Bagaimana jadinya jika seorang remaja laki-laki nakal dan tidak bisa di atur berpindah tubuh ke tubuh remaja yang polos penuh dengan penderitaan.
Bagaimana juga dengan sebaliknya, bagaimana jika seorang remaja polos berpindah tubuh ke remaja nakal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alvion menatap kaget ke arah Reon yang mengatakan jika dirinya kembar.
"Gua kembar?" Ia terkekeh pelan,"Gua kembar dan gua nggak tahu kalo gua kembar? Kalian nutupin ini dari gua!"marah Alvion pada Reon.
Deon yang melihat itu segera menenangkannya,"Maksudnya Vian, kenapa kalian nggak tahu Vion soal ini? Kenapa kalian rahasiain kalo Vion itu kembar?"
"Itu karena tuan muda Al ..."
"Reon! Apa yang kau lakukan!" Xander mendorong Reon hingga tubuh pria itu menabrak dinding.
"Bang Reon!"Alvian terkejut, ia menatap Xander dengan takut. Kenapa Xander begitu marah.
"Ma-af tuan muda."Reon menunduk tak mau menatap Xander.
"Pergi!"
Reon bangkit dari lantai dengan tergesa-gesa, ia segera pergi dari sana sebelum Xander dan Alexa benar-benar marah padanya.
"Jangan nyakitin dia, dia cuma jujur sama Vion dan Vian. Nggak kayak mommy dan abang yang bohongin kita!" Alvion menatap tajam kedua wajah orang yang paling dia sayangi itu."Kenapa kalian nggak kasih tahu Vian kali dia kembar?"
Alexa mengambil nafas sedalam-dalamnya, ia ingin memeluk Alvion tapi sang empu malah menghindar."Vian, ini tidak seperti apa yang kau kira. Kami tidak merahasiakan apapun pada, Vion."
"Kalo nggak ngerahasiain ini apa?!" Tunjuk Alvion pada foto yang berada di tangannya.
Alexa kembali memejamkan matanya. Ia melihat kembali Alvion yang hanya diam saja, apakah Alvion begitu kecewa hingga tak mau berbicara padanya seperti ini.
"Vion, mommy bisa jelaskan ..."Alexa ingin memeluk putranya itu tapi Alvian tidak mengizinkannya.
"Jawab dulu kenapa? Kenapa mommy rahasiain ini dari, Vion?"mata Alvion sudah berkaca-kaca. Jadi ini alasannya kenapa mommy dan daddy'nya tak pernah akur."Yang bilang itu dia? Yang hilang itu dia kan?! Jawab mommy!"
Xander juga tidak bisa berkutik, mulut mereka seolah di tutup oleh sesuatu, tak bisa menjawab pertanyaan Alvion yang begitu menyakitkan ini.
Alexa menghela nafas kasar, ia mengangguk ragu membuat Alvion tak percaya. Jadi ini semua benar.
Dia yang mempunyai kembaran itu benar, ia kecewa. Ini bukan persoalan ia mempunyai kembaran tapi kenapa mommy dan daddy'nya tidak jujur.
Alvion menarik tangan Alvian begitu saja untuk pergi dari sana.
Xander ingin mengejar adiknya itu tapi Alexa melarang.
"Biarkan mereka tenang dulu." Ia tahu betul jika Alvion dalam keadaan emosi seperti ini maka hal yang tidak diinginkan pasti akan terjadi.
Deon juga tidak tahu harus melakukan apa, ia menatap Alexa dengan ragu-ragu."Tante, kalo gitu Deon pamit pulang aja ya ... soalnya ini udah malem. Nanti di cariin sama orang rumah." Deon meneguk ludahnya kasar saat bertatapan dengan tatapan tajam dari Xander. "Pulang dulu ya bang." Setelah mengatakan hal terakhir. Deon langsung kabur begitu saja.
Alexa hanya bisa meneteskan air matanya, ini lah yang ia takutkan. Jika Alvion tahu dan akan kecewa pada dirinya. Ini salah Ellard yang ingin merahasiakan semua ini.
"Ini semua salahku ..."
Xander memegang tangan Alexa, dan menatap mommy'nya lekat."Ini bukan salahmu. Ini bukan salahmu, mom. Kita juga tidak menginginkan ini terjadi. Jangan menyalahkan dirimu sendiri."
Alexa hanya dia saja, tapi ia tidak bisa melupakan kejadian bertahun-tahun lalu."Kau di mana? Alvin ..."
* * *
"Jangan nangis ya abang, nanti abang sesak ..." Alvian mencoba menenangkan Alvion yang terisak dengan kerasnya.
"Gimana gua nggak nangis, Vian ... Gimana gua nggak nangis kalo selama ini orang tua gua bohongin gua gini, mereka pisah karena adik gua hilang ... mereka udah bohong sama gua ..."
Sudah bertahun-tahun Alvion merasakan kejanggalan yang ad pada mommy dan daddy'nya itu. Mereka berpisah karet kembarannya yang entah kemana."Seharusnya mereka cari sama-sama kembaran gua bukan kek gini, ngerahasiain ini dan nggak peduli satu sama lain."
Alvion sudah dipisahkan berkali-kali oleh mommy'nya dan hidupnya tidak tenang selama ini.
"Mungkin daddy sama mommy enggak mau abang sedih, makanya mereka nggak kasih tahu abang,"ucap Alvian yang mencoba menenangkan kembali abangnya itu.
"Apapun alesannya tetep aja, Vian. Mereka seharusnya nggak ngerahasiain ini sama gua. Bang Xander sama bang Axian juga sama. Mereka nutup-nutupin ini ke gua. Gua ngerasa nggak di anggep sama mereka."
"Mana mungkin gitu bang, pasti mommy punya alesannya. Jadi abang nggak boleh sedih." Alvian membawa Alvion ke dalam pelukannya dan mencium kening abangnya itu,"Cup cup cup jangan sedih ya bang ..."
Alvion agak tenang sekarang, ia seperti anak kecil saja jika seperti ini, tapi dia tidak menampik jika ia benar-benar kecewa pada mommy dan daddy'nya.
"Dia ada dimana ya, Vian?"Alvion mengelus foto bayi itu.
Alvian menggeleng, "Nggak tahu abang ..."
Oke udah double!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.