41. Apa gua bilang, elo sih!

587 75 9
                                    

Teriakkan dari orang berbeda umur itu sungguh sangat nyaring saat tiba di kamar Alvion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teriakkan dari orang berbeda umur itu sungguh sangat nyaring saat tiba di kamar Alvion.

Sudah bisa di tebak jika keluarganya ini akan tiba ke kediaman ini dengan waktu yang singkat, mereka pasti khawatir kenapa tiba-tiba menelpon dan mematikan telepon.

"Vion, Vian. Apa kalian tidak apa-apa? Apa ada yang ingin melukai kalian? Katakan pada mommy, sayang ada apa?!" Rasanya jantung Alexa ingin copot saat Alvion mematikan ponselnya begitu saja.

"Menyingkir,"Ellard tak mau kalah, dia memeriksa kedua putranya. "Apa ada yang melukai kalian? Siapa yang ingin melukai kalian? Apa dia pelakunya?!"

Deon yang berada disudut kamar terkesiap."Lah! Kok jadi gua yang kena, padahalkan gua nggak lakuin apapun ke Vion sama Vian!"

"Apakah begitu? Kau! Kau apakan adikku?"Axian ingin mencengkram tangan Deon, tapi saat itu juga tubuhnya di peluk oleh Alvion.

"Abang, bukan Deon. Deon nggak lakuin apapun. Sebenarnya kita mau ngomong sesuatu sama abang dan yang lain, iya kan bang?"Alvian menatap abangnya itu.

"Bener, nggak ada yang mau lukain kita kok, kita baik-baik aja," sebenarnya ingin sekali melihat Deon yang tersudutkan seperti itu, lihatlah wajahnya yang ketakutan. Menjadi hiburan tersendiri bagi Alvion.

Lega rasanya Alvian membelanya, tatapan menusuk di pancarkan Deon ke arah Alvion."Si Vion emang tega banget sama gua, cuma Vian yang baik sama gua, aduh sakit sekali hati dedek ini."

Helaan nafas terdengar dari mereka semua, untung saja kedua bocah ini tidak apa-apa, jika terjadi sesuatu pada Alvian dan Alvion lagi maka mereka tidak akan memaafkan diri mereka sendiri. Sudah cukup dulu kehilangan Alvian. Jangan lagi kehilangan mereka berdua.

"Jadi, Vion. Apa yang ingin kalian bicarakan?" Xander membawa Alvion kepangkuannya. Rindu sekali dengan anaknya ini.

Melihat itu, Axian juga melakukan hal yang sama pada Alvian tapi sebuah hadiah berupa pukulan pada lengan lah didapatkannya sebelum bisa melakukan itu.

"Jangan sentuh, jangan sentuh!" Alvion tidak suka itu, memilih untuk duduk bersama Alexa saja.

"Baiklah, jadi apa yang ingin anak daddy katakan?"Ellard ingin mendengar alasan apa yang membuat kedua anaknya ini menyuruhnya untuk pulang.

Kedua bocah itu saling memandang satu sama lain. Mereka memberi kode siapa yang ingin bicara.

Dan akhirnya Alvian lah yang memberanikan diri untuk berbicara."Mommy, daddy. Sebenarnya kita mau bilang kalo ... kita itu pindah tubuh, aku Vian yang pindah tubuh ke tubuh bang Vion."

"Bener, mommy. Aku Vion. Tapi kita pindah tubuh karena kecelakaan waktu itu. Jadi aku Vion dan ini,"tunjuknya pada Alvian."Di dalam sini tubuh eh salah salah! Di dalam sini jiwa Vian yang masuk ke tubuh Vion."

Walaupun agak terlalu aneh karena cara bicara mereka yang cepat, mereka harap mommy dan daddy'nya mengerti.

"Jadi begitu, apakah ini tugas yang di suruh guru kalian untuk membuatnya di rumah? Mommy rasa ini cerita yang bagus, bagaimana dengan kalian?"tanya Alexa pada mereka.

Xander dan Axian bertepuk tangan serentak.

"Sangat bagus, adik-adikku memang pintar. Apakah ini pentas sandiwara? Aku akan melihatnya nanti,"ujar Xander sambil mengelus rambut adiknya.

Axian juga akan mendukung adik-adiknya itu."Aku juga akan mendukung kalian, apa yang kalian butuhkan? Kostum atau apa, katakan padaku nantinya."

Ellard juga hanya tersenyum, anak-anaknya sangat manis jika seperti ini. Walaupun apa yang di sampaikan anaknya sangat aneh tapi Ellard tak akan mengabaikan itu.

Alvian, Alvion dan Deon menjatuhkan rahang mereka.

Apa ini! Kapan mereka mengatakan hal itu.

"Mommy, ini bukan tugas yang di kasih guru, ini beneran. Aku Vion! Ini Vian! Kita ketuker! Jiwa kita ketuker waktu kecelakaan kemaren!"jelas Alvion lagi.

Hening, tak ada yang bersuara. Mereka hanya menatap kembar itu dengan penuh kebingungan.

"Mommy, kalian percayakan? Kita pindah jiwa dan sekarang belum kembali,"Alvian juga mencoba menjelaskan.

Pandangan mereka teralih ke arah Deon yang menatap penuh kebingungan.

"Anak ini pasti yang mengajar kalian  untuk mengatakan ini, dia suka sekali membuat lelucon,"kata Xander yang di setujui oleh semua orang.

"Lah! Bang, aku nggak ada ngajarin mereka!"Deon seketika panik,"Kok gua lagi yang kena!"rasanya ingin menangis.

"Mommy, Kita nggak bohong! Kita emang pindah tubuh!"

"Iya sayang, tidak apa-apa. Mommy percaya. Sekarang mommy akan siapkan makanan dulu untuk kalian. Kalian mau makan apa?"Melihat anaknya yang terdiam dan tak menjawab Alexa hanya tersenyum."Mommy akan siapkan makanan spesial untuk kalian, Xander bisa bantu mommy?"
Alexa rank sedikit panik, dia mengode mereka agar melihat pakaian masing-masing.

Mungkin Alvion dan Alvian tidak sadar, tapi jika diperhatikan ada noda darah yang berada di pakaian mereka.

Mungkin karena panik, mereka tak sempat memikirkan hal ini.

Paham dengan situasi, satu per satu dari mereka segera pergi dari sana, tentunya untuk membersihkan diri. Sebelum itu mereka pamit dan mencium pipi kembar.

"Kan! Apa gua bilang!"Alvion menatap Deon dengan delikan tajam,"Mereka pasti nggak percaya, percuma aja kita jelasin. Udah tahu gua pasti bakal kayak gini, nggak mungkin ada yang percaya kalo gua bisa pindah tubuh gini."

Alvian dan Deon hanya menunduk, memikirkan ini saja mereka pusing. Bahkan setelah mengaku. Jiwa mereka juga tidak pindah.

Vote→⁠_Comment→ Follow

Vote→⁠_Comment→ Follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alvion & AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang