisinya belum pulih seutuhnya.

"Lepasin!"

"Vian dengarkan kami, kami pasti akan menemukan Vion secepatnya,"Ellard juga menahan tangan Alvian agar dia tidak kabur.

"Lepas! Gua bukan Vian! Gua Alvion! Gua nggak diculik!" Alvion menatap kedua orang tuanya dengan geram.

"Gua udah bilang kalo gua bukan Vian tapi kalian nggak percaya! Lihat adik gua sekarang di culik karena kita pengen tubuh kita balik lagi! Ini salah kalian! Kenapa kalian enggak percaya kalo kita itu tertuker! Gua bukan Vian! Gua Vion! Vian ..." Alvion meluruh ke lantai, ini salahnya.

Andai saja ia tak kekeh untuk kembali berpindah tubuh maka hal ini tak akan terjadi, Alvian tidak akan di culik seperti ini,"Maafin gua, ini salah gua ... sial! Kenapa nggak gua aja!"

Alvian sudah terlalu banyak menderita, dulu dia di culik dan sekarang ia di culik lagi dan mereka belum menemukan titik terang tentang keberadaan Alvian sekarang.

"Kenapa kalian enggak percaya! Gua bukan Vian! Vian di culik! Gua bukan Vian! Gua Vion!" Alvion menangis histeris, bagaimana jika Alvian kembali tersiksa seperti dulu.

Alexa dan Ellard terdiam. Tidak mungkin kan jika ucapan Alvion itu benar, tidak mungkin ada yang seperti itu bukan, mustahil. Sangat mustahil. Tak mungkin ada yang seperti itu karena itu adalah khayalan semata.

"Vian apa itu benar? Apa itu benar kau bukan Vian? Tapi bagaimana bisa itu ... kau Vion?"Alaxa tak bisa berkata-kata, apa ini jika Alvion bukan Alvian dan begitu sebaliknya berarti yang di culik itu adalah Alvian kembali.

"Gua udah bilang! Gua bukan Vian! Coba aja kalian percaya, gua nggak akan kekeh untuk bisa pindah tubuh lagi! Vian ... nggak gua harus cari Vian, pasti Vian belum diapa-apain sama tu orang,"Alvion ingin pergi dari sana tapi dia di tahan oleh Ellard.

"Jangan, di luar bahaya. Jika kau juga di culik seperti dia maka kami tidak akan memaafkan diri kami sendiri, jangan pergi Vion ..."

Walaupun ini terdengar mustahil. Tapi tampaknya apa yang dikatakan oleh Alvion adalah kebenaran. Dari sikap mereka yang terbalik dan banyak hal yang mereka sukai juga terbalik.

Jadi yang Alvion katakan hari itu benar, mereka menyesal tak mempercayainya, jika saja mereka percaya maka pasti tidak akan begini. Alvion tidak akan pergi mengajak Alvian dan tidak akan terjadi hal yang seperti ini.

"Kita akan mencarinya, kita akan mencarinya, Vion ..."

Alvion terduduk lemas, ia menangis dengan begitu kerasnya,"Vian ... maafin gua ... ini salah gua ..."

* * *

Alvian merasakan kepalanya berdenyut nyeri, ia berusaha membuka matanya, baru saja ia menarik nafas ia merasa dadanya sesak di timpa oleh benda yang mendorongnya hingga terjatuh.

Alvian terbatuk-batuk saat ia ditendang oleh sebuah kaki, rasanya sungguh sangat sesak sekali. Ia tidak bisa bernafas dan merasakan nyeri di dadanya.

Alvian meringkuk sambil memegang dadanya. Di mana dia, kenapa dia berada di sini.

Ia berusaha untuk duduk tapi sakit kembali menerpanya, tangannya diinjak oleh seseorang.
"Sa-kit lepasin ... abang tolong Vian ... abang ..."

Alvian ketakutan, ia bisa melihat seseorang yang menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian hitam sedang menginjak tangannya. Ia mencoba memukul kaki itu, tapi tetap saja kaki itu tidak melepaskannya.

"Tidak ada yang menolong mu di sini, menangis saja. Tidak ada yang melarang, aku suka mendengarmu menangis seperti itu."

Alvian kembali meringis saat perutnya di tendang oleh orang yang berada di depannya ini, ia memuntahkan isi perutnya karena itu benar-benar sakit.

"Am-pun sakit ... jangan pukul lagi,"Alvian memegang perutnya,"Abang tolong ..."

Vote →Comment→ Follow

Alvion & AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang